Diabetes atau penyakit gula (gula darah tinggi) adalah penyakit kronis (jangka panjang) yang perlu kamu waspadai. Adapun tanda utama dari penyakit ini adalah meningkatnya kadar gula darah (glukosa) melebihi nilai normal. Diabetes terjadi ketika tubuh pengidapnya tidak lagi mampu mengambil gula (glukosa) ke dalam sel dan menggunakannya sebagai energi. Kondisi ini pada akhirnya menghasilkan penumpukan gula ekstra dalam aliran darah tubuh.
Diabetes Melitus juga biasa disebut dengan the silent killer karena penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan. Penyakit yang akan ditimbulkan antara lain gangguan penglihatan mata, katarak, penyakit jantung, penyakit di ginjal, impotensi seksual, luka sulit sembuh dan membusuk/gangren, infeksi paru-paru, gangguan pembuluh darah, stroke dan sebagainya. Tidak jarang, penderita DM yang sudah parah menjalani amputasi anggota tubuh karena terjadi pembusukan.
Jenis Diabetes Melitus yang paling banyak diderita adalah DM Tipe 2. DM Tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang di tandai oleh kenaikan gulah darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas dan atau ganguan fungsi insulin (resistensi insulin).
Pola makan yang tidak seimbang dan gizi lebih, aktivitas fisik juga merupakan faktor resiko mayor dalam memicu terjadinya DM. Latihan fisik yang teratur dapat meningkatkan kualitas pembuluh darah dan memperbaiki semua aspek metabolik, termasuk meningkatkan kepekaan insulin serta memperbaiki toleransi glukosa. Selain aktivitas fisik dan obesitas, kebiasaan merokok juga dapat memicu terjadinya penyakit DM Tipe 2.
Merokok dikenal sebagai faktor resiko untuk penyakit jantung koroner. Namun, setelah bertahun–tahun, pengumpulan data penelitian menunjukkan bahwa perokok yang merokok dalam waktu yang lama/kronik mempunyai resiko yang lebih tinggi juga untuk terjadinya resistensi insulin. Pada pasien diabetes, diketahui merokok memperburuk kontrol metabolik. Dapat dibuktikan bahwa dosis insulin yang lebih besar diperlukan untuk kontrol metabolik yang sama pada pasien diabetes yang bukan perokok.
Nikotin dikenal sebagai bahan kimia aktif pada rokok yang bertanggung jawab untuk terjadinya diabetes. Nikotin, secara alami ditemukan sebagai alkaloid pada tembakau, Nicotiana tabacum. Pada manusia, ketika nikotin terhirup, nikotin secara cepat masuk ke dalam aliran darah, dapat menembus sawar darah otak dan juga mencapai sistem saraf pusat (SSP) dan bekerja sebagai stimulan.
Paparan rokok memperburuk resistensi insulin, meskipun dengan paparan pada perokok pasif dapat menjadi resiko terjadinya sindrom metabolik. Berhenti merokok kemungkinan dapat memperbaiki resistensi insulin, tergantung dari variasi dari berat badan.
Tidak hanya paparan nikotin dalam jangka waktu lama tetapi juga paparan dalam waktu singkat mengakibatkan penurunan sekresi insulin. Pada paparan dalam jangka waktu singkat dengan paparan nikotin konsentrasi lebih dari 1µmol/L menghambat pelepasan insulin. Sementara itu juga, paparan nikotin selama 48 jam menghambat pelepasan insulin. Penemuan ini mengindikasikan bahwa reseptor–reseptor nikotinik fungsional terdapat pada pulau–pulau pankreas dan sel–sel β dan bagian nikotin secara negatif mempengaruhi fungsi sel β pankreas. Penelitian lain juga menunjukkan paparan nikotin dapat menyebabkan disfungsi sel β, peningkatan apoptosis sel β dan kehilangan sel β, yang mana diperantarai melalui mitokondrial dan/jalur lain terkait.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H