Apakah Anda sudah membeli (kemasan) BTS Meal yang kini sedang viral? Saya tidak mencobanya karena bukan termasuk ARMY (fans berat BTS).
Tentu saja saya jadi tak mengetahui persis rasanya. Tapi, menurut pengalaman orang-orang yang sudah mencicipinya, rasanya 'B aja' alias biasa aja tuh hehehe...
Mungkinkah itu yang membuat foto BTS Meal di Dubai-Uni Emirat Arab yang tak habis dan ditinggalkan begitu saja di meja oleh konsumen jadi viral? Di sana, BTS Meal bisa dimakan di tempat.
BTS Meal di Indonesia hanya dapat dibeli via layanan pesan antar (delivery service). Wah, jangan-jangan warganet +62 hanya memburu kemasan ungunya dan isinya malah berakhir di tong sampah rumah, parah!
Jumlah sopir online (ojol) yang membludak saat mengantri BTS Meal itu sangat berpeluang besar untuk berbanding lurus dengan jumlah sampahnya jika ternyata pembeli tidak menghabiskannya. BTS Meal itu pun bisa saja berakhir sebagai food waste (sampah makanan) di banyak rumah.
Laporan the Food Index Waste Report 2021 dari UNEP (the UN Environment Programme/badan PBB untuk lingkungan) mendapati bahwa 931 juta ton food waste dihasilkan dari 54 negara setiap tahunnya.
Sementara itu, 570 juta ton (lebih dari 50%) dari total food waste itu berasal dari sampah di rumah tangga, waduh sayangnya!
Padahal, perjalanan sebuah makanan dan minuman dari tanaman di lahan pertanian hingga menjadi hidangan meja makan itu (sangat) panjang prosesnya. Maka inilah empat cara praktis untuk segera mengurangi food waste yang dimulai dari rumah kita masing-masing.
1. Beli yang perlu
Bagaimana cara membedakan lapar mata dan lapar sebenarnya? Minumlah 2-4 teguk air putih dan tunggulah selama 5 menit.
Saat tubuh kita tak lagi (terlalu) bernafsu ingin memakan sesuatu sesudah meminum air putih, bisa jadi kita baru saja mengalami lapar mata. Perut terasa melilit karena asam lambung meningkat juga tak ditemui pada lapar mata seperti halnya saat kita benar-benar lapar.
Untuk menghindari lapar mata, biasakan untuk pergi ke luar rumah saat kenyang dan bawalah botol air isi ulang pula.
Saat perut lapar selama perjalanan, kadang makanan yang biasanya tidak kita sukai di rumah pun, jadi terasa enak sehingga terpaksa dibeli.