Lihat ke Halaman Asli

ksm.dw

Mahasiswi aktivis di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Program Study Ekonomi Syariah, Lamongan

Usai Pelatihan Daur Ulang Kaca, Pengrajin Kaca Menuai Hasil Orderan

Diperbarui: 5 September 2022   14:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto bersama Perwakilan Karang Taruna Dusun Panjeran usai Pelatihan. Dokpri

KKN 15 INSUD 2022 Gelar Pelatihan Daur Ulang Limbah Kaca bersama Afka Glass Panjeran, Mantup, Lamongan

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 15 dari Institut Pesantren Sunan Drajat (INSUD) Lamongan memiliki beberapa program kerja, salah satunya di bidang ekonomi yang telah dilaksanakan kegiatan Pelatihan dengan tema “Pemanfaatan Sisa-Sisa Kaca Sebagai Bahan Baku Produk Seni” di Unit usaha kaca Afka Glass  Dusun Panjeran, Desa Mantup, Kec Mantup, Kab Lamongan pada tanggal 24 Agustus 2022. 

Sayangnya, pengrajin ini berdiri dengan mandiri tanpa adanya nomor izin usaha atau nomor resmi badan usaha.

Kaca memiliki sisi negatif yaitu jika hasil pemotongan yang disebut limbah kaca tersebut tidak dimanfaatkan dan diolah secar benar, limbah kaca tersebut biasanya dibuang ke tempat pembuangan sampah sembarang. Jika itu terjadi maka bagi lingkungan terkena dampak negatif karena limbah kaca tidak dapat diurai secara biologis oleh tanah dan bagi manusia jika terkena bagian tubuh manusia maka akan infeksi. 

Limbah kacayang dapat ditemukandi tempat penelitian yaitu potongan kaca bening (float glass), kaca rayban (tinted glass) dan kaca cermin. Jenis dari teknik pengolahan yang digunakan disesuaikan dengan kemampuan Industri tersebut. 

Teknik yang digunakan adalah teknik sederhana yang biasa digunakan dalam mengolah kaca sebagai material pembuatan mebel dan dapat dilakukan oleh Industri Mebel tersebut. Eksplorasi yang dilakukan adalah secara physical dan fokus pada aspek visual.

Sisa-sisa kaca yang tidak terpakai ini akan dikumpulkan dan diserahkan kepada para pengempul kaca dengan upah kurang lebih 150.000 rupiah per truknya. Karena latar belakang inilah yang membuat mahasiswa KKN merencanakan pelatihan ini. 

Kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk meminimalisir adanya limbah kaca yang sulit terurai secara alami, sekaligus diharapkan menjadi produk seni dank has dari dusun tersebut serta contoh dan motivasi dari beberapa pengrajin kaca Desa Mantup khususnya, dan pengrajin kaca lainnya. 

Berbekal teori dan ilmu dari kampus yang dikolaborasikan dengan praktik pengrajin kaca maka menghasilkan sebuah produk seni berupa plakat atau vandel dan miniatur menara.

Proses pemotongan dan penggabungan kaca. Dokpri

Hasil plakat atau vandel. Dokpri

Hasil survey menjelaskan bahwa, tercatat 22 pengrajin kaca di desa Mantup, dan mayoritas ada di Dusun Oro-oro ombo dan Dusun Panjeran. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline