Kasus penembakan kucing tanpa pemilik di Bandung oleh seorang perwira militer belum lama ini kembali membuat masyarakat geram dan prihatin.
Apakah sampai begitu mengganggunya kawanan kucing jalanan tersebut hingga seseorang tega menembaknya?
Selain merawat dua ekor kucing domestik hasil rescue di rumah, keluarga kami juga rutin memberi makan pagi dan sore untuk kucing tak bertuan di sekitar gang perumahan. Seringnya mereka diberi pakan kucing kering (dry food) seperti dua ekor kucing kami.
Kelompok kucing jalanan yang berjumlah sekitar 6-8 ekor itu hanya datang ke depan rumah kami saat waktunya makan. Setelah kenyang, mereka pergi dan tidak kencing serta buang kotoran di rumah kami.
Syukurlah, di sekitar rumah kami masih ada gundukan tanah kosong sehingga kucing jalanan tersebut BAB dan kencing (poop & peep) di sana. Namun, terkadang tetap ada saja ada 1-2 ekor kucing yang buang kotoran sembarangan, duh!
Tetapi, itu bukan berarti dapat membenarkan seseorang menyiksa apalagi sampai membunuh kucing dan hewan jalanan lainnya.
Selama masih ada cara yang beradab, kita tetap dapat hidup berdampingan dengan hewan jalanan, beneran lho!
Pengalaman saya, cukup kita usir dengan ucapan "hush, hush, hush!", kucing akan pergi kok. Kalau belum mempan, saat kita goyangkan sapu lidi atau ijuk maupun diciprati air dingin dari kejauhan, mereka otomatis akan kabur karena sadar diri, kehadirannya tak diinginkan.
Di bawah ini, ada tiga hal yang dapat kita lakukan agar kehadiran kucing dan hewan jalanan lainnya tak sampai membuat kita hilang kesabaran berdasarkan pengalaman pribadi maupun orang lain. Percaya deh, kucing (dan anjing) tersebut hanya meminta sedikit perhatian dari manusia, yaitu makanan, sehingga kita tak perlu sampai mencabut nyawanya.