Lihat ke Halaman Asli

Kapan Kita Belajar

Diperbarui: 15 November 2023   18:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: nasional.kompas.com

Panggung politik di negara kita ini selalu terlihat memanas, topik calon yang akan diusung selalu terdengar di kalangan masyarakat. Terlihat pada Pilpres sebelumnya dan masa Pilpres yang akan datang.

Ketidakdewasaan dalam berpolitik dapat menyebabkan konflik pilihan terhadap calon yang ingin dipilih. Terkadang suasana ini dapat memicu perpecahan di tengah-tengah masyarakat.

Aksi damai dan aksi protes juga bermunculan sebagai bentuk demokrasi politik yang belum dewasa di kalangan masyarakat.

Jika ditimbang dan dipikirkan sikap yang dilakukan masyarakat tersebut adalah keaktifan dalam dunia politik, bahwa dalam UUD 1945 Pasal 28 berbunyi "Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang" dengan ini setiap warga Indonesia memiliki hak untuk memberikan suara dan memberi pendapat terkait konten yang terjadi.

Akan tetapi persoalan demi persoalan terjadi karena ketidak dewasaan dalam politik. Para pengusung calon A dengan tegas menolak terhadap calon lain. Hendaknya sebagai warga yang aktif dalam politik, kita patutnya ikut terlibat dalam menyeleksi dan mengawasi proses pemilihan umum tersebut. Agar terpilih calon yang mampu membawa negara kita 5 tahun ke depan ke arah yang baik dari yang baik.

Dengan ini, masyarakat berkumpul dan bersama dalam menghantarkan kandidat tersebut dengan baik. Agar terciptanya negara yang adil dan makmur, marilah kita bersikap dewasa dalam politik tanpa menyakiti hati dan perasaan warga yang lain. Kalah menang dalam pencalonan adalah hasil bersama. Ketika calon yang kita usung kalah maka marilah kita menyikapi dengan baik dan ikut serta mendampingi calon pemenang tanpa menyalahi UU yang berlaku. Jika calon yang kita usung menang, hendaklah kita bersikap untuk mendampingi calon tersebut agar fokus membangun negara ini 5 tahun ke depan.

Beda selera bisa, tapi tujuan tetap sama. Jayalah Indonesiaku 5 tahun ke depan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline