Siapa yang tak kenal susu? Ketika bayi, susu adalah sumber zat gizi untuk dikonsumsi sehari-hari. Saat balita dan usia sekolah, susu mendukung proses pertumbuhan dan perkembangan. Begitu pula selama kuliah, bekerja, dan menikah.
Sayangnya, konsumsi susu di Indonesia masih rendah. Data Kementerian Pertanian tahun 2016 menunjukkan bahwa konsumsi susu nasional hanya 11,8 liter/kapita/tahun, termasuk produk olahan susu yaitu keju, yoghurt dan sejenisnya.[1]
Padahal, susu kaya protein dan mineral seperti Kalsium (Ca), Fosfor (P), dan Zat Besi (Fe). Protein berfungsi sebagai zat pembangun sel tubuh dan mineral membantu lancarnya fungsi tubuh. Contohnya, Ca untuk pembentukan dan kesehatan tulang.
Peran susu semakin penting untuk individu aktif yang sering melewatkan waktu makan karena kesibukan rutinnya. Sedangkan, energi yang masuk dan keluar tubuh harus seimbang. Nah, inilah manfaat susu yang bisa dirasakan langsung oleh si sibuk.
Elektrolit di Susu Terbukti Mengatasi Dehidrasi
Kegiatan di dalam ruangan ber-AC dan di bawah sinar matahari sama-sama dapat membuat tubuh berkeringat. Jika kurang minum, seseorang bisa mengalami dehidrasi (kekurangan cairan), bahkan hingga jatuh pingsan saat terpapar terik matahari.
Penelitian dari McMaster University Kanada tahun 2011 membuktikan susu lebih efektif mengatasi dehidrasi dibandingkan air putih dan minuman berenergi (sports drink). Mineral tubuh yang keluar bersama keringat digantikan oleh elektrolit pada susu. [2]
Jadi, pastikan susu selalu tersedia di tas Anda saat bepergian. Saat ini, sudah banyak tersedia susu cair dalam kemasan di pasaran. Ketika sudah dibuka, susu cair harus segera dihabiskan. Selain susu, yoghurt juga dapat menjadi pilihan bekal Anda.
Susu Mengurangi Resiko Kerusakan Gigi
Saat melewatkan makan, ngemil (snacking) pun dilakukan si sibuk. Bahayanya, cemilan tinggi karbohidrat dan gula-garam-lemak itu memicu kerja bakteri gigi yang bersifat asam. Akibatnya, karang gigi (plaque) dan gigi berlubang (cavities) pun muncul.
Solusinya adalah dengan meminum susu setelah konsumsi karbohidrat. Riset di University of Illinois Amerika Serikat tahun 2013 menunjukkan konsumsi susu setelah makan sukses mengurangi tingkat keasaman gigi (acidity) daripada air putih dan jus buah. [3]