Lihat ke Halaman Asli

Nisa mala

Mahasiswi

Kenapa kita suka mager, tapi marah kalau waktu terbuang?

Diperbarui: 22 Januari 2025   22:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sumber: Diamantis/Pinterest)

Pernah nggak sih, kamu lagi asyik rebahan, scroll media sosial, atau binge-watching drama, tapi tiba-tiba merasa bersalah karena nggak melakukan hal yang lebih produktif? Atau malah sebaliknya, kamu niat santai tapi malah kesal karena merasa waktu terbuang percuma? Fenomena ini sebenarnya umum banget terjadi, dan ada beberapa alasan kenapa kita sering mengalami hal ini.

1. Otak Kita Butuh Istirahat, tapi Juga Suka Efisiensi

Otak manusia secara alami punya dua mode utama: focused mode (saat kita produktif) dan diffuse mode (saat kita santai). Mager atau rebahan itu adalah bagian dari diffuse mode, di mana otak sebenarnya tetap bekerja di latar belakang. Tapi di sisi lain, kita juga punya dorongan untuk merasa berguna dan efisien. Ketika kita terlalu lama di diffuse mode, muncullah perasaan bersalah karena merasa nggak memanfaatkan waktu dengan baik.

2. Pengaruh Sosial Media dan Hustle Culture

Di zaman sekarang, media sosial sering banget mempromosikan gaya hidup produktif (hustle culture). Kita sering melihat orang-orang yang kelihatan super sibuk, sukses, dan terus berkarya. Akibatnya, kita jadi membandingkan diri sendiri dan merasa bersalah kalau nggak melakukan sesuatu yang dianggap "bermanfaat".

3. Ekspektasi vs Kenyataan

Kadang kita memulai hari dengan ekspektasi tinggi: mau olahraga, baca buku, ngerjain tugas, atau belajar skill baru. Tapi kenyataannya? Baru sebentar mulai udah capek dan akhirnya malah rebahan. Saat ekspektasi nggak sesuai realita, kita jadi frustrasi dan merasa waktu terbuang.

4. Kebiasaan Menunda-nunda

Seringkali kita memilih mager bukan karena benar-benar ingin istirahat, tapi karena menunda sesuatu yang harus dilakukan. Dan begitu sadar waktu udah banyak terbuang, rasa bersalah makin besar.

5. Kurangnya Mindfulness

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline