Lihat ke Halaman Asli

Khairunisa Maslichul

TERVERIFIKASI

Profesional

Sempat Ditolak, Kini "Lunana: A Yak in the Classroom" Menembus Nominasi Oscar

Diperbarui: 29 Maret 2022   12:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film "Lunana: A Yak in the Classroom" dari Bhutan ini berkisah tentang pencarian kebahagiaan (Ilustrasi: Filmingo)

Apa yang terlintas di benak Anda ketika mengetahui suatu film termasuk nominasi piala Oscar? Film tersebut tentunya punya kualitas (jauh) di atas rata-rata.

Oscar dapat dibilang sebagai indikator paling bergengsi untuk mutu suatu film.

Sejarah panjang piala film yang sudah berusia 94 tahun tersebut membuat Oscar menjadi tolok ukur tertinggi bagi para sineas film di seluruh dunia.

Selama ini, nominasi dan pemenang Oscar identik dengan negara maju, khususnya negara Barat. Tak heran, kemenangan film Parasite yang bercerita tentang timpangnya kelas sosial antara kaum papa vs kaya dari Korea Selatan pada tahun 2020 lalu sebagai film pertama dalam bahasa selain Inggris untuk kategori Best Picture memberi angin segar bagi film Asia.

Tahun 2022 ini, film dari sebuah negara terkecil di Asia Selatan dengan total penduduk kurang dari 1 juta jiwa (hanya sekitar 756,100 orang menurut survei tahun 2021) yaitu Bhutan berhasil menarik perhatian dunia. 

Film Lunana: A Yak in the Clasroom yang digarap oleh seorang sutradara pemula bernama Pawo Choyning Dorji (39) menjadi salah satu nominasi fitur film internasional terbaik (International Feature Film) pada Oscar 2022.

Di atas kertas, peluang menangnya film Lunana yang diproduksi tahun 2019 atau sebelum pandemi mewabah ini untuk memang dapat dibilang paling kecil. Dorji sang sutradara pun mengakui bahwa nominasi Oscar ini lebih mirip sebuah mimpi indah bagi masyarakat Bhutan.

Saat wawancara virtual dengan staf dan mahasiswa The University of Southern California School of Cinematic Arts (USC-SCA), Dorji bahkan mengakui film Lunana sempat ditolak masuk seleksi Oscar 2021 karena kendala teknis administrasi. Namun, panitia Oscar memberinya kesempatan untuk mencoba kembali di tahun 2022.

Keberhasilan menembus nominasi Oscar 2022 ini pun hampir terganjal (lagi) karena situs resmi pendaftaran Oscar belum memasukkan Bhutan dan bahasanya sebagai salah satu negara peserta sehingga Dorji sempat tak bisa mengisi formulir daring tersebut. Tak patah arang, Dorji yang bukan alumni sekolah film itu lantas mengirim surat elektronik ke panitia Oscar untuk memberitahukan kesulitannya.

Usaha gigih Dorji membuahkan hasil dengan diterimanya pendaftaran Lunana, bahkan hingga menembus nominasi. Selain faktor cerita filmnya, kisah perjuangan sutradara Lunana pun tak kalah menariknya andainya dibuatkan film tersendiri kelak.

Maka itulah, saya menjagokan Lunana sebagai pemenang kategori film internasional terbaik pada Oscar 2022 ini. Ketiga hal berikut ini adalah penjelasan tentang layaknya Lunana menyabet Oscar untuk pertama kalinya bagi negara Bhutan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline