Baru-baru ini trending berita penyitaan skin care di suatu sekolah menengah di luar Jawa, hal ini menimbulkan perbedaan pendapat di kalangan netizen. Saya ingin berpartisipasi memberikan pendapat pada permasalahan ini. Oke, pertama kita bahas dulu apa sih perbedaan make up dan skin care itu?? Ada yang sudah sangat paham, tapi pasti di luar sana masih banyak sekali yang belum paham perbedaan keduanya.
Make up secara singkat merupakan kegiatan mempercantik diri atau merubah penampilan diri dengan bantuan alat dan kosmetik. Beberapa alat dan kosmetik yang digunakan untuk make up contohnya lipstik, bedak, foudation, pensil alis, eye liner, penjepit bulu mata, maskara, blush on, eye shadow, dll. Sementara skin care adalah bermacam-macam produk perawatan kulit yang dapat memulihkan, memperbaiki dan menjaga kulit. Yang termasuk produk skin care contohnya cleanser (pembersih), toner, serum, moisturizer (pelembap), dan sunscreen (tabir surya).
Nah, setelah mengetahui perbedaan keduanya maka seharusnya para guru dan pihak sekolah dapat memilah mana yang boleh di bawa ke sekolah dan tidak boleh. Skin care sangat diperlukan untuk merawat kulit dari paparan sinar matahari (ultraviolet) dan juga terhindar dari jerawat. Harusnya kita bersyukur karena jaman semakin maju, para siswa sudah mulai aware terhadap kesehatan kulit mereka serta peduli pada penampilan.
Saya kurang setuju ketika apa yang ditampakkan di video yang sedang viral itu, anggota OSIS menyita tidak hanya make up tetapi juga skincare. Gemes sekali rasanya ketika melihat skincare yanh disita digunting dan dikeluarkan semua isinya. Mubazir banget sih ini, bayangkan gimana perasaan adik-adik yang untuk beli skincare ini harus nabung dulu terus melihat skincare mereka dibuang begitu saja. Saya lebih setuju misal ini disita, selanjutnya dikembalikan dengan menulis surat pernyataan misalkan.
Sebenarnya siswa itu perlu loh membawa facial wash supaya wajahnya tidak kusam setelah beraktivitas terutama setelah pelajaran olahraga, memakai lipbalm terutama yang bibirnya sering pecah-pecah, selain itu parfum juga penting untuk di bawa ke sekolah asalkan yang berbau tidak terlalu strong. Bayangkan ketika di kelas, ada salah satu teman yang bau badan dan tidak memakai parfum, otomatis kegiatan belajar mengajar dapat terganggu dan mengurangi konsentrasi siswa lain untuk menerima pelajaran dari guru.
Kedepannya semoga pihak sekolah bisa memberikan wawasan kepada para siswa dengan mendatangkan ahli untuk mengenalkan cara perawatan kulit yang benar untuk remaja, atau bekerjasama dengan pihak-pihak terkait untuk progran ini. Edukasi terkait perawatan kulit sejak dini akan bermanfaat untuk kehidupan siswa, mereka akan lebih memahami bagaimana cara dan urutan memakai skin care yang benar, bagaimana memilih skin care dengan membaca bahan-bahannya sehingga siswa tahu apa yang boleh dan tidak boleh dipakai, dapat juga memberikan tips serta informasi skin care yang ramah di kantong siswa.
Untuk yang pro dengan keputusan penyitaan ini, sebenarnya saya juga ada setujunya sih, tapi asalkan yang disita hanya make up, sesuai dengan peraturan di sekolah-sekolah tidak boleh membawa make up. Jadi misalkan ada kegiatan penyitaan lagi, semoga dapat dipilah mana make up mana yang skincare sehingga tidak menimbulkan polemik lagi di kemudian hari.
Jadi kesimpulannya menyita make up OK, menyita skin care BIG NO!!. Apalagi sampai membuang, menggunting semua bahan sitaan itu perbuatan mubazir ya. Lebih baik dikembalikan dengan diberikan peringatan. Hal ini dapat mengajarkan siswa tentang komitmen juga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H