Lihat ke Halaman Asli

Dzulfan

Collegian

Sisi Gelap Dunia Media Sosial | Dari Film "The Social Dilemma"

Diperbarui: 10 September 2022   15:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: https://id.pinterest.com/pin/707839266449175165/

Teknologi merupakan hasil dari pengembangan ilmu pengetahuan. Namun demikian bukan semata-mata di hasilkan dari ilmu, karena teknologi harus memenuhi beberapa syarat yaitu utilitas, kegunaan, dan keselamatan. Awal mula munculnya teknologi adalah dengan mengubah sumber-sumber daya yang ada menjadi alat sederhana yang dapat membantu pekerjaan manusia. Tetapi seiring berkembangnya teknologi yang memudahkan pekerjaan manusia, semakin banyak pula manusia yang menyalah gunakan teknologi.

Perkembangan teknologi yang sangat pesat di abad ke-21 ini banyak membawa pengaruh bagi kehidupan manusia. Pengaruh positif dan negative, baik yang kecil hingga pengaruh yang amat besar bahkan fatal. Namun sayangnya banyak manusia yang tidak menyadari pengaruh berbahaya yang dibawa oleh teknologi canggih, dan hanya menganggapnya sebagai sesuati yang wajar.

Teknologi canggih ini adalah ponsel atau gadget. Masalahnya bukan pada ponselnya. Sebab ponsel adalah alat komunikasi yang sudah lama ada. Masalahnya adalah pada apa yang ada di dalam ponsel tersebut, yaitu media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, Google, Email, Whatsapp, Snapchat, dan lain sebagainya.

Berbagai jenis media sosial yang ditawarkan tersebut telah didesain dengan sedemikian rupa mengikuti tabiat manusia yang selalu ingin tahu. Media sosial juga didesain agar dapat merekam segala aktivitas yang terjadi di dalamnya. Segala gerak gerik dan tindak tanduk seseorang terekam dengan jelas oleh program media sosial tersebut. Apasaja yang dicari, apasaja yang dilihat, dan berapa lama gambar atau video dilihat, semuanya terekam dalam sistem yang hampir tidak diawasi olehh manusia.

Media sosial didesain untuk menarik perhatian pengguna. Maka semakin seseorang ingin mengetahui terntanng suatu hal, maka program akan selalu menyediakan informasi-informasi serupa kepada pengguna. Hal inilah yang menyeabbkan hoax menyebar dengan mudah. Hal ini juga yang menciptakan persaingan dalam dunia maya. 

Dalam media sosial, seseorang berusaha untuk tampil sebaik mungkin dengan tujuan mendapatkan banyak perhatian dari pengguna media sosial lainnya. Seseorang bisa mengunggah berbagai macam foto dan video di dalam media sosial, dan orang lain bisa dengan bebas mengommentari unggahan tersebut. Komentar baik maupun buruk keduanya memiliki dampak buruk bagi psikologis seseorang. 

Komentar baik bisa menarik perhatian pengguna lainnya untuk bersaing atau merasa tersaingi, dan komentar buruk dapat mempengaruhi psikologis seseorang. Psikologis yang terganggu akan berimbas pada perubahan tingkah laku. Seluruh generasi ini lebih cemas, lebih mudah rapuh, dan mudah sekali tertekan. Contohnya di Amerika, jumlah gadis remaja dari 100.000 gadis ni negara ini yang dirawat di rumah sakit setiap tahun karena menyayat atau melukai diri sendiri, cukup stabil sampai sekitar tahun 2010-2011, lalu mulai naik pesat. Yaitu naik 62 persen untuk gadis remaja usia 15-19 tahun, dan naik 189 persen untuk gadis praremaja atau usia 10-14 tahun. Hingga angka bunuh diri meningkat secara drastis juga. Yaitu 70 persen untuk remaja usia 15-19, dan 151 persen untuk usia 10-14 tahun. Dan pola itu mengarah kepada media sosial, yang mana media sosial tersedia di ponsel sejak tahun 2009.

"Social media is a drug" begitulah ungkapan Dr. Anna Lembke di Universitas Stanford untuk menggambarkan media sosial yang merupakan candu bagi umat manusia di zaman ini. Semua orang memiliki pnselnya masing-masing dan seakan tidak bisa hidup tanpa smartphonenya. Mereka merasa kosong tanpa media sosial. 

Ponsel merupakan satu-satunya teknologi yang mengalami perubahan dan perkembangann paling pesat. Kurang lebih, dari tahun 1960-an hingga saat ini, kekuatan memproses meningkat sekitar satu triliun kali. Tidak ada teknologi yang laju kecepatannya mendekati itu. Misalnya, mobil kira-kira hanya naik dua kali lebih cepat. Lalu hampir semua yang lainnya bisa diabaikan. Namun hal yang terpenting adalah bahwa sifat manusia, fisiologi, dan otak manusia tidak berevolusi sama sekali. Orang-orang yang bekerja di perusahaan twitter, ffacebook dan lain sebagainya pun tidak semuanya bisa memahami dengan benar apa saja yang terjadi pada sistem yang mereka buat. Mereka tidak bisa sepenuhnya tahu apa yang terjadi pada konten-konten tertentu. Jadi, sebagai manusia, sebenarnya kita hampir kehilangan kendali atas sistem ini, karena sistem ini mengendalikan informasi yang kita lihat.

Ketika kita membuka halamman facebook, kita akan disuguhkan foto-foto dan postingan-postingan yang dapat menarik perhatian kita. Kita menghabiskan waktu untuk menontonnya. Yang membuat kita melewatkan banyak-hal yang penting yang seharusnya kita ketahui. Seiring waktu, ketika berselancar di dunia maya, kita memiliki kesan palsu bahwa semua orang setuju dengan kita karena semua orang di umpan berita tampak seperti kita. Begitulah kita dalam keadaan itu, ternnyata kita sangat mudah dimanipulasi seperti dimanipulasi oleh pesulap. Pesulap menunjukkan trik kartu dan berkata "pilih kartu apa saja." Yang tidak kita sadari adalah mereka sudah mengaturnya, agar kita memilih kartu yang mereka mau. Begitulah facebook bekerja. Ia dengan santai berkata "Hei, kau yang memilih teman dan tautan yang kau ikuti." Namun itu omong kosong. Fecebook bertanggung jawab atas umpan berita kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline