Lihat ke Halaman Asli

Mejeng di Ruang Santai UB

Diperbarui: 24 Juni 2015   21:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah hampir sejam hujan mengguyur deras di kampus UB. Kolam ikan di depan perpustakaan pusat kampus  kelihatannya akan hampir penuh akibat dijatuhi air hujan. Entahlah di luar sana, atau di Malang lah khususnya, apakah juga merasakan hujan seperti yang saya rasakan di sini. Saya terjebak di ruang santai yang tepat berada di mulut gerbang perpustakaan ini. Sebut saja ruang santai, karena sesungguhnya saya belum tahu apa nama tempat ini. Sepertinya pikiran saya lebih tertarik untuk memikirkan kapan hujan ini reda ketimbang menanyakan nama ruangan terbuka berbentuk segi panjang yang dijubeli sekawanan mahasiswa ini.

Namun, setelah berdiam cukup lama menanti niat baik hujan agar berhenti sejenak supaya membiarkan diriku pulang, tiba-tiba saya merasa tergoda dengan ruangan ini. Seperti terbius dengan pandangan-pandangan menarik di sekitarnya. Sejenak melihat jauh ke sepanjang jalan raya UB, lampu-lampu jalan ternyata sudah dinyalakan. Lalu menengok kea rah gedung besar mirip gedung pencakar langit yang berdiri tidak jauh dari ruangan ini, lampu-lampu megah di gedung orang nomor satu di kampus ini juga sudah dinyalakan. Tak lama kemudian, lampu-lampu di sepanjang ruangan ini yang jumlahnya mungkin mencapai 20 buah pun telah dinyalakan. Artinya, saya betul-betul menjemput malam di kampus seperti dugaanku sesaat ketika petang mulai tenggelam tadi. Inilah kali pertama, diriku melihat warna malam di kampus UB.

Lamat-lamat suara azan maghrib pun memanggil. Sebagian mahasiswa lalu beranjak meninggalkan tempat ini. Mungkin mereka akan menunaikan ibadah shalat maghrib. Sebagian besar lainnya masih memilih tetap tinggal. Saya lalu kembali bersetubuh dengan ruangan yang dijejali puluhan meja dengan padanan kursi yang sepertinya sengaja didesign untuk memenuhi gelora mahasiswa untuk berselancar dengan laptop-laptopnya. Kursi dan meja-meja di sini dibuat sepasang bak suami istri yang disatukan oleh ikatan kokoh.  Meja maupun kursi dibuat paten dan tak bisa dipindah-pindahkan.

Hujan akhirnya mulai reda. Kursi-kursi ini masih disesaki mahasiswa yang tengah asyik memplototi layar-layar laptop di depannya.  Saya yang awalnya cuma niat mejeng akhirnya juga ikut membuka laptop seperti mereka. Bedanya, suasana malam di tempat ini lebih lapang saja. Sore tadi mahasiswa betul-betul menyemut. Mahasiswa-mahasiswa yang tidak kebagian kursi dan memang sengaja datang beramai-ramai, mereka membentuk kelompok-kelompok diskusi kecil di pelataran ruangan ini. Ada yang browsing, ada diskusi kecil, ada curhat-curhatan, ada yang bermain-main dengan ikan di kolam, maka sungguh paslah kalo saya menyebutnya ruang santai.

Jam di Handphone ku menunjukkan kurang lima menit jam 7 malam. Maklum, saya hanya bisa mengandalkan alat komunikasi yang sederhana ini sekaligus sebagai penanda waktu karena alasan klasik, tidak punya jam tangan, hehehe…Hujan juga sudah benar-benar berhenti. Sepertinya saya harus segera pamit kepada ruang santai ini, dan menghaturkan kata “saya pulang dulu yah, lain waktu kita berkencan lagi, senang menjemput malam dengan mu”…..hehehe …




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline