Di sudut malam yang sunyi,
separuh jiwa hilang begitu saja,
terbang bersama angin yang menggulung,
lebur dalam denting waktu yang tak terhenti.
Di setiap hembusan napas,
ada ruang kosong yang tak bisa diisi,
seperti langit yang kehilangan bintang,
seperti lautan yang terabaikan ombaknya.
Kau pergi, meninggalkan jejak yang pudar,
tak ada lagi tawa yang mewarnai hari,
hanya bayangmu yang tersisa,
menghantui setiap detik yang berlalu.
Aku terdiam, menatap ruang yang hampa,
separuh jiwa ini seperti hilang dalam aliran waktu,
dan aku mencari, berlari tanpa arah,
tapi tak ada yang bisa mengembalikan,
separuh yang telah pergi.
Namun, meski separuh jiwa tak ada,
aku belajar merangkai kembali kekosongan,
memupuk kekuatan dari serpihan yang tersisa,
karena walau hilang, hidup harus tetap berjalan.
Jadi, aku terus berjalan,
meski tak lengkap,
menunggu saat aku bisa menemukan,
separuh jiwaku yang hilang itu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI