Berbicara mengenai anjing laut memang tidak akan pernah ada habisnya. Fauna laut nan lucu dan menggemaskan ini telah menjadi daya tarik di berbagai tempat wisata maupun kebun binatang. Tapi tahukah Anda, mamalia air yang tergolong kedalam superfamili Pinnipedia bersama singa laut, gajah laut dan walrus ini memiliki rahasia yang tak terduga pada kumisnya? Yuk, simak penjelasan di bawah ini!
Karakter Anjing Laut
Anjing laut merupakan karnivora air yang pada umumnya memangsa ikan, cumi, dan hewan laut lainnya. Namun, salah satu spesies anjing laut yakni Hydrurga leponyx atau anjing laut leopard seringkali memangsa penguin dan anjing laut lainnya, lho!
Hiii! Anjing laut dikelompokkan kedalam superfamili Pinnepedia, karena memiliki empat sirip di bagian depan dan belakang tubuhnya. Sirip tersebut berfungsi sebagai organ yang membantu anjing laut untuk bergerak dan berenang di dalam air.
Anjing laut berada di dalam satu kelompok bersama singa laut, gajah laut dan walrus, tahu kan bedanya singa laut dan ajing laut? Anjing laut memiliki karakter yang khas, diantaranya tidak memiliki daun telinga, taring yang pendek, moncong yang tidak meruncing dan sirip depan berukuran lebih pendek dibandingkan singa laut. Lalu, apa sih sesuatu yang spesial dari anjing laut?
Vibrissae
Sesuatu yang spesial pada anjing laut adalah vibrissae! Ya, kumis! Vibrissae merupakan rambut pada bagian hidung yang dapat berfungsi sebagai indera, yang tersusun atas keratin dan berasal dari lapisan epidermal yang dapat ditemui hampir pada seluruh mamalia, termasuk kucing dan manusia. Vibrissae merupakan reseptor mekanis yang dapat mengubah stimulus mekanis menjadi sinyal listrik yang akan diteruskan ke sistem saraf pusat.
Vibrissae memberikan kemampuan kepada pemiliknya untuk mendeteksi setiap getaran mekanis berupa suara, sentuhan, tekanan dan arus air serta merespon terhadap stimulus yang diterima. Jika diperhatikan, vibrissae terlihat sangat berkembang pada mamalia laut karena memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan mereka.
Berdasarkan lokasinya, vibrissae dikelompokkan menjadi tiga, yaitu mystacial (tepi moncong), supraorbital (mata) dan rhinal (hidung). Ketiga tipe vibrissae tersebut diketahui memiliki karakter yang berbeda dan memiliki fungsi yang berbeda pula.
Vibrissae pada anjing laut memiliki sistem persarafan yang amat tinggi karena memiliki akson yang termielinasi pada setiap Follicle Sinus Complex (FSC). Struktur persarafan tersebut memungkinkan anjing laut untuk menerima stimulus berupa getaran air dengan amplitudo yang amat rendah!
Vibrissae pada anjing laut berfungsi dalam menerima stimulus hidrodinamika (gerakan air), yang sangat penting bagi anjing laut untuk berburu di perairan gelap nan keruh. Anjing laut dapat mendeteksi getaran air yang amat kecil dengan amplitudo 245 m.
Hal tersebut menunjukkan bahwa vibrissae pada anjing laut memiliki sensitivitas yang sangat tinggi. Anjing laut berburu mangsa dengan mendeteksi getaran air yang ditimbulkan oleh ikan saat berenang. Getaran tersebut menjadi sumber informasi bagi anjing laut mengenai arah gerakan, ukuran, dan bentuk mangsa.
Namun, bagaimana membuktikan bahwa vibrissae-lah yang berperan dalam mendeteksi mangsa? Pada tahun 2017, Niesterok dan kolega melakukan penelitian yang bertujuan untuk membuktikan hipotesis bahwa vibrissae merupakan mekanoreseptor yang dapat mendeteksi getaran air, serta untuk mengetahui sensitivitas vibrissae dalam mendeteksi stimulus dalam air.