Lihat ke Halaman Asli

Khairunisa Maslichul

TERVERIFIKASI

Profesional

Review: Copycats, Meniru Tapi Bermutu

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1422405969443918740

[caption id="attachment_393626" align="aligncenter" width="480" caption="Copycats, Strategi meniru yang bermutu dalam dunia bisnis (Dokpri)"][/caption]

Good artists copy.Great artists steal.”Kalimat unik itu saya dapati dari film tahun 90-an akhir, Pirates of Sillicon Valley. Film yang baru saya tonton dua tahun lalu itu berkisah tentang kompetisi bisnis antara Steve ‘Apple’ Jobs dan Bill ‘Microsoft’ Gates.Jika Anda sudah melihatnya, Anda akan jauh lebih mudah memahami isi buku bisnis Copycats, Mengasah Ketajaman Strategi Bisnis dengan Meniru karya Oded Shenkar yang diterbitkan oleh Elex Media Komputindo di tahun 2011.Penerbit ini juga termasuk dalam grup Kompas Gramedia.

‘Inovasi’ seolah menjadi kata kunci dalam bisnis.Tambahkan kata ‘kreatif’, maka khalayak ramai akan segera menganggap produk ataupun jasa yang Anda hasilkan berpotensi menjadi best-seller.Lalu, bagaimana dengan fenomena Samsung yang sukses meniru Apple? Industri otomatif juga sudah lama mengenal Toyota dan Honda dari Jepang yang berhasil meniru Ford dari Amerika.Belum lagi larisnya produk tiruan dari Cina, mulai dari gadget, otomatif, hingga fashion.

Oded Shenkar berbagi pengalamannya tentang strategi tiru-meniru yang bermutu dalam bisnis.Buku setebal 240 halaman dari doktor alumni Columbia University dan salah satu dewan direksi dalam Ford Motor Global Business Management ini memberikan perspektif baru tentang peniruan.Bonus tambahan, buku ini menggabungkan antara riset ilmiah dan real life experiences sehingga mudah dipahami oleh orang awam sekalipun.

Ada empat isu utama dari strategi tiru-meniru yang bermutu menurut Copycats:

1.Bagaimana memilih model yang tepat untuk ditiru,

2.Bagaimana meraih inti peniruan,

3.Bagaimana melaksanakan peniruan, dan

4.Strategi peniruan apa yang bisa dipakai

Keempat aspek tersebut kemudian dijabarkan dalam tujuh bab dalam buku yaitu:

1.Penjiplak yang Makmur

2.Ilmu dan Seni Meniru

3.Era Peniruan

4.Para Copycat

5.Proses dan Kemampuan Meniru

6.Strategi Peniruan

7.Tantangan Imovation

Awalnya saya kira, saya salah membaca kata ‘Imovation’.Ternyata Imovation merupakan singkatan dari Imitator (peniru) dan Innovator (pelopor).Shenkar menuliskan di halaman 16: “Imovator (pencipta sekaligus copycat) memahami bahwa peniruan tidak bertentangan dengan, tetapi malah mendukung inovasi.”

Hal yang menurut saya cukup mengejutkan adalah fakta bahwa Apple – ingat slogannya, Think Different - termasuk salah satu contoh sukses copycat.Di halaman 104 hingga 106, Shenkar menjelaskan bahwa Apple sendiri merupakan copycat yang sempurna.Sebut saja IBM dan Xerox yang ditiru Apple di bawah komando Steve Jobs kala itu dengan sangat inovatif.Salah satu adegan dalam film Pirates of Sillicon Valley pun menggambarkan ketika Jobs berkunjung ke markas IBM.Sepulangnya dari sana, mouse yang masih dalam tahap pengembangan oleh IBM lalu disempurnakan Jobs – tentunya tanpa sepengetahuan IBM – dan diluncurkan pertama kalinya oleh Apple.

[caption id="attachment_393630" align="aligncenter" width="1440" caption="Steve Jobs memang sudah mempesona sejak muda: Think Different (http://www.jenefais.com/2011_12_01_archive.html)"]

1422406489724641705

[/caption]

Pasti kebanyakan orang penasaran: “Kenapa harus meniru, terlebih lagi meniru dengan bermutu?”Dari segi pelaku bisnis, inovasi dianggap sebagai keuntungan bersaing yang jelas (competitive advantage), sementara itu tujuan dari peniruan adalah.... untuk memastikan mereka tidak merugi (Halaman 17).Pasti itu pula yang mendasari Jobs meniru IBM setelah dia kembali memimpin Apple yang saat itu di ambang kebangkrutan setelah memecat Jobs beberapa tahun sebelumnya.

Buku Copycats tidak hanya mencontohkan strategi tiru-meniru yang bermutu di bidang IT.Bidang otomatif (Toyota, Honda), ritel (Wal-Mart), animasi (Disney) dan maskapai penerbangan (termasuk Air Asia) juga tergolong kategori copycat yang berhasil.Namun, patut dicatat bahwa menjadi copycat pun tetap beresiko untuk gagal, sama halnya dengan inovator. Kesimpulannya, peniruan (jika ingin terlihat lebih elegan, istilah ‘imovation’ atau penggabungan antara inovasi dan peniruan bisa menjadi alternatif) yang dikerjakan dengan cara dan dalam waktu yang tepat sangat memungkinkan terjadinya inovasi baru.Berani mencobanya sendiri?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline