Lihat ke Halaman Asli

Nisrina Bannowati

Mahasiswa Penerima Beasiswa KIP Kuliah STP Trisakti 2020

Kampung Budaya Sindang Barang, Kampung Tertua Sejak Abad Ke-12

Diperbarui: 24 Juli 2021   03:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri 2019.

Hai teman-teman, perkenalkan nama saya Nisrina Bannowati biasa dipanggil Nisrina. Saya adalah mahasiswi pariwisata di Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti jurusan Usaha Perjalanan Wisata dan merupakan salah satu penerima Beasiswa KIP Kuliah di Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti. Kali ini saya akan berbagi informasi menarik tentang kampung tertua di Jawa Barat yang berada di Bogor.

Tak lengkap rasanya berkunjung ke Bogor, namun tidak mempelajari budaya sunda. Kampung Budaya Sindang Barang adalah suatu kawasan permukiman adat wisata budaya. Kampung ini merupakan kampung tertua di Jawa Barat. Menurut pantun setempat, Kampung Sindang Barang sudah ada sejak zaman Kerajaan Sunda sekitar abad ke 12. Di kampung ini juga dipercaya terdapat kerajaan bernama Sindangbarang dengan ibukota Kutabarang. Dimana kebudayaan Sunda Bogor bermula dan berkembang seperti budaya Upacara Adat Seren taun. Kampung Budaya Sindang Barang berada di Desa Pasir Eurih Kecamatan Taman Sari Kabupaten Bogor. 

Kampung sunda ini memiliki jejak sejarah kebudayaan yang cukup kuat, banyak ditemui peninggalan-peninggalan sisa masa lalu yang eksotis. Terdapat 78 lokasi situs sejarah Pakuan Sindangbarang, upacara tradisional (upacara adat Serentaun, upacara adat Neteupken, upacara adat Pabeasan, dan berbagai upacara adat), dan kesenian tradisional Sunda. 

Ritual tradisi Sunda yang menjadi ciri khas Kampung Budaya Sindang Barang adalah Seren taun. Seren taun merupakan suatu bentuk rasa syukur atas rezeki hasil panen yang biasa dilaksanakan setiap bulan Muharam. Acara upacara seren taun yaitu neteupkeun di imah gede, ngembang ke makam leluhur di Gunung Salak, munday, mentang layangan, lomba nyumpit dan panahan, ambil air suci dari 7 sumber mata air, ngangkat di imah bali, riungan tentang sejarah Sindangbarang, sedekah kue, upacara nyebor batu ungkal biang, hiburan seni tradisional dan modern. 

Terdapat rumah besar saat teman-teman memasuki kawasan kampung ini, rumah itu dinamai Imah Gede. Imah gede biasanya digunakan sebagai balai pertemuan. Di dalam imah gede terdapat berbagai alat musik gamelan, dan benda-benda pusaka. Ada juga rumah-rumah lain yang lebih kecil disebut leuit yang digunakan sebagai tempat menyimpan hasil panen atau lumbung padi milik warga setempat. Dan ada juga rumah tradisional yang digunakan untuk menginap para tamu yang datang.

Di Kampung Sindang Barang diselenggarakan berbagai kegiatan seni, seperti menari jaipongan, silat cimande, gamelan, dan angklung. Ada juga praktek kegiatan kebudayaan warga seperti menumbuk padi, nandur (menanam padi), hingga memandikan kerbau. Tak ketinggalan, ada juga permainan tradisional khas sunda.

Di kawasan kampung wisata ini terdapat situs purbakala, lebih dari 90 situs purbakala dan 33 buah diantaranya berupa bukit berundak peninggalan kerajaan Padjadjaran. Situs-situs yang ada seperti Batu Menhir, Batu Kursi, Batu Dakon, dan Batu Tapak.

Salah satu bukti sejarah yaitu Taman Sri Bagenda, taman ini merupakan sisa Taman Kerajaan Sunda pada zaman dahulu kala yang berupa kolam yang panjang dan lebarnya mencapai 40×15 m. Sumber airnya berasal dari Sumur Jalatunda.

Kampung Budaya Sindang Barang sebagai bukti kearifan lokal kebudayaan sunda yang di lestarikan hingga sekarang. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline