Bagi orang kaya, liburan bisa ke mana saja. Ini karena dana tamasya (lebih tepatnya uang) mereka jauh di atas rata-rata. Tak heran, piknik orang berduit biasanya identik dengan tempat yang mewah dan fasilitas melimpah. Tapi, apakah semua liburan orang kaya memang seperti itu?
Indonesia sejak lama dikenal dengan keindahan alamnya yang luar biasa bahkan hingga ke mancanegara. Mulai Sabang hingga Merauke, banyak daerah wisata yang sering menjadi incaran para turis lokal dan juga asing, dari wisata alam, budaya, sampai wisata kuliner.
Salah satu propinsi di Indonesia yaitu Jawa Tengah memiliki alam yang cantik dan subur sekaligus melegenda sejarahnya. Siapa yang tak tahu betapa subur tanah pertanian di sepanjang lereng pegunungan Merapi dan Merbabu akibat debu dan lahar vulkanik yang dikeluarkannya?
Bagi penggemar wisata sejarah dan religi, Jawa Tengah adalah surga. Sebut saja lengkapnya peninggalan bangunan bersejarah dari zaman keemasan kerajaan saat Indonesia masih bernama Nusantara. Bentuknya beragam dari tempat tinggal anggota keluarga bangsawan seperti keraton dan istana maupun tempat ibadah, contohnya antara lain masjid dan candi.
Bahkan sebuah candi legendaris di Jawa Tengah menjadi lokasi salah satu "Situs Warisan Dunia (World Heritage Site)". Ya, Candi Borobudur di Kabupaten Magelang termasuk bangunan bersejarah dunia berdasarkan daftar yang dikeluarkan oleh badan resmi PBB atau Perserikatan Bangsa-bangsa di bidang pendidikan, pengetahuan, dan budaya, yaitu UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization) sejak tahun 1991.
Saat menyebut nama Candi Borobudur, orang pasti langsung membayangkan begitu luas dan besarnya candi peninggalan kerajaan Buddha dari wangsa Syailendra tersebut. Apalagi saat teringat puncak Candi Borobudur yang menjadi lokasi stupa terbesar di sana. Sungguh unik!
Candi Borobudur dibangun hampir selama 1 abad atau selama 75 -- 100 tahun pada sekitar tahun 800 Masehi. Memang tidak ada keterangan pasti waktu dimulainya pembangunan candi yang diperuntukkan bagi pemeluk agama Buddha aliran Mahayana tersebut.
Informasi yang berhasil dikumpulkan oleh para sejarawan dan arkeolog, Candi Borobudur dibangun pada periode puncak kejayaan kerajaan dinasti Sailendra (760 -- 830 M) yang dikenal sebagai penganut taat Buddha Mahayana. Ada pula kemungkinan, kebesaran Sailendra turut dipengaruhi oleh kedigdayaan kerajaan Buddha terbesar di Indonesia saat itu yaitu Sriwijaya.
Di dunia pariwisata, sekarang Candi Borobudur menjadi obyek wisata tunggal yang paling banyak didatangi para turis. Bukan hanya itu saja. Secara wisata religi di Propinsi Jawa Tengah, Candi Borobudur juga adalah lokasi yang paling ramai dikunjungi para wisatawan. Nomor duanya yaitu Masjid Agung Demak yang didirikan oleh Raden Fatah, raja pertama dari Kesultanan Demak di abad ke-15 Masehi. Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa beragamnya agama di Jawa Tengah sejak zaman dahulu kala tak pernah berpotensi menjadi konflik melainkan malah merupakan bukti nyata toleransi yang lestari dan abadi serta lokasi wisata yang menyejukkan hati.
Namun, siapa sangka, Candi Borobudur yang kini telah tersohor pamornya hingga tingkat dunia sebagai ikon wisata di Indonesia, dulu sempat ditelantarkan dan terkubur di hutan belantara selama ratusan tahun. Atas prakarsa seorang Gubernur Jenderal di Jawa, Sir Thomas Stamford Raffles, maka di tahun 1814, Candi Borobudur mulai dikenal kembali oleh dunia hingga kini.