Lihat ke Halaman Asli

nirwanakarsa

Mahasiswa KKM UIN Malang

Batik Ciprat Danakitri dari Penyintas ODGJ: Pelatihan Digital Marketing yang Mengubah Masa Depan

Diperbarui: 27 Januari 2025   18:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembukaan Acara

Wonorejo, Singosari – Sebuah inisiatif inspiratif hadir di Desa Wonorejo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, pada Senin, 20 Januari 2025. Bertempat di Posyandu Jiwa, pelatihan bertajuk “Membangun Masa Depan: Strategi Digital Marketing untuk Penyintas ODGJ” sukses diselenggarakan oleh Yayasan Baitul Mal PLN (YBM PLN), Lembaga Manajemen Infaq (LMI), dan Kementerian Kesehatan melalui RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang. Kegiatan ini juga mendapat dukungan penuh dari KKM 117 Nirwana Karsa UIN Malang.

Pelatihan ini dirancang khusus untuk memberdayakan para penyintas ODGJ (Orang dengan Gangguan Jiwa) melalui kreasi batik ciprat danakitri, yang kemudian dipasarkan melalui strategi digital marketing. Para peserta tidak hanya belajar teknik pembuatan batik, tetapi juga diajarkan bagaimana memanfaatkan media digital untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

Bapak Andi Widodo Memulai Kegiatan Membatik

Samsul Hadi, Kepala Desa Wonorejo, menyampaikan kebanggaannya atas kegiatan ini. Dalam sambutannya, ia mengatakan, “Pelatihan ini bukan hanya memberikan keterampilan, tetapi juga harapan. Penyintas ODGJ kini dapat mandiri secara ekonomi dan menunjukkan bahwa mereka memiliki potensi besar.”

Direktur Utama RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang, dr. Yuniar, Sp.KJ., menekankan pentingnya pendekatan inklusif untuk memberdayakan penyintas ODGJ. “Program seperti ini memberikan terapi produktif yang sangat bermanfaat. Mereka tidak hanya menghasilkan karya, tetapi juga merasa dihargai sebagai bagian dari masyarakat,” ujarnya.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh Direktur Marketing dan Kemitraan 

Penyerahan Simbolis

LMI, Ozi Riyanto, yang menjelaskan langkah-langkah pemasaran digital. “Kami ingin para peserta memahami kekuatan platform digital untuk memasarkan produk mereka. Dengan cara ini, batik ciprat dari penyintas ODGJ memiliki peluang besar untuk bersaing di pasar,” jelas Ozi.

Salah satu peserta, Hariyanto (34), yang merupakan penyintas ODGJ, mengaku senang dengan pengalaman barunya. “Saya tidak pernah berpikir bisa membuat batik, apalagi menjualnya. Ini membuat saya merasa lebih percaya diri,” katanya penuh haru.

Para Mahasiswa KKM 117 UIN Malang ikut serta membantu kegiatan ini dengan penuh semangat, khususnya saat membatik bersama ex-ODGJ.

Mahasiswa Ikut Serta Membatik

Pelatihan ini ditutup dengan pameran karya batik ciprat hasil buatan para peserta, yang langsung menarik perhatian hadirin. Para undangan berharap program ini bisa menjadi model pemberdayaan yang berkelanjutan untuk penyintas ODGJ di daerah lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline