Pengertian Motivasi Kerja
Menurut Robbins (2003:208) menyatakan bahwa motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individu.
Luthans (2002:249) mengemukakan definisi motivasi sebagai berikut:
"Motivation is a process that start with a physiological deficiency or need that activates a behavior or drive that is aimed at agoal or a incentive."
Jadi motivasi adalah suatu proses yang diawali adanya keinginan atau dorongan yang mengarahkan seseorang baik yang bersifat fisiologi ataupun psikologis, atau adanya kebutuhan yang menggerakkan perilaku seseorang, atau adanya keinginan untuk mencapai suatu tujuan, atau berupa imbalan tertentu.
Dalam perspektif motivasi sebagai suatu proses, maka motivasi terdiri dari 3 (tiga) elemen yang saling berinteraksi, yaitu (Luthans, 2002: 249-250) :
1. Needs (kebutuhan) yang dirasakan oleh seseorang, baik yang bersifat kebutuhan fisiologis atau bersifat psikologi. Dengan kata lain, needs adalah sesuatu yang dirasakan sebagai kekurangan bagi seseorang baik yang bersifat fisiologis maupun yang bersifat psiologi.
2. Drives (keinginan, harapan) yang mendorong atu menuntun sesorang untuk menuntun kebutuhan-kebutuhan yang dimaksud. Drive dan Motivies adalah dua kata yang sering digunakan secara bergantian, yaitu merujuk pada keinginan atau dorongan untuk memenuhi suatu kebutuhan (needs). Misalnya seseorang memiki kebutuhan akan makan karena lapar, kebutuhan berteman karena berafiliasi.
3. Incentives (imbalan, penghargaan), yaitu segala sesuatu yang dapat memenuhi atau memuaskan suatu kebutuhan tertentu atau mengurangi drives. Dengan kata lain incentive adalah hasil akhir dari suatu siklus motivasi; yaitu segala sesuatu yang bersifat imbalan dan dapat memenuhi sesuatu kebutuhan dan mengurangi drive (keinginan atau harapan).
Istilah motivasi (motivation) sering dipertautkan dengan istilah "motif" (motivies). Dimana "motivies" diartikan sebagai individu secara konsisten tentang dirinya atas keinginan atau penyebab ia bekerja atau melakukan sesuatu. Dengan kata lain, motivies adalah sesuatu yang mendasari perilaku seseorang berbuat sesuatu yang sekaligus dapat membedakannya dengan orang lain, misalnya tantangan dari dalam dirinya, atau tumbuhnya tanggung jawab atas suatu tugas tertentu.
Motive pada prinsipnya tidak hanya dapat diketahui atau dipelajari melalui kebutuhan-kebutuhan manusia, tetapi juga dapat dipelajari melalui sumber-sumber motive, yakni yang disebut dengan "intrinsic" dan "ectrinsic" motive. Extrinsic motives adalah sesuatu yang bersifat "tangible" (nyata) dan dapat dilihat orang lain.
Dalam organisasi, extrinsic movie dapat terbentuk : upah, gajih, imbalan atau penghargaan (benefis), promosi, termaksud dorongan untuk menghindari hukuman (punishment). Sedangkan intrinsic motive adalah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang. Berikut penjelasan Luthans (2002:258) mengenai intrinsic motive:
".......intrinsic motive are internally generated. In other words, there are motivators that the person associates with the task or job it self. Intrinsic reward include feelings of responsibility, achievement, accomplishment, that something was learned from a experience, feelings of being challenged or competitive, or that something wasban engaging task ol goal. Performing meaningful work has long been associated with intrinsic motivation.
Dengan demikian, makna dari intrinsic motive seperti tersebut sangat berdekatan dengan pengertian motivasi kerja (work motivation). Dalam hal ini, motivasi kerja menurut George dan Jones (2002:181) adalah berikut:
"Work motivation can be defined as the psychological forced with in a person that determine the direction of person's behavior in organization, a person's level of effort, and person's level of persistence in the ace obstacle."
Jadi motivasi kerja adalah kekuatan atau dorongan dari dalam diri (psikologis) yang mengarahkan atau perilaku kerja, usaha kerja, dan usaha seseorang dalam mengatasi berbagai tantangan yang dihadapinya sehubungan dengan pelaksanaan suatu tugas atau pekerjaan.
Dalam konteks perkembangannya, teori motivasi kerja dapat diklasifikasikan dalam tiga pendekatan yakni: (1) content theories, (2) process theories, (3) contempory theories (Luthans, 2002:259). Salah satu pendekatan teori motivasi kerja yang umum digunakan dalam menjelaskan motivasi kerja adalah pendekatan "the content theories of work motivation" pendekatan teori ini meskipun tergolong sebagai teori klasik, namun sampai saat ini masih tetap relevan dan masih banyak digunakan dalam konteks penelitian empiric.