-"Urip iku Urup."
Karya adaptasi dari film Jepang berjudul '3 ft Ball & Souls' ini menceritakan kisah 4 orang asing yang bertemu melalui sebuah grup obrolan di suatu media sosial. Pertemuan dalam sebuah gudang kecil ini terjadi karena adanya keinginan yang sama dari setiap orangnya. Keinginan untuk mengakhiri hidup. Tidak hanya orang dewasa, bahkan ada Anggun (Hanggini) yang merupakan seorang siswa SMA juga bergabung dengan kelompok kecil ini.
Setelah beberapa kejadian aneh yang dialami oleh Fahmi (Donny Damara), Raga (Ringgo Agus Rahman), Sukma (Marsha Timothy), dan Anggun, para penonton akhirnya dapat melihat alasan-alasan di balik keputusan mereka. Dari sini kita belajar bahwa:
Setiap orang memiliki beban hidup masing-masing
Terkadang, kita cenderung merasa bahwa beban hidup kita lah yang paling berat. Bahwa masalah yang dialami oleh orang lain tidak separah yang kita alami dan mereka hanya terlalu lemah dalam menghadapinya. Bahkan, remaja atau anak-anak juga memiliki beban hidupnya masing-masing. Melihat situasi yang ditunjukkan, kita bisa jadi merasa bahwa beberapa masalah yang dialami merupakan masalah yang berat. Akan tetapi, secara tidak sadar kita juga dapat berasumsi bahwa masalah yang lainnya bukan merupakan hal besar. Padahal, kapasitas diri setiap orang itu berbeda. Kemampuan kita, pengalaman masa lalu, dan banyak faktor lain yang juga dapat mempengaruhinya. Membandingkan diri dan merasa lebih baik dari orang lain tidak akan membuat kita terlihat keren.
Sudah dewasa pun, bukan berarti boleh mengakhiri hidup
"Kamu kan masih muda," begitu ucap mereka terhadap si gadis SMA yang tiba-tiba bergabung. Lalu, apakah hal itu berarti membenarkan keputusan tiga orang dewasa lainnya untuk mengakhiri hidup mereka? Menjadi dewasa memang berarti pikiran kita sudah lebih matang. Akan tetapi, pengambilan keputusan tersebut tidak dapat dibenarkan. Meskipun sudah dewasa, sudah dapat berpikir secara matang, dan merasa bahwa masalah yang dialami sangat berat, kita tidak bisa menormalisasikan keputusan seperti itu.
Ketika menerima cerita dari para tokoh, berusahalah untuk memahami dari kacamata korban dan tidak menghakiminya karena tidak ada yang mengetahui kondisi pasti dari orang lain. Orang-orang tersebut, bisa jadi hidup hanya untuk menunggu hari ia merealisasikan keputusannya. Terkadang hidup memang terasa berat. Tidak apa-apa jika kamu merasa lelah. Tidak apa-apa untuk beristirahat sejenak, tetapi jangan berhenti di sini.
Urip iku Urup
Hidup itu menyala dan tidak akan menyala jika kita mengakhirinya. Maka dari itu, cobalah untuk tetap hidup dan mencari arti penting di dalamnya, kompasianer!