Kereta Api Indonesia (KAI) dan Kereta Commuter Line (KCL) kini termasuk primadona angkutan umum. Sejak Bapak saya pindah kerja dari Kalimantan Timur dan tinggal di Tangerang di akhir tahun 1988, saya dan keluarga rutin naik kereta saat bepergian untuk urusan pekerjaan di seputar Jabodetabek, tak terkecuali saat mudik ke Jawa.
Jadi, keluarga kami mengalami langsung transformasi positif kualitas kereta di Indonesia selama hampir 35 tahun ini. Ibarat nilai mutu, dari dulunya KAI bernilai D hingga kini telah bernilai A (semoga kelak bernilai A+, Aamiin), tentunya harus kita apresiasi, sepakat ya?
Wajarlah sekarang penumpang KAI semakin bertambah setiap tahunnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, jumlah penumpang kereta api Indonesia tercatat sebanyak 277,12 juta orang sepanjang 2022 lalu atau meningkat sebesar 85,04% dibandingkan pada tahun 2021 yang sebanyak 149,76 juta orang.
Di bawah pimpinan Bapak Ignasius Jonan selaku Direktur KAI pada tahun 2009-2014, penumpang KAI dapat merasakan keamanan dan kenyamanan berkereta yang merupakan hasil kerja tim dari jajaran direksi hingga staf di lapangan. Bagi saya, semuanya adalah pahlawan perkeretaapian, khususnya ketiga petugas berikut.
Tanpa mengecilkan peran petugas KAI lainnya yang jelas tak kalah pentingnya, pemilihan ketiganya sebagai pahlawan KAI versi saya ini murni karena pengalaman pribadi yang begitu terbantu dengan hadirnya mereka.
Semoga kehadiran dan peran mereka dapat diapresiasi dalam bentuk insentif materi maupun promosi jabatan sehingga semakin memotivasi kinerja yang berkualitas prima.
1. Petugas Keamanan
Sekitar akhir Desember 2022, saat hendak keluar dari Stasiun Tanah Abang pada suatu sore selepas Ashar, saya melihat seorang ibu dan nenek mendorong seorang anak perempuan yang berusia kira-kira kelas 3-4 SD di kursi rodanya saat ketiganya hendak pergi dengan Commuter Line.