Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Komponen Utama Data Warehouse: Cara Kerja dan Manfaatnya

Diperbarui: 17 Oktober 2024   12:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Data warehouse adalah sistem penyimpanan data yang dirancang khusus untuk mendukung pengambilan keputusan strategis dalam sebuah entitas. Dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber dan mengintegrasikannya dalam satu lingkungan terpusat, data warehouse memungkinkan analisis jangka panjang yang mendalam. Berbeda dari sistem database operasional yang berfokus pada transaksi sehari-hari melalui Online Transaction Processing (OLTP), data warehouse dirancang untuk analisis historis dan pelaporan menggunakan Online Analytical Processing (OLAP). 

Data yang tersimpan dalam data warehouse memiliki beberapa karakteristik penting, seperti integrasi dari berbagai sumber, menjaga integritas data agar dapat diandalkan, mudah diakses oleh pengguna yang membutuhkannya, serta kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, data warehouse juga memastikan data selalu tersedia tepat waktu untuk analisis yang relevan.

Fungsi utama data warehouse adalah membantu manajemen dalam pengambilan keputusan yang lebih baik melalui data terintegrasi, menyediakan informasi historis yang memungkinkan analisis tren jangka panjang, serta mengurangi beban sistem operasional tanpa mengganggu sistem utama. Semua data disimpan secara konsisten, memungkinkan pengguna dari berbagai departemen untuk menggunakan informasi yang sama dengan standar yang seragam. Dalam hal ini, data warehouse berbeda dari database operasional yang sering diperbarui dan lebih berfokus pada transaksi harian seperti penjualan atau pemrosesan pesanan.

Komponen utama dari data warehouse meliputi beberapa bagian penting, yaitu sumber data, proses persiapan data (data staging), penyimpanan data, dan penyampaian informasi (information delivery). Sumber data dapat berasal dari data produksi harian, data internal perusahaan seperti laporan keuangan, arsip data historis, maupun data eksternal dari pihak ketiga. Proses persiapan data melalui tahap ETL (Extract, Transform, Load) dimulai dengan mengekstraksi data dari berbagai sumber, mentransformasikan data agar sesuai dengan kebutuhan analisis, dan akhirnya memuat data ke dalam penyimpanan warehouse. Setelah itu, data yang disimpan di dalam warehouse meliputi metadata (informasi tentang data), summary data (data ringkasan untuk analisis), serta raw data (data mentah yang siap digunakan untuk analisis lebih lanjut). Penyampaian informasi dilakukan melalui berbagai alat seperti laporan, query analysis, OLAP, atau data mining.

Pengembangan data warehouse dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu Top-Down dan Bottom-Up. Pendekatan Top-Down memulai pengembangan dengan mengumpulkan dan mengintegrasikan semua data dari berbagai departemen untuk mendapatkan gambaran menyeluruh dari perusahaan. Meskipun memerlukan waktu dan biaya yang lebih besar, pendekatan ini menghasilkan informasi yang komprehensif dan terpusat. Sebaliknya, pendekatan Bottom-Up dimulai dengan pembuatan data mart, yaitu bagian dari data warehouse yang berfokus pada analisis subjek tertentu. Data mart ini nantinya dapat diintegrasikan untuk membentuk data warehouse yang lebih besar. Pendekatan ini lebih cepat dan fleksibel, namun memiliki risiko redundansi dan inkonsistensi data antar data mart.

Fase pengembangan data warehouse dimulai dari perencanaan proyek yang menetapkan tujuan dan dukungan stakeholder, diikuti dengan definisi kebutuhan data berdasarkan observasi dan wawancara dengan pihak terkait. Setelah itu, dilakukan desain skema data warehouse, baik secara logis maupun fisik, disusul dengan konstruksi sistem melalui instalasi hardware dan software. Proses ETL kemudian dilakukan untuk memindahkan data dari berbagai sumber ke dalam warehouse. Setelah deployment, data dimuat untuk pertama kali dan sistem diuji untuk memastikan penerimaan pengguna. Terakhir, pemeliharaan dilakukan untuk memastikan kinerja sistem tetap optimal dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan informasi baru.

Data warehouse telah digunakan secara luas di berbagai sektor, seperti layanan keuangan dan perbankan untuk analisis risiko, sektor ritel untuk manajemen stok dan analisis pelanggan, serta sektor kesehatan untuk pengelolaan catatan medis dan analisis biaya layanan. Dengan menggunakan data warehouse, lembaga dapat mengelola data mereka secara efektif, memungkinkan analisis yang mendalam, dan mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline