Lihat ke Halaman Asli

Nisa Ananda

Mahasiswa PGMI UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

KKM-DR UIN Malang Mengabdi: Membersamai Langkah Para Santri PK2T di Yayasan Al-Jamilun

Diperbarui: 5 Februari 2022   04:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Asatidz/ah dan para santri PK2T di Yayasan Al-Jamilun Kec. Bengkong, Batam.

Adanya KKM-DR UIN Malang adalah mahasiswa diharapkan mampu mengabdi dan berkontribusi pada masyarakat. Beberapa hari sejak pemberitahuan tersebut, Yayasan Al-Jamilun adalah salah satu tempat yang ingin selalu saya kunjungi. Bukan hanya karena jaraknya yang dekat dari rumah, melainkan karena berada disitu adalah kemauan saya. For Your Information, saat saya berusia Sekolah Dasar saya telah menghabiskan masa-masa mengaji di Yayasan Al-Jamilun (baca: tempo dulu) dengan dibimbing oleh guru-guru saya yang luar biasa ( salam ta'dzim untuk beliau-beliau).

Adapun Program Khusus Kitab dan Tahfidz atau yang biasa disingkat PK2T didesain khusus oleh sekretaris Yayasan Al-Jamilun, Bapak Muhammad Zamhari, S.H.I, M.S.I sebagai bentuk perhatian terhadap santri-santri binaan beliau dan tentunya juga sebagai tindak lanjut dari pengembangan RTQ Al-Jamilun yang menginginkan adanya peningkatan mutu membaca Al-Qur'an.  Sejalan dengan program tersebut, para santri nantinya akan menghafal dan belajar kitab-kitab tertentu yang populer dikalangan pondok-pondok salaf, seperti : Safinatun Naja, Shorof, Jurumiyyah, Alala dan lain sebagainya.

Sesuai rencana, para santri PK2T akan diasramakan (dipondokkan) selama 3 hari 2 malam terhitung dari jum'at siang hingga minggu siang guna memaksimalkan waktu mereka dalam belajar serta menghafal. 

Gimana, kerenkan? ditengah era degradasi iman & moral seperti sekarang, mereka malah menghabiskan weekend di pondok.

Memasuki minggu pertama, terlihat gelagat (sebagian) santri yang berat berpisah dari orang tua mereka meski hanya sebentar, berat meninggalkan rumah atau barangkali berat meninggalkan gadget yang sehari-hari berada ditangan mereka. Tenang anak-anak, hanya 3 hari 2 malam. Insyaallah lama-lama akan terbiasa.

Saya, bersama pendamping lainnya berusaha mengarahkan mereka sebagaimana mestinya. Apa yang terlintas dibenak mereka? Tiap waktu tertentu diburuin dengan kalimat;

" Anak-anak waktunya bangun."

"Ayo waktunya sholat jama'ah."

"Anak-Anak waktunya belajar kitab."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline