Lihat ke Halaman Asli

Tasik Cerah Sore Itu...

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

tasik cerah sore itu
aku selalu senang kota kecilku
kesibukannya membuatku tenang
setiap sudutnya familier
semua jalan-jalannya selalu menyapaku ramah
dan selalu ada pelajaran serta kenangan yang diberikan kota kecilku ini.

cerah sekali,
mataharinya bersinar tajam
tapi itu sepertinya tidak menyurutkan banyak penghuninya untuk ngabuburit,tradisi menunggu magrib waktu bulan ramadhan
jalanan penuh,ramai
mobil-mobil berseliweran,
motor apalagi
didominasi oleh remaja-remaja SMP dan SMA
yang tertawa riang,mendekap erat-erat sang pacar
tak peduli pada dunia
jangan ditanya suasana alun-alun dan dadaha
pedagang cilok,makroni,otak-otak,gehu,bala-bala
semuanya tumplek blek disana
di bahu jalan,berseliweran orang-orang yang bermaksud baik
membagi-bagikan tajil gratis pada orang-orang yang lewat
namun sayang,mereka salah sasaran
mobil-mobil mengilap dan angkuh mereka sambut dengan senyum dan sebungkus kurma serta kolak
tapi bapak tua tukang becak di sudut keramaian,tak mereka pedulikan

semestinya,
kemacetan membawa penat.
apalagi untukku yang dengan terpaksa keluar rumah sore itu
motor yang kukendarai mandeg di jalan protokol tasik
terhalang oleh padatnya manusia yang sedang asyik nongkrong ditemani berisiknya radio swasta yang memutar lagu hits saat ini,keong racun
aku larut dalam itu semua
dari kejauhan bisa kulihat alun-alun kota yang biasanya sepi dan hanya dimanfaatkan untuk pacaran
kini ramai oleh para tukang dan anak kecil yang merengek-rengek minta jajan cilok serta naik odong-odong

akhirnya sampai juga di tujuan,di kawasan pasar lama
disana banyak berjejer ayam goreng ciamis,sasaran lauk untuk berbuka
setelah menghela lega karena terlepas dari kemacetan
membawa kendaraan pada jam-jam ngabuburit memang dibutuhkan kemampuan yang ekstra
serta hati yang sabar

aku memarkir motorku di depan tukang ayam goreng
sepertinya harus bersabar lagi,karena peminatnya banyak sekali
ketika menunggu,
kulihat sebuah innova hitam parkir tepat depan becak seorang bapak tua
kulitnya sudah keriput,layu termakan usia
dan tangannya sibuk menghitung uang-uang kucel sambil sesekali mengelap dahinya dengan handuk kumal
seorang pria lalu turun dari innova hitam itu,
pria paruh baya gendut
memakai kacamata hitam dengan tangan sibuk mengetik di handphone-nya
langsung saja,dia menerabas kerumunan
dan berkata
"mang,mungkus sapuluh,dada hungkul.teu make lila!"
*bang,pesen 10 potong,gak pake lama
serunya keras tanpa memedulikan orang lain yang sudah antre daritadi.
kuperhatikan bapak-bapak tadi
sepertinya beliau adalah busyman.
orang sukses yang sibuk dan hidup dengan blackberry-nya
setelah kira-kira sepuluh menit
bapak itu menghampiri tukang ayam lagi,dan berseru dengan suara keras
"mang enggeus can?!"
*bang,udah belum ?!
sontak semua yang sedang menunggu termasuk aku menoleh padanya
ini orang! rutukku dalam hati
seenak jidat banget nyuruh cepet-cepet!

mamang tukang ayam hanya tersenyum mafhum,
sepertinya dia sudah menjadi langganan si busyman
"keheula nya nenk,nu bapa itu heula urang payunkeun..ieu nuju ngagoreng deui.moal lami da.."
*sebentar ya nenk,kita duluin yang punyanya bapak itu dulu.punya nenk lagi digoreng,gak akan lama kok..kata mamang tukang ayam berbisik kepadaku
aku hanya tersenyum dan menjawab
"muhun mang sok we nyantai .."

mamang tukang ayam pun memberikan pesanannya kepada si bussy-man
setelah memberikan kembaliannya disertai ucapan hatur nuhun pak.
si bussy man malah pergi meleos,tanpa membalas ucapan terimakasih sang pedagang.

kulihat dia bergegas naik ke mobilnya,dan parkir
tapi ternyata di depannya masih ada becak dan bapak tua-nya tadi,masih menghitung uang-uang kucelnya
rupanya becak sang bapak tua menghalangi jalannya
dia berteriak,
"heh mang kasisi atuh!"
*heh bang,kepinggr donk!
kontan saja tukang becak tadi kaget
buru-buru dia menyingkir dan mendorong becaknya agar tidak menghalangi jalan mobil si bussy-man.
ketika melewatinya,kulihat si bussy-man manyun dan dibalas dengan senyuman bapak tua tadi yang berkata lirih
"punten pak .."

***

sore itu,tasik cerah
akupun berlalu dari tukang ayam goreng ciamis itu
dengan sesuatu yang memukul hatiku
rupanya,Tuhan memberikanku pelajaran hari ini
betapa kita sering memperlakukan orang lain dengan tidak baik
menyakiti hatinya,
melukai perasaannya,
oleh sikap dan tingkah kita yang serasa mempunyai segalanya
mempunyai mobil mewah,mempunyai rumah bagus,mempunyai gadget yang up to date,mempunyai uang banyak,mempunyai angkuh,mempunyai sombong
mudah sekali kenikmatan duniawi itu membawa kita menjauh dari syukur
menjadi tuan bagi tingkah laku yang tak lagi punya tata dan empati.
yang tak tahu lagi bagaimana caranya memperlakukan orang lain.
sering luput dari pengelihatan kita
orang-orang yang susah dan hidup dalam kekurangan
tapi membawa syukur dekat ke dalam kehidupannya
mereka mensyukuri setiap rupiah yang mereka dapat
tak pernah dengan komplen kepada tuhan dan merasa kurang.

sesampainya dirumah,
kulihat sekitarku
kulihat,aku mempunyai rumah yang nyaman
keluarga yang menyayangiku
makanan yang cukup
dan orang-orang yang sayang kepadaku
tapi terkadang,
aku masih merasa bersedih ketika bangun di pagi hari
merasa semua kurang
kurang itu,kurang ini
mau ini,mau itu
apalagi jika keinginanku tidak terkabulkan
langsung saja mulut ini lancar mengarahkan protes kepada tuhan
tanpa melihat,betapa lebih dari cukup nikmat yang sudah Dia berikan

***
tasik cerah sore itu
dan rasanya aku masih jauh dari syukur ..

18 ramadhan
tasikmalaya




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline