Lihat ke Halaman Asli

Khairunisa Maslichul

TERVERIFIKASI

Profesional

Seperti Sepatu, Risiko Bisnis Juga Bisa Memacu

Diperbarui: 21 Desember 2017   09:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pecinta sepatu, tertarik untuk memulai bisnis sepatu di tahun baru? (Dokpri)

Tahun 2017 tinggal 10 hari lagi. Apa resolusi Anda di tahun 2018? Berganti profesi menjadi salah satu resolusi tahun baru yang paling diminati. Jika selama ini Anda sudah nyaman sebagai pegawai kantoran, ada baiknya keluar dari zona nyaman. Berani mencoba tantangan sebagai wirausahawan?
Selain menjanjikan (tambahan) penghasilan, kewirausahaan atau entrepreneurship memang mempesona banyak orang. Waktu kerja yang fleksibel, menjadi boss untuk diri sendiri, bisa mewujudkan ide brilian jadi kenyataan merupakan sederet daya tarik wirausaha. Tak heran, sejumlah orang berbondong-bondong memiliki bisnis untuk dikembangkan, terutama di era internet dan media sosial saat ini. Pebisnis zaman now tak perlu membangun toko fisik. "Cukup" memiliki situs (website) di internet dan media sosial, bisnis pun bisa langsung dimulai. Namun, apakah semudah itu membangun bisnis saat ini? Ingat, selalu ada resiko bisnis yang harus disiasati dengan teliti.
Tapi, tidak selalu resiko bisnis lantas membuat seseorang ragu sehingga menunda-nunda untuk memulai bisnisnya. Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Itulah pengalaman berbisnis yang dibagikan oleh Enrica Valencia, pendiri label sepatu Valencia by Enrica pada event talkshowtentang bisnis online di Gedung Olveh -- Kota Tua, Sabtu 16 Desember 2017. Pecinta sepatu tersebut hampir setahun lalu, tepatnya Januari 2017 memikirkan untuk memiliki sendiri bisnis sepatunya.
Tanpa berpikir (terlalu) lama, Enrica pun mantap meluncurkan sepatu rancangannya via online shop. Seperti halnya topik blogging, tulisan seorang blogger pastinya akan semakin berkualitas ketika topik blognya disukaidan dikuasaioleh sang blogger. Begitu pula dengan Enrica yang memang menggemari sepatu cantik dari desainer ternama. Sayangnya, sekalipun berasal dari label kelas dunia dan (pastinya) berharga mahal, sepatu yang selama ini dipakai oleh Enrica tetap terasa tidak nyaman, khususnya sepatu hak tinggi atau high heels shoes. Untuk satu itu, saya sepakat bangetdengan Enrica!

Maka itu, Valencia by Enrica yang dirilisnya pada Maret 2017 lalu bertujuan untuk menyediakan sepatu cantik yang nyaman bagi pemakainya sekaligus terjangkau harganya. "Saya ingin agar para wanita yang memakai Valencia semakin percaya diri sepanjang hari," ujar Enrica. Agar sepatunya selalu kekinian, Enrica pun rutin mengikuti perkembangan tren sepatu terbaru untuk dijadikan inspirasi dalam mendesain sepatu yang dirilisnya. "Sepatu wanita itu cepat sekali berganti trennya," tambah Enrica.
Sebagai pebisnis pemula, jelas banyak resiko bisnis yang harus dihadapi oleh Enrica. Pertama, kesulitannya adalah ketika harus memasarkan sepatunya setelah diproduksi. "Kalau sampai menumpuk lama di gudang, tentu saja sayang karena banyak modal dan waktu yang terbuang," ungkap Enrica. Maka dia pun berusaha agar para konsumen wanita mengetahui tentang adanya sepatu miliknya (brand awareness) melalui semua media sosial yang ada, terutama Instagram. "Prinsipnya adalah connecting & marketing. Semua produk bisa ditiru, tapi branding cuma ada satu," begitu prinsip Erica dalam berbisnis.
Maka, selain nyaman dan elegan dalam pemakaian yang menjadi brandingValencia by Enrica, resiko bisnis kedua yang harus diatasi oleh Enrica adalah keluhan konsumen. "Selama 6 bulan pertama bisnis, saya sendiri yang langsung menangani feedback dari konsumen. Mulai dari kecepatan pengiriman barang sampai kenyamanan sepatu. Konsumen bisa menghubungi kami via layanan WA, LineID, dan email," urai Enrica. Dia pun meminta tolong keluarga dan temannya untuk memberitahunya jika mereka ataupun ada konsumen lainnya yang merasa kurang puas dengan produk sepatunya. "Seorang pebisnis itu tentunya harus berpikiran terbuka dan memiliki perhatian (open-minded& caring person)," jelasnya.
Setelah brandingdan customer servicebisa ditangani secara online, resiko ketiga yang dirasakan Enrica adalah menjual sepatunya secara offline. Bagaimanapun juga, tidak dapat dipungkiri bahwa penjualan langsung atau melibatkan tatap muka antara pembeli dan penjual masih serta (akan) selalu menghasilkan keuntungan bisnis yang menjanjikan. Maka, Enrica pun sangat mengoptimalkan kehadiran produk sepatunya di setiap bazaar yang mereka ikuti. "Cara promosi kami (yang telah terbukti efektif) adalah dengan menampilkan produk terbaru di IG, lalu mengarahkan konsumen ke website, dan selanjutnya menginfokan via website tentang sejumlah bazaar yang akan kami datangi," rinci Enrica.

Bazaar sepatu di Medan dan Surabaya ternyata selalu menghasilkan keuntungan yang besar-besaran lho! (IG @ohmydaring)

Saat mengikuti bazaar, Enrica juga membawa lebih banyak sepatu dengan golden size agar penjualan meningkat. "Di awal bisnis, kami memproduksi ukuran sepatu 35 hingga 40 sebanyak 10 pasang sepatu untuk setiap ukuran. Sekarang, kami lebih banyak memproduksi tiga ukuran sepatu wanita terlaris yaitu 36, 37, dan 39," tutur Enrica. Nah, bagi (calon) pebisnis sepatu, info ini penting sekali lho!
Lalu, bagaimana dengan harga sepatunya? Resiko bisnis keempatyang harus disiasati para pebisnis adalah penentuan konsumen target untuk produk mereka sehingga harga yang ditawarkan sesuai, tidak terlalu murah maupun terlalu mahal. Enrica dari awal telah menetapkan target pasarnya yaitu sepatu untuk kalangan menengah ke atas dengan rentang harga sepatu dari Rp. 500.000 hingga Rp. 1.000.000.
Untuk memacu penjualan sepatunya, Enrica tak segan memberikan diskon bagi pembelinya berupa potongan harga di hari ulang tahun (birthday discount), buy one get one, dan menawarkan produknya melalui fashion marketplaceyang sudah terkenal seperti Love and Flair serta Bobobobo. "Kami juga selalu melakukan riset konsumen -- biasanya melalui survei di IG - sebelum meluncurkan produk baru sehingga kami mengetahui kesukaan pembeli (customers' interests) secara offline maupun online," terang Enrica. Survei itu pula menunjukkan potensialnya pasar di Surabaya dan Medan. "Bazaar yang kami ikuti di Surabaya dan Medan selalu laris manis diserbu pembeli. Mayoritas pengunjung bazaar membeli sepatu lebih dari satu pasang. Padahal bazaar di Jakarta, tak selalu seperti itu," ungkap Enrica takjub.
Di akhir talkshow, Enrica menyimpulkan 3 langkah yang telah dilakukannya untuk membuat resiko bisnisnya malah bisa memacu kemajuan penjualannya. "Intinya adalah melakukan perhitungan resiko bisnis (risk calculation) dari yang terbesar dan menyesuaikannya sehingga menjadi lebih kecil (smaller risk). Pertama, pebisnis harus tahu resiko bisnis yang dihadapinya, lalu menghitungnya dan kemudian sedikit demi sedikit mengurangi resiko bisnis tersebut," ujar Enrica dengan detil. Dirinya juga berbagi visi bisnis Valencia by Enrica di tahun 2018 yaitu agar para pembeli yang lebih aktif mencari barang mereka karena sudah mengetahui maupun merasakan langsung kualitas produk dan layanan Valencia. Impian yang tentunya sangat berpotensi menjadi kenyataan dengan manajemen resiko bisnis yang telah konsisten mereka lakukan selama ini. Seperti sepatu yang melindungi kaki, resiko bisnis pun dapat membuat bisnis berlari jika berhasil disiasati dengan teliti dan hati-hati. Selamat berbisnis di 2018!

Coba tebak, ukuran sepatu apa yang paling banyak dipakai wanita? Jawabnya: Ada 3 golden size! (Website Valencia by Enrica)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline