Para Kompasianer peserta Visit Cipali Sabtu 4 Juli 2015 di depan bus rombongan yang diparkir sementara di pintu gerbang tol Cikopo (Dokpri)
Insya Allah, empat hari lagi, 17 Juli 2015, hari raya Idul Fitri akan tiba. Setelah THR diterima untuk belanja keperluan Lebaran, agenda selanjutnya tentu saja mudik ke kampung halaman selama masa cuti bersama dari Kamis, 16 Juli hingga Selasa, 20 Juli 2015. Syukur Alhamdulillah, mulai tahun 2015 ini, para pemudik di trans Jawa sudah dapat menikmati tol terbaru yang membentang sepanjang Cikopo hingga Palimanan (tol Cipali). Masalah macet kronis hingga berjam-jam yang selalu menghantui para pemudik di jalur Pantura semoga dapat berkurang dengan hadirnya tol alternatif sepanjang 116,79 km ini.
Sabtu 4 Juli 2015 lalu – 2 minggu sebelum Lebaran dirayakan – sebanyak 50 orang Kompasianer mengeksplorasi tol Cipali selama setengah hari dalam event Kompasiana Visit bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR). Para Kompasianer juga didampingi oleh perwakilan dari perusahaan swasta pengelola tol Cipali, Lintas Marga Sedaya (LMS).
Pemandangan perahu dan sungai ini bisa dinikmati sepanjang sungai Cimanuk di tol Cipali (Dokpri)
Sesuai dengan tagline yang tertera di kaos yang dibagikan untuk para Kompasianer peserta visit Cipali: ‘Mudik Asik Lewat Tol Cipali’, eksplorasi tol Cipali seminggu lalu memang benar-benar seru dan menyenangkan. Perjalanan yang sekaligus merupakan simulasi mudik saat Ramadhan tersebut memberikan beberapa gambaran penting bagi saya dan juga 49 Kompasianer lainnya tentang persiapan mudik yang bisa dilakukan dengan melintasi tol Cipali nantinya.
Tol Cipali sendiri utamanya berfungsi untuk memecah kemacetan parah yang berulang kali terjadi di Simpang Jomin Cikampek saat musim mudik berlangsung. Pemudik dari Jabodetabek bisa memangkas waktu perjalanan setidaknya 2 jam lebih cepat via tol Cipali karena dapat terus melaju dari tol Cikampek hingga Cirebon di perbatasan Jawa Tengah. Ada 5 kabupaten yang dilalui oleh tol Cipali yaitu Purwakarta (lokasi titik nol di Cikopo), Subang, Indramayu, Majalengka, dan Cirebon (lokasi Palimanan).
Nah, berdasarkan pengalaman saya setelah mengikuti Kompasiana Visit Cipali, ada lima jenis strategi yang dapat dipersiapkan para pemudik yang akan melintasi tol Cipali. Persiapan mudik ini juga agar pemudik bisa merasakan mudik asik seperti harapan dari para pihak pembangun tol Cipali yaitu kemitraan pemerintah dan swasta (private-public partnership) antara KemenPUPR dan LMS.
Selain itu, lima strategi persiapan mudik via tol Cipali ini juga bertujuan untuk menghindari fenomena perilaku psikologi dalam Ekonomi Perilaku atau Behavioral Economics yang dikenal sebagai Optimism Bias (Bias Optimisme). Bias ini mengacu kepada "kecenderungan orang untuk melebih-lebihkan (overestimate) terjadinya peluang peristiwa baik dengan meremehkan (underestimate) resiko kejadian buruk yang mungkin saja terjadi di masa akan mendatang."
Perilaku percaya diri yang berlebihan tanpa dibarengi dengan persiapan matang ini menjelaskan tentang sulitnya seseorang memiliki asuransi atau tabungan untuk masa depan karena melihat situasi dan kondisinya saat ini yang baik-baik saja. Contoh nyatanya saat Ramadhan dan Lebaran adalah mayoritas orang cenderung berbelanja berlebihan saat THR dan gaji sudah di tangan tanpa menyisakan sedikitpun sampai waktu gajian bulan berikutnya diterima.