Apa yang terlintas di benak kita ketika mendengar kata 'relawan'? Kerja sosial (tanpa pamrih) biasanya yang akan langsung terbayang.
Wajarlah saat istilah relawan (volunteer) dan kemanusiaan serta kepedulian sosial sering disandingkan. Menariknya, hal ini tidak 100% benar ataupun salah lho.
Sepanjang pengalaman saya menjadi relawan sejak kuliah dulu, ada saja cerita tak terduga seputar dunia relawan. Alasan menjadi relawan termasuk salah satunya.
Jujur, saya pribadi pertama kali tertarik bergabung sebagai relawan di daerah bencana alam (lebih) karena untuk mengisi waktu liburan kuliah.
Setelah orang tua mengizinkan karena lokasinya sudah aman, saya pun berangkat sebagai relawan di dapur umum.
Tak sedikit pula teman relawan saya ketika itu yang (prioritas) tujuannya adalah jalan-jalan ke luar kota.
Maklumlah, para relawan mahasiswa tersebut difasilitasi dengan bus kampus sampai lokasi.
Kocaknya lagi, ada yang menjadi relawan karena mahasiswa atau mahasiswi idamannya turut serta. Jadilah sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui, karena sepulang dari misi relawan, ada yang sampai pacaran, bahkan hingga menikah, keren banget kan tuh!
Maka inilah tiga alasan (sebenarnya) seseorang menjadi relawan seperti yang pernah saya dapati langsung.
Syukur Alhmadhulillah, apapun alasan (utama) seseorang bergabung menjadi relawan, selama ini saya melihat kerja relawan mereka tetap serius dan bertanggungjawab hingga selesai.