Penggemar boyband asal Korea, Neo Culture Technology (NCT) dikecewakan dengan adanya kabar mengenai kerjasama antara NCT dengan Starbucks pada tanggal 23 Mei 2024. Ratusan, ribuan, atau bahkan jutaan penggemar, khususnya penggemar dari Indonesia, tak bosan menyerukan boikot ke setiap postingan terkait NCT maupun SM Entertainment di berbagai platform untuk mendesak kepedulian mereka terhadap isu genosida di Palestina. Sampai saat ini, belum ada satu pun pernyataan pasti dari anggota NCT, apakah mereka berempati pada isu kemanusiaan atau justru tutup mata dan telinga?
Gaza usai, kini bergeser ke Rafah. Media tentu tidak buta dengan isu panas yang baru-baru ini terjadi. Liputan di mana-mana. Ulasan, postingan, dan tagar yang menyerukan satu suara yang sama masuk ke dalam jajaran trending topic yang lebih dari kata ramai untuk dibahas.
ALL EYES ON RAFAH
Genosida semakin gencar terjadi di Palestina, khususnya Gaza dan Rafah. Media marah. Masyarakat dunia marah. Desakan kepada pemerintah negara masing-masing untuk menolong Palestina tak pernah berhenti, meski pada akhirnya mereka dibungkam juga oleh aparat dan penentu kebijakan. Salah satu desakan tersebut adaah desakan untuk memboikot apapun produk maupun industri yang tujuan akhirnya adaah untuk menunjang anggaran militer Israel yang semakin gencar melakukan tindakan kejinya terhadap Palestina serta negara-negara yang mendukungnya.
Adapun produk-produk yang diboikot adalah Coca Cola, McD, Burger King, Starbucks, dan lain-lain. Mengetahui banyak dari netizen internasional memilih boikot daripada diam menyimak, perusahaan-perusahaan penghasil produk tersebut akhirnya mencari berbagai cara agar produk mereka tidak berakhir begitu saja. Salah satunya dengan menggaet kerjasama dan meningkatkan brand marketing dengan industri-industri hiburan yang notabene-nya merupakan tempat di mana orang-orang menaruh interest tinggi terhadap artis atau publik figur yang mereka kagumi setiap waktu.
Industri hiburan dikenal erat dengan kontrak kerja mereka dengan artis-artis yang mereka naungi di dalam tempat bernama "agensi". Dalam kontrak kerja tersebut, biasanya terdapat pernyataan kesungguhan para artis untuk "mengabdi" kepada agensi. Bila mereka tidak menyanggupi atau malah menolak patuh pada agensi, ada beberapa risiko yang ditanggung oleh artis tersebut. Misalnya, tidak adanya bantuan promosi atau dikenai sanksi tersendiri. Atau justru ketika mereka menolak disponsori oleh perusahaan-perusahaan yang diboikot, karir mereka mungkin tidak akan mudah.
Baru-baru ini, tepatnya pada pertengahan Mei 2024, para penggemar grup band Korea Selatan dibuat kecewa oleh tindakan yang diambil beberapa grup band yang memilih acuh terhadap isu genosida di Palestina. Khususnya NCT, boy band bentukan SM Entertainment, yang memiliki fandom cukup besar, baru-baru ini berkolaborasi dengan Starbucks. Awalnya, para penggemar tidak mempercayai hal itu sebab mereka yakin kolaborasi itu hanyalah akal-akalan dari Starbucks agar bisnis mereka tidak hancur.
Sayang sekali, tak lama kemudian, muncul postingan yang menunjukkan bahwa benar adanya persetujuan kontribusi dari NCT teruntuk Starbucks, dibuktikan dengan dieksposnya tanda tangan tiap-tiap member dari NCT. Hal ini memicu gelombang kekecewaan menguasai trending topic di dunia maya.
Hingga saat ini, masih belum ada pernyataan resmi, baik dari SM Entertainment maupun NCT mengenai apakah sesungguhnya mereka melakukan itu karena pekerjaan atau memang tidak peduli terhadap isu kemanusiaan yang sedang membutuhkan banyak perhatian.