Lihat ke Halaman Asli

Seminar Learn In Nursing Education : Lakukan Prosedur RJP dengan Tepat sebagai Bekal Menghadapi PKK I Mahasiswa Fakultas Keperawatan UNAIR

Diperbarui: 14 September 2023   13:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : dokpri

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga menggelar Learning In Nursing Education (LINE) dengan tema "Let's prepare yourself for PKK I to be the next professional nurse" pada hari Minggu (03/09/2023). Kegiatan itu merupakan kegiatan pelatihan Praktik Klinik Keperawatan (PKK) I untuk Angkatan 2021 dan KM FKp UNAIR yang salah satu mata acaranya berisi Demonstrasi Penatalaksanaan Resusitasi Jantung Paru (RJP). Acara itu diselenggarakan secara luring yang dihadiri oleh dua narasumber. Narasumber tersebut merupakan mahasiswa FKP UNAIR yaitu, Rafaleony Berlian Putri dan Wendi Genta Perkasa S. Kep. Penjelasan Bantuan Dasar Hidup dan Demonstransi RJP dijelaskan oleh Wendi Genta Perkasa, S.Kep

Dalam situasi darurat yang dimana terdapat kondisi seseorang kekurangan suplai oksigen atau henti jantung, perawat sebagai profesi yang berkaitan dengan kesehatan berperan penting dalam melakukan bantuan hidup dasar atau basic life support. Salah satu pertolongan yang dilakukan adalah Resusitasi Jantung Paru. "Ingat! Kondisi darurat dapat terjadi dimana saja, kapan saja, dan siapa saja. Wajib untuk selalu waspada terhadap keadaan sekitar." Jelasnya.Dalam situasi darurat yang dimana terdapat kondisi seseorang kekurangan suplai oksigen atau henti jantung, perawat sebagai profesi yang berkaitan dengan kesehatan berperan penting dalam melakukan bantuan hidup dasar atau basic life support. Salah satu pertolongan yang dilakukan adalah Resusitasi Jantung Paru. "Ingat! Kondisi darurat dapat terjadi dimana saja, kapan saja, dan siapa saja. Wajib untuk selalu waspada terhadap keadaan sekitar." Jelasnya.

Selama pemaparan demonstransi, terdapat tiga aman yang harus dilaksanakan, sambungnya, yaitu aman diri sendiri, aman pasien, dan aman lingkungan. Tiga faktor tersebut bersifat wajib dilaksanakan dalam usaha penyelamatan di kondisi yang darurat agar tidak terjadi cedera berkelanjutan. Selain itu, para peserta juga melakukan roleplay dengan phantom setengah badan untuk melaksanakan Prosedur RJP.

Wendi Genta Perkasa, S.Kep. juga memaparkan tips yang dapat dilakukan jika hendak melakukan Prosedur RJP. "Dalam melakukan Resusitasi Jantung Paru perlu diperhatikan tempat yang akan diberi tindakan. Biasanya lokasi RJP berada di tengah tulang dada, bisa diukur dengan merentangkan 5 jari dan letak jari tengah itu lah yang menjadi tempat dilakukannya Prosedur RJP." jelasnya.

Tidak hanya pemaparan pentingnya Prosedur RJP dan tatalaksana selama kondisi darurat. Wendi juga menjelaskan dengan rincian kondisi-kondisi dimana Prosedur RJP memiliki faktor tertentu. "Prosedur RJP itu memiliki faktor salah satunya manusia. Jadi RJP ini sewaktu-waktu bisa dihentikan teman-teman. Ada dua sisi positif dan negatif. Sisi positifnya, kalau sudah dirasakan detak jantung mulai terasa, klien mulai bernapas, kesadaran mulai kembali. Sedangkan, sisi negatifnya jika dirasa perawat sebagai pembantu utama mulai terasa lelah dan tidak ada yang menggantikan, maka diperbolehkan untuk berhenti melakukan RJP agar tidak ada korban yang jatuh lagi. Jadi teman-teman perawat perlu aware dengan hal itu supaya Prosedur RJP dapat dilaksanakan dengan maksimal dan membawa manfaat." pungkasnya

Penulis : Nisa Aulia Ibadillah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline