Lihat ke Halaman Asli

Hani

Peserta Danone Digital Academy 2021 ~ https://www.nisaahani.com/

Kisah Viral Ria Rinjiani Mendirikan Maggot Recycle Center untuk Bantu Mengatasi Sampah

Diperbarui: 11 Oktober 2023   00:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Niat baik memang terkadang belum tentu langsung diterima dengan baik. Begitu pula saat Vira Ria Rinjiani ingin membudidayakan maggot untuk mengatasi sampah di daerahnya, Desa Teladan, Curup Selatan, Rejang Lebong, dataran tinggi yang terkenal sebagai penyuplai terbesar sayuran di pasar Bengkulu.

Masyarakat di tempat lahirnya Vira mayoritas berkebun, baik itu sayur mayur, buah-buahan, dan juga kopi. Terkadang hasil panen yang tidak habis terjual menjadi sampah. Bahkan, mengotori pinggir jalan, sungai, menyebabkan bau tidak sedap, dan mencemari lingkungan. Oleh karena itu, Vira ingin membantu mengatasinya dengan membudidayakan maggot. Karena maggot makan sampah basah atau sampah organik. Sehingga diharapkan, hasil panen yang tidak terjual, tidak menjadi mubazir, sekedar menjadi sampah dan mengganggu lingkungan.

Sayangnya, budidaya yang masih minim di Bengkulu ini dianggap aneh oleh masyarakat sekitar. Warga juga protes dengan bau mengganggu sampah organik untuk pakan maggot. Ejekan dan cemooh pun didapatkan Vira. Bahkan langkah Vira sempat terhenti.

Apa itu Maggot?

Sumber gambar Lalat BSF: https://www.rri.go.id/

Maggot dihasilkan dari telur lalat hitam atau Black Soldiers Fly (BSF) dan bisa ditemukan pada bangkai, buah, atau sayur-mayur yang rusak. Bisa dijadikan pakan alternatif ikan, ayam, burung. Atau, malah jadi pakan utama karena lebih efisien dan mengandung protein tinggi berkualitas.

Sumber gambar maggot: https://megapolitan.antaranews.com/

Maggot makan sampah organik, tapi difermentasi dulu selama 3-7 hari. Supaya pakannya bisa dicerna dengan baik. Ini lah yang menyebabkan warga sekitar protes. Karena menyebabkan bau.

Warga Mulai Welcome dengan Budidaya Maggot

Alumni jurusan pendidikan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup ini tidak menyerah, perjuangannya untuk mengatasi sampah organik berawal dari diskusi  untuk membuat budidaya maggot dengan pengurus Yayasan Raflesia Nusantara, tempat dia aktif juga di sana, kemudian mengikuti pelatihan maggot, lalu mulai merintis budidaya maggot dengan organisasi pemuda bernama Rumah Pemuda Kreatif, akhirnya membuahkan hasil meski pernah adanya penolakan. Masyarakat dan pemerintah pemkab Rejang Lebong mulai welcome dengan budidaya maggot milik Vira.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline