Yess, setelah dua bulan nggak posting karena (sok) kesibukan, akhirnyaa bisa up date lagi blog saya. Kali ini saya (lagi dan lagi) menceritakan pengalaman jalan-jalan, khususnya ngalam. Ehem ehem.. tes tess, siap yaa :P
[caption id="attachment_152100" align="aligncenter" width="547" caption="Curug 7 Cilember"][/caption] Yang namanya bicara soal traveling di Indonesia emang ga ada habisnya. Dari yang termahal sampe mureh meriah juga ada. Tinggal gimana kita menikmatinya. Oke, jalan-jalan saya kali ini adalah ke daerah Cisarua. Puncak emang ga ada matinya yah buat tempat rekreasi even semacet apapun menempuh tempat rekereasi yang dituju. Puncak tetap diminati oleh masyarakat. Pada akhirnya, pilihan jatuh ke Air Terjun Cilember. Berbekal ngelmu dari mbah Google dan "(tidak) malu bertanya, (tidak) sesat di jalan", akhirnya saya berkesempatan menikmati sejuknya daerah wisata Air Terjun Cilember. Berhubung saya dari Jakarta, jalur yang saya lalui adalah tol Jagorawi, keluar di Gadog, lalu terus mengarah ke daerah wisata Mega Mendung, Puncak. Sekitar 20 km kalo kata mbah Google jarak dari Ciawi ke tempat wisata Air Terjun Cilember. Tak jauh dari jalan masuk (gang) yang mengarah ke Mega Mendung, akan ada gang di depan sana sebagai jalur menuju Curug Cilember. Gang ini juga bisa menjadi salah satu akses pintu masih ke Taman Wisata Matahari. Dari gang tersebut, menempuh jarak sekitar 8-12 km. Dengan kondisi jalanan yang benar-benar hanya pas untuk dua mobil sedan, akhirnya saya sampai di daerah wisata Air Terjun Cilember. Kebetulan pada waktu itu, saya naik mobil pribadi, sehingga saya bisa parkir di dekat pintu masuk daerah wisata Air Terjun Cilember. Saya sendiri kurang paham sistemnya bila Anda pergi ke sini bersama rombongan dengan menggunakan bus besar. [caption id="attachment_152101" align="aligncenter" width="438" caption="Mau ke Curug 7 apa Curug 5?"][/caption]
Hanya merogoh kocek sebesar Rp 12.000/orang, Anda sudah bisa mengeksplor daerah wisata ini. Di pintu masuk akan ada dua cabang, ke kiri menuju air terjun Cilember, ke kanan untuk tracking. Tentunya saya mengambil yang jalur kiri. Rupanya, pengunjung masih harus menempuh jarak sekitar 300 meter untuk sampai di air terjunnya. Meski begitu, saya sangat menikmatinya. Hwaaaahh.. biasa berkutat dengan polusi dan kemacetan Jakarta, serasa menghirup udara baru di sini. Suejuuuukk. Selain berada di kawasan Puncak, keberadaan berbagai tanaman di sepanjang perjalanan menuju air terjun juga membuat udara di sini terasa segar. Ada berbagai jenis bunga dan juga pepohonan besar yang rimbun dan rindang (umumnya didominasi oleh pinus). Selain itu, jalan yang dibuat berundak dan telah permanen juga menambah kenyamanan saat menempuh ke air terjun. Sebelum sampai ke tempat tujuan, kita juga bisa mampir ke museum kupu-kupu. Pembayaran 12.000 rupiah di depan tidak trmasuk bila kita ingin melihat aneka jenis kupu-kupu di sini. So, berhubung saya lebih tertarik menikmati air terjun, saya melanjutkan perjalanan ini dengan diapit oleh pohon-pohon pinus yang tumbuh dengan rimbunnya. Tak terasa akirnya saya sampai di air terjun yang dimaksud. Keren, seger, sejuk itulah tiga kata yang bisa saya ungkapkan. Rupanya ada dua air terjun dalam satu kawasan ini. Air terjun pertama yang saya kunjungi adalah Curug 7. Di sana sudah ramai para pengunjung yang mandi di bawah air terjun. Anak-anak kecil tampak riang berendam di kolam. Saya sendiri hanya bisa membasahi kaki saja untuk merasakan kesegaran Curug 7 Cilember.
[caption id="attachment_152103" align="aligncenter" width="547" caption="Curug 7"][/caption]
Tak puas dengan Curug 7, saya pun mengajak partner saya untuk lanjut ke Curug 5. Yaa sayang jg, udah jauh2 ke sini cuman sampai di Curug 7. So, siapa takut untuk mencapai puncak yang lebih tinggi?? Bertanya dengan penjaga wisata, jarak tempuh ke Curug 5 juga sekitar 300 meter. Hanya saja, medan yang dilewati berbeda, yakni jalan menanjak (tracking), seperti naik gunung. Intinya dibutuhkan tenaga ekstra, sodara-sodara! Yup, here we go! Di tengah perjalanan, saya yang tadinya semangat '45 mencapai Curug 5 sempat hopeless. Haduh, udah lama ga jalan jauh, sekalinya jalan, medannya kayak gini. Tracking. Beberapa kali saya berhenti, mengatur nafas yang sudah mulai terengah-engah. Keringat pun mulai berjatuhan. Fyuuh, tapi udah setengah jalan, ga mungkin juga untuk balik ke titk semula. Bertanya seberapa jauh lagi pada mereka yang turun dari Curug 5, jawaban mereka mengecewkan, "masih jauh." Kapan sampainya kalau kayak gini yah?? Meski begitu, kaki ini tetap melangkah. Perlahan tapi pasti, suara derasnya air terjun mulai terdengar. Ahaaa.. sebentar lagi akan saya temui Curug 5! Semakin tidak sabar rasanya. Yesss, this is it!!! Curug 5 ada di depan mata saya! Hwaaaa.. hilang semua rasa capek dan pengorbanan tracking pada saat menempuh Curug 5. Semuanya beneran hiilang saat kita semakin dekat dengan Curug 5. Percikan air Curug 5 yang mengenai badan saya membuat tubuh ini kembali segar setelah berjalan menanjak sejauh 300 meter. Suasana di Curug 5 tidak seramai di Curug 7. Mungkin karena infrasutruktur yang tidak sebagus saat menempuh Curug 5, pada akhirnya orang-orang terpilih (red: yang kuat tracking dan notabene anak-anak muda) saja yang bisa mencapai di sini. [caption id="attachment_152105" align="aligncenter" width="547" caption="Curug 5 Cilember"][/caption]
Setelah beberapa saat menikmati kesegaran Curug 5, waktu sudah menunjukkan pukul 16, Akhirnya kami memutuskan untuk turun, menuju Musholla. Hweeeh, sebuah pengalaman baru untuk saya saat mengunjungi Curug Cilember ini. Selain menyoroti objek wisatanya (curug), jangan khawatir akan kebersihan daerah wisata ini. Di sini disediakan banyak tempat sampah yang telah terbagi menjadi 2 jenis. Jadi, tidak usah ragu-ragu untuk mmebuang sampah Anda karena dengan mudahnya Anda akan menemukan tempat sampah sepanjang jalur menuju Curug 7. Selain itu, jika Anda ingin duduk-duduk santai menyantap makanan ataupun membeli suvenir, tempat wisata Curug Cilember ini juga menyediakannya. Toko-toko dibangun dengan rapi dan tidak terlihat semrawut. Hhhm, ternyata, wisata murah tak melulu berakhir dengan pengalaman buruk dan kesan daerah wisata yang kumuh. I really enjoyed my trip at Curug Cilember. Tinggal kita sebagai pengunjung yang menjaga fasilitas-fasilitas yang telah diberikan oleh si pengelola. FYI, bagi Anda yang ingin menginap di sini, disediakan pula oleh pengelola tempat untuk menginap. Bentuknya ada yang seperti rumah (bungalow), ada pula tenda yang berlokasi di antara pohon-pohon pinus. So, ke mana liburan akhir tahun in? Mungkin Curug Cilember bisa menjadi pilihan untuk Anda dan keluarga Anda :-)
[caption id="attachment_152104" align="aligncenter" width="547" caption="Hutan pinus tumbuhan yang mendominasi daerah wisata Curug Cilember"][/caption]
[caption id="attachment_152106" align="aligncenter" width="547" caption="track menuju Curug 5 Cilember"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H