Dalam serangkaian acara Milad Universitas Muhammadiyah Jakarta ke-68, pada Jum'at (22/12/2023) mengajak kalangan umum terutama mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk menghadiri acara nonton bareng dan diskusi bersama film Jomblo Fi Sabililah bersama Nabila Ayu dan Jastis Arimba, sutardara film Jomblo Fi Sabililah.
Sesi tersebut dimoderatori oleh Dinar Meidinar dan Nabil bertempat di aula KH. Azhar Asy'ari pada pukul 10.30 WIB. Sesi pertama dibuka dengan diskusi dan sharing session antara Nabilah Ayu dan Jastis Arimba pada khalayak umum mengenai film Jomblo Fi Sabililah. Namun, Nabilah Ayu menceritakan sedikit bagaimana proses karir dirinya bisa berakting, yang ternyata sudah digeluti sejak kecil bahkan mengikuti les khusus akting.
Mantan member JKT-48 itu mengungkapkan alasan dirinya mau menerima tawaran bermain film Jomblo Fi Sabililah garapan sutradata Jastis Arimba.
"Alasan mau berperan sebagai Anisa dalam film Jomblo Fi Sabillah itu keinginan untuk main film tentang kebaikan setelah melihat teman Nabila sendiri yang sesama aktris ada di poster yang berperan dalam film yang merujuk pada kebaikan (hijab)" ungkap Nabila Ayu.
Jastis Arimba selaku sutradara film mengungkapkan bahwa Jomblo Fi Sabililah tentu merupakan film yang mebahas tentang jomblo; namun isinya bukan hanya itu. Di dalamnya ada gambaran mengenai pembahasan parenting, friendship, dan bahkan isu LGBT.
Adapun tantangan yang dihadapi Nabila Ayu selama berperan sebagai Anisa dalam Jomblo Fi Sabililah ialah dari segi kepribadiannya yang atraktif namun harus memerankan sosok Anisa yang kalem, dan juga ada dialog yang memang harus membutuhkan kosentrasi tinggi. Melalui film Jomblo Fi sabililah, Nabila juga berpesan bahwa jangan ragu untuk meninggalkan seuatu yang memang tak pasti, dan jangan terburu-buru perihal jodoh.
Akhir dari sharing session tersebut ialah tips menggarap film dari Jastis Arimba pada anak muda.
"Ilmu itu dapat diambil dari mana saja diera digital ini, yang terpenting kita punya cita-cita dan mimpi. Passion dan cita cita. Etika pribadi dan norma yg sesuai. Juga ada keresahan untuk kita membuat film maupun sutradara. Passion dulu karena pastinya kalau kita punya jalan pasti bisa melakukan hal tersebut" ujar Jastis Arimba mengakhiri sesi diskusi bersama.
Sharing session yang berlangsung hampir dua jam tersebut diakhiri dengan foto bersama dan pemberian ucapan terimakasih dan kenang-kenangan serta wawancara singkat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H