Lihat ke Halaman Asli

Khairunisa Maslichul

TERVERIFIKASI

Profesional

Mengatasi Amukan si Cincin Api dengan Informasi Resmi

Diperbarui: 14 September 2018   17:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Budaya sadar bencana bisa ditanamkan sejak dini seperti berlindung di kolong meja kayu saat gempa (Photo: jpninfo.com)

               

                Cincin logam jelas diinginkan dalam pernikahan.  Harga emas yang terus naik dan diumumkan setiap hari tetap membuat orang membelinya.  Tapi, bagaimana dengan info resmi bahwa daerah kita masuk dalam lokasi cincin api (the  ring of fire)?

                Letak geografis Indonesia inilah yang wajib diketahui oleh seluruh masyarakat Indonesia.  Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Indonesia  termasuk bagian Cincin Api Pasifik.  Maka itu, siaga bencana adalah suatu keharusan.1]

                Cincin atau Lingkaran Api Pasifik adalah gugusan gunung api aktif, tak terkecuali di Indonesia. Dahsyatnya erupsi (letusan) Gunung Krakatau di Lampung tahun 1883 dan Gunung Merapi di Yogyakarta tahun 2010 bahkan  menarik perhatian masyarakat global.  

Lokasi cincin api juga berada di irisan 3 (tiga) lempeng tektonik dunia.  Ketiganya yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.  Saat ada lempeng bumi yang bergeser, maka gempa bumi, tsunami, dan erupsi akan terjadi.  Seram ya?

Indonesia berlokasi di lingkaran cincin api Pasifik yang rawan erupsi gunung berapi, gempa bumi, dan tsunami (Photo: www.nationalgeographic.org)

Layaknya "sedia payung sebelum hujan", kita sulit menentukan waktu pasti turunnya hujan maupun datangnya bencana.  Tetapi, payung membuat kita tak basah kuyup saat hujan.  Begitu pula dengan manajemen bencana agar kita siap untuk selamat.

Titik kritis dari manajemen bencana yaitu tersedianya informasi yang valid dan akurat.  Jika informasi tak tepat, respon tindakan bisa menyesatkan dan bahkan membahayakan.  Misalnya broadcast info via WhatsApp dari sumber yang tak jelas.

Di Indonesia, informasi pasti dan terpercaya terkait seluk-beluk bencana dapat diakses melalui situs dan media sosial BNPB.  Penelitian Michigan State University di AS tahun 2015 menunjukkan strategisnya peran media sosial dalam manajemen bencana.2]

Penelitian tersebut mendapati pada tahun 2015, sejumlah penduduk Nepal belum mengalami gempa namun telah membaca cuitan (tweet) tentang gempa di daerah lain.  Ternyata, beberapa menit setelahnya, mereka turut merasakan gempa.

Infrastruktur tahan bencana dapat meminimalisir jumlah korban jiwa dan kerugian ekonomi pasca bencana (Photo: www.colorado.edu)

Adanya tanda peringatan dini (early warning sign) jelas mengurangi dampak negatif bencana, terutama jumlah korban jiwa.  Ilmuwan dari University of Colorado Boulder di AS pada Februari 2018 membuktikan manfaat ekonomi dari siaga bencana.3]

Riset itu mendapati, dari setiap dollar AS (US$1) anggaran untuk bangunan tahan bencana alam, pemerintah dapat menghemat sekitar US$6 (sekitar Rp.90.000) untuk setiap kerusakan.  Contohnya antara lain hilangnya properti dan gangguan kesehatan.   

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline