Lihat ke Halaman Asli

Facebook dan Knock-knock

Diperbarui: 7 November 2015   00:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika awal kali menyaksikan film ini, nurani saya setuju menduga cerita knock knock adalah cerita tentang kebahagiaan sebuah keluarga kecil yang kemudian diuji keharmonisannya. Dibuka dengan tayangan manis, kehangatan keluarga yang begitu romantis, penuh cinta dan kasih sayang. Dibintangi aktor Keanu reeves yang memerankan tokoh evan sebagai ayah dalam cerita ini, memiliki sepasang anak; laki-laki dan perempuan, serta seorang istri seniman yang cantik bernama Karen. Evan berprofesi sebagai arsitek dan DJ. Evan dan Karen hidup sebagai keluarga yang rukun dan bahagia.
Suatu hari, ketika Karen memutuskan mengajak kedua anaknya berlibur bersama, tinggallah evan seorang diri di rumah mereka. Evan tak bisa ikut serta karena harus menyelesaikan beberapa item pekerjaan dan tak kalah pentingnya Evan harus bertanggungjawab terhadap keamanan rumah. Di rumah evan ada sebuah patung karya istrinya, yang harus dijaga sebaik mungkin. Patung ini dianggap sebagai karya maha sempurna Karen, sehingga perlu pengawasan sempurna pula, bahkan hewan kecil seperti semut pun tak diperkenankan menyentuh patung ini.

Ketika malam baru saja memunculkan dirinya, mendadak terdengar suara dari arah pintu rumah Evan. Tok…tok…tok…tok…tok…tok… Evan lalu bergegas membuka pintu untuk memastikan ada siapa diluar sana. Sempat terenyak, karena yang berada di hadapan Evan adalah dua gadis belia yang basah kuyup karena kehujanan. Mereka mengetuk pintu Evan untuk meminta pertolongan berteduh sejenak dan mengeringkan pakaian sembari menunggu hujan redah. Evan pun tak sungkan menerima Genesis dan Bel, begitu nama kedua gadis ini dan melayani berbagai keinginan tamunya itu. Ketika hujan telah surut, Evan lalu memanggil taksi untuk menjemput mereka. Keadaan pun seketika berubah saat itu. Genesis dan Bel menolak untuk meninggalkan rumah Evan, bahkan hingga taksi telah tiba. Model penolakan kedua gadis ini adalah dengan menggoda dan merayu Evan. Evan yang diperankan sebagai lelaki setia dan bertanggungjawab pun melakukan berbagai upaya untuk menghindar dari rayuan Genesis maupun Bel. Namun akhirnya Evan tak kuasa menyelamatkan dirinya dari pelukan Bel dan Genesis. Taksi yang telah menunggu cukup lama di luar juga terpaksa harus melajukan kembali mobilnya meninggalkan kediaman Evan.
Dari sinilah perseteruan antara Evan dan Bel-Genesis dimulai. Keesokan harinya , Evan kembali menawarkan kepada Bel dan Genesis untuk meninggalkan rumahnya dan berjanji untuk tidak mengganggunya. Evan bahkan telah menaruh kekesalan dan kebencian mendalam kepada Bel dan Genesis karena telah menjebaknya semalam. Evan merasa menjadi korban atas kelakuan dua gadis ini. Namun, Bel-Genesis bersikukuh untuk bertahan di rumah itu bersama Evan. Alhasil pertengkaran ketiga orang ini tak henti-hentinya meletup hingga berakhir pada upaya saling melukai. Ketika pertikaian ini dimenangkan oleh Bel-Genesis, Evan dihadiahi hukuman kubur hidup-hidup dari kedua perempuan yang dalam cerita film ini diduga telah menjadi korban pedofilia. Evan begitu tersiksa menjalani hukuman ini dan memastikan hidupnya akan berakhir tragis seperti itu. Rupanya Bel-Genesis tak jadi meneruskan proses kematian Evan. Evan lalu ditinggalkan dalam keadaan terkubur namun Bel-Genesis masih menyisakan bagian kepala dan wajah Evan untuk tidak ikut tenggelam dalam kuburan yang telah mereka gali bersama untuk Evan. Namun sebelum beranjak, Bel-Genesis memperlihatkan video menarik kepada Evan, isinya adalah “sebuah kerjasama cinta dan nafsu” antara Bel dan Evan, yang telah dishare ke facebook dan menempel seperti “lem besi” di akun Evan. Video itu telah di like oleh ribuan penghuni facebook dan telah ditonton oleh jutaan orang, termasuk oleh istri tercinta dan anak-anak Evan. Bel-Genesis menitip pesan kepada Evan, agar hati-hati pada Facebook, jangan sembarang menuangkan hal-hal pribadi di facebook, karena boleh jadi akan ada pihak yang memanfaatkan hal itu untuk kepentingan tertentu dan bisa merugikan diri sendiri.
Film Knock knock atau tok…tok…ditutup dengan pesan singkat itu. Bagi saya, itu adalah pesan menarik yang ingin disampaikan dalam film ini. Ceritanya cukup bergejolak, sangat sadis, namun ternyata dibalik durasi tayang selama kurang lebih 100 menit itu, film ini menitipkan sebuh pesan penting yang sejak awal sama sekali tidak tertebak. Pesan “melawan” kejahatan Facebook. Secara tegas film ini bersuara kepada penonton agar tidak meluapkan berbagai hal pribadi di Facebook, karena bisa membuka peluang kejahatan bagi para netizen. Beberapa waktu lalu negeri ini dihebohkan oleh kejahatan di dunia maya yang berasal dari Facebook yaitu terjadinya transaksi seksual, penculikan anak, pelecehan seksual dan berbagai kejahatan lainnya. Rupanya, para pelaku kejahatan memanfaatkan postingan-postingan pribadi netizen sebagai sumber data untuk melacak korban-korbannya.
Saat ini euphoria bermedia sosial tak bisa lagi dielakkan. Media sosial muncul dan berkembang sebagai kebutuhan komunikasi publik yang mampu menghubungkan manusia diberbagai belahan dunia. Kehadiran teknologi media sosial diakui memiliki banyak manfaat penting, namun tak sedikit pula efek negatif yang dimunculkan. Perang mulut di media sosial, luapan emosional tak terkendali yang berbuntut pada cacian dan makian bagi orang lain, pertikaian dan konflik yang seharusnya tak perlu menjadi konsumsi publik, unggahan video-video tak wajar dan sebagainya adalah bagian dari dampak penyalahgunaan media sosial. Mengamini pesan Bel dalam film ini, pandai-pandailah bermedia sosial. Jangan sembarang menaruh pesan pribadi…HATI-HATI!!!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline