Kali ini saya ingin curhat tentang pengalaman saya mengenal korean wave hingga saat ini.
Sepertinya saya tahu lagu-lagu idol korea sejak tahun 2009 atau 2010 gitu, saat main ke kamar asrama kenalan saya, lupa tepatnya. Jadi, saat saya mengunjungi kenalan saya, dia dan teman-teman sekamarnya sedang terkena demam lagu Ring Ding Dong dari idol kpop Shinee dan Sorry Sorry-nya Super Junior. Karena menurut saya lagunya enak, saya pun minta di flashdisk. Tapi setelahnya, saat itu saya tidak mengikuti lagi terkait korea. Palingan saya pernah lihat kenalan saya lainnya yang merupakan fans SNSD sedang war dengan fans Cherrybelle di warnet, pernah lihat wallpaper laptop kenalan saya dihiasi foto SNSD yang super HD, pernah juga di-cekokin music video Bigbang yang Lies, dan diajak joget-joget bareng lagunya T-ara yang Roly-Poly. Tapi saat itu saya tidak ada keinginan sendiri untuk mengenal lebih dekat tentang hallyu wave, meski teman kamar sebelah kost saya dulu sering ketawa-ketawa jika menonton Running Man. Saat itu, saya belum mengerti dimana lucu dan menariknya, tapi saya tetap menghargai selera mereka dan menganggap itu sama halnya dengan hobi atau kesukaan lainnya.
Sepertinya saya baru paham dan tertarik sendiri dengan korea itu saat tahun 2013. Karena saya tidak sesibuk biasanya, saya minta rekomendasi tonton dari kenalan-kenalan saya. Mereka pecinta korea, makanya saya pun dikasih film, drama, dan acara-acara korea. Saya mengerti dan bisa ikut tertawa, paham lawakan mereka saat menonton Running Man edisi spesial chuseok yang bintang tamunya Infinite, MBLAQ, A-pink, Sistar, 2PM, dan Beast. Dari situ saya naksir sama Kim Jong Kook. Semacam bertemu tipe ideal.
Semakin banyak melihat ragam acara korea, saya menyadari jika konsep acara di korea itu bagus-bagus dan menarik, salah satunya The Return of Superman. Saya tertarik sekali dengan gaya mendidik Song Il Gook dan istrinya. Saya juga suka dengan drakornya. Karena background ceritanya tidak semuanya mirip, ada hikmah yang diambil, dan durasinya tidak dipanjang-panjangkan. Dibuat dengan niat menurut saya. Berawal dari tertarik drama The Heirs, karena ingin melihat Lee Min Ho, saya jadi suka dengan drama korea lainnya yang ada di flashdisk dan harddisk kenalan saya, seperti Master of Study dan Missing You. Itu drakor yang saya suka awal-awal kenal drama korea.
Untuk idolnya, saya baru suka secara mandiri saat menonton penampilan BIGBANG di MAMA (Mnet Asian Music Awards ) tahun 2013, saya merasa mereka keren-keren banget. Saya jadi semangat untuk jadi keren juga. Sebenarnya idol yang lain juga banyak yang menarik, apalagi yang pernah tampil di Running Man, tapi saat itu top of mind saya adalah BIGBANG. Sampai akhirnya mereka hiatus, saya tidak segitunya mengikuti idol lainnya, hanya sekedarnya. Ditambah lagi saya sudah tidak sesenggang tahun 2013.
Sepertinya, saya bisa terpapar korean wave di saat saya agak senggang. Karena, meski saat itu saya tetap menonton Running Man, reality show, dan beberapa drakor yang menarik, saya mulai terpapar lebih hebat lagi pada tahun 2020, saat pandemi. Saya suka sekali dengan NCT. Mereka aktif sekali. Konten-kontennya juga menarik nan kreatif. Saya jadi terbawa rajin bekerja, belajar, dan berinteraksi dengan orang lain (by online) meski saat itu pandemi.
Sedangkan untuk saat ini saya lagi suka dengan idol kpop Seventeen. Selain konten youtube Going Seventeen-nya yang lucu, penampilannya yang sinkron dan terasa effort-nya mereka meski mereka bukan lagi rookie, saya merasa mereka memberi pengaruh baik untuk saya pribadi. Saya ingin jadi orang dengan kepribadian yang lebih baik lagi, ingin menjaga relasi dengan baik ke orang sekitar, rendah hati, tetap rajin dan penuh inovasi di bidang yang saya tekuni. Karena saya merasa Seventeen meski bukan idol pendatang baru atau rookie, mereka tetap semangat dan aktif berkarya serta menyapa para fans. Dari acara Nana Tour yang mati air juga terlihat mereka tetap santuy. Kepribadiannya pada asik sepertinya. Seru dah mengikuti mereka saat ini.
Sudah cukup lama juga ya saya terkena korean wave. Saya juga mulai paham bahasanya dan makanan mereka pun masuk ke lidah saya. Namun meski begitu, sepertinya saya belum pernah beli printilan k-pop atau maksa harus nonton konser atau fansign mereka. Saya pernah nonton konser, ikut acara meet and greet, nonton film dokumenter idol di bioskop, datang ke tempat serta acara terkait korea dan lainnya, tapi itu sebisanya saja, bukan yang harus kudu wajib. Tujuan wisata atau keluar negeri saya pun bukan harus ke korea, tetap ingin umroh sesering mungkin. Mungkin karena saya bukan tipe pengoleksi dan saya berusaha paham mana hal-hal primer, jadi saya lebih santai saat ngefans. Di tengah-tengah kesibukan saya palingan saya berusaha update dan mendukung mereka dengan cara mutualan dengan sesama fans, supaya update-an kekoreaan tetap muncul di timeline saya serta ikut vote.
Mungkin banyak pandangan miring jika suka korea, tapi saya rasa korean wave makes me ingin selalu jadi orang yang keren, rajin nan baik hati berkepribadian asik. Konten-konten saya juga banyak terpengaruh pengaruh oleh acara-acara korea. Karena tiap melihat konten mereka, saya jadi pengen ATM alias amati, tiru, modifikasi.
Saya merasa saya belum jadi superfan sih, tapi saya rasa memang seharusnya seperti itu saat mengagumi orang. Meski kehadiran mereka di dunia maya saja sudah bikin happy, healed, dan semangat lagi, tapi sukai hanya secukupnya saja. Selalu buat ruang untuk kecewa. Karena mereka juga manusia biasa. Mendukung dan ambil yang baik-baiknya saja. Tetap utamakan diri sendiri, keluarga, pendidikan, dan pekerjaan dibandingkan orang yang kita kagumi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H