Di era modern, banyak karyawan menghabiskan sebagian besar waktunya di meja kerja, baik di kantor maupun saat bekerja dari rumah. Mengingat waktu yang dihabiskan karyawan bekerja di kantor berkisar 10 jam perhari. Maka, diperlukan tatanan ruang kerja yang nyaman serta dapat membedakan antara zona bekerja dengan zona beristirahat (Fivanda & Ismanto 2021). Dalam rutinitas harian yang penuh tekanan, perhatian sering kali hanya terfokus pada target kerja dan tenggat waktu, sementara aspek kenyamanan fisik cenderung diabaikan. Padahal, hal-hal sederhana seperti posisi duduk, pengaturan alat kerja, hingga pencahayaan dapat memberikan dampak besar tidak hanya pada kenyamanan, tetapi juga pada kesehatan fisik dan psikis karyawan. Ergonomi adalah salah satu aspek yang sangat penting namun sering terlewatkan. Sebagian orang mungkin memandang ergonomi hanya sebagai detail kecil dalam tata letak ruang kerja. Namun, kenyataannya, ergonomi tidak hanya berkaitan dengan kenyamanan fisik tetapi juga memiliki pengaruh signifikan terhadap kesehatan mental dan emosional karyawan. Menurut artikel di situs Indonesia Safety Center, ergonomi tidak hanya meningkatkan kenyamanan tetapi juga kualitas kerja. Dengan penerapan ergonomi seperti desain kerja yang sesuai, pengaturan alat, serta edukasi, perusahaan dapat mengurangi cedera fisik dan meningkatkan produktivitas secara signifikan
Apa definisi dari ergonomi?
Ergonomi, berasal dari kata Yunani ergon yang berarti "kerja" dan nomos yang berarti "aturan," secara keseluruhan merujuk pada aturan atau prinsip yang berhubungan dengan aktivitas kerja. Dalam praktiknya, ergonomi merupakan ilmu multidisipliner yang bertujuan untuk mengoptimalkan sistem kerja manusia, baik dari aspek alat, cara, maupun lingkungan kerja, sehingga tercipta kondisi kerja yang sehat, aman, nyaman, dan efisien (Hutabarat 2017).
Sebagai salah satu sebuah pendekatan ilmiah, ergonomi berfokus pada penyesuaian antara fasilitas kerja dengan kemampuan dan keterbatasan manusia, baik secara fisik maupun mental. Hal ini melibatkan desain alat, peralatan, tataletak ruang serta lingkungan kerja yang selaras dengan kebutuhan pekerja. Dengan penerapan ergonomi yang tepat hal ini bukan hanya meningkat produktivitas, tetapi juga menjaga kesejahteraan fisik dan mental sumber daya dalam organisasi.
Ergonomi tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan fisik tetapi juga untuk mendukung kesehatan mental dan produktivitas karyawan. menurut Human Factors and Ergonomics Society (HFES), penerapan ergonomi yang baik dapat membantu mencegah cedera, kelelahan, dan stres, serta meningkatkan efisiensi kerja dengan desain lingkungan yang lebih sesuai dengan kebutuhan manusia.
Ergonomi mencakup seni dan penerapan teknologi yang bertujuan menciptakan harmoni antara tuntutan pekerjaan dan kebutuhan manusia. Dalam lingkungan kerja, ergonomi berperan dalam merancang ulang peralatan serta metode kerja untuk mencegah cedera, kelelahan, dan stres pada karyawan. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan kenyamanan selama bekerja, tetapi juga memberikan dukungan yang optimal saat karyawan beristirahat sejenak, sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Pentingnya ergonomi di lingkungan kerja
Lingkungan kerja yang tidak ergonomis dapat menjadi pemicu stres, baik secara langsung melalui ketidaknyamanan fisik maupun secara tidak langsung melalui penurunan produktivitas dan konsentrasi. Penyesuaian ergonomis merupakan aspek penting untuk mengurangi risiko kelelahan dan stres di tempat kerja, sebaliknya, ergonomi yang baik dapat menjadi salah satu pemicu dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat, nyaman, dan produktif.
Ketika seseorang bekerja dalam lingkungan yang tidak ergonomis, tubuh harus bekerja lebih keras dam membutuhkan waktu cukup lama untuk beradaptasi, Sebagai contoh, kursi yang tidak mendukung postur tubuh akan menyebabkan punggung terasa sakit setelah beberapa jam duduk, meja yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat membuat lengan menjadi tegang, sementara pencahayaan yang kurang baik bisa menyebabkan mata cepat lelah dan memicu sakit kepala.
Meskipun hal ini terlihat tampak kecil dan sering diabaikan, akan tetapi hal ini dapat memengaruhi kesejahteraan karyawan secara signifikan jika terjadi secara terus-menerus. Ketidaknyamanan fisik yang dirasakan dalam waktu lama sering kali berubah menjadi stres psikologis.Stres yang disebabkan oleh lingkungan kerja yang tidak nyaman sering kali datang secara perlahan dan sulit disadari pada setiap orang. Ketika tubuh merasa tidak nyaman, kemampuan untuk fokus pada tugas juga menurun. Akibatnya, karyawan mungkin merasa frustrasi karena tugas yang seharusnya bisa selesai dengan cepat malah memakan waktu lebih lama. Rasa frustrasi ini, jika berlangsung terus-menerus, dapat berkembang menjadi stres kronis yang merusak produktivitas bahkan dampaknya pada kesehatan mental. Sebaliknya, lingkungan kerja yang dirancang dengan prinsip ergonomi mampu memberikan pengalaman kerja yang jauh lebih baik.
Ketika tubuh berada dalam posisi yang nyaman dan peralatan kerja mendukung aktivitas sehari-hari, beban fisik menjadi lebih ringan. Hal ini dapat membantu karyawan bekerja lebih efisien, meningkatkan fokus, dan mengurangi risiko cedera atau kelelahan. Selain itu, lingkungan kerja yang nyaman memberikan dampak psikologis yang positif, seperti meningkatkan suasana hati dan menurunkan tingkat stres.
Ergonomi juga berperan dalam menciptakan rasa dihargai nya karyawan dalam lingkungan kerja. Ketika perusahaan menyediakan fasilitas kerja yang mendukung kenyamanan, karyawan merasa bahwa kebutuhan mereka diperhatikan. Hal ini dapat meningkatkan kepuasan kerja dan loyalitas terhadap perusahaan. Tidak hanya itu, manfaat ergonomi juga dirasakan oleh perusahaan secara keseluruhan, melalui peningkatan produktivitas dan penurunan absensi akibat masalah kesehatan.
Dengan banyaknya manfaat dari ergonomi sendiri, hal ini bisa menjadi hal yang penting untuk diperhatikan oleh manajemen perusahaan dalam mendesain tempat kerja dan menjadi salah satu aspek penting dalam memelihara sumber daya manusia didalam organisasi atau perusahaan, dan dampak dari sumber daya manusia yang baik juga akan memberikan manfaat besar dalam keberlansungan dan kemajuan organisasi.
Hal- hal kecil mulai dari pemilihan kursi dan meja yang sesuai, pengaturan pencahayaan yang optimal, hingga penyediaan peralatan pendukung seperti sandaran kaki atau mouse ergonomis, semua hal ini dapat memberikan dampak besar bagi kenyamanan fisik dan mental karyawan.
Hubungan Ergonomi dan Stres
Ketika lingkungan kerja tidak ergonomis, karyawan sering mengalami ketidaknyamanan fisik seperti:
- Nyeri dan Ketegangan Otot: Duduk terlalu lama di kursi yang tidak mendukung postur tubuh dapat menyebabkan nyeri punggung dan leher.
- Kelelahan Mata: Penggunaan layar komputer tanpa pengaturan pencahayaan yang tepat dapat memicu kelelahan mata dan sakit kepala.
- Tekanan Psikologis: Ketidaknyamanan fisik yang berlangsung lama dapat meningkatkan frustrasi, mengurangi konsentrasi, dan akhirnya menyebabkan stres.
Bagi perusahaan, mengenali pentingnya ergonomi dan menerapkannya dalam ruang kerja pribadi juga merupakan langkah yang bijak dan tepat dalam memberikan yang terbaik pada sumber daya manusia. Dengan postur kerja yang benar dan alat yang ergonomis, kita dapat bekerja lebih nyaman, menjaga kesehatan tubuh, dan mengurangi stres. Pada akhirnya, investasi dalam ergonomi adalah investasi untuk kesejahteraan dan produktivitas jangka panjang, baik bagi individu maupun organisasi.
Manfaat Ergonomi bagi Kesehatan Mental
- Meningkatkan Fokus: Lingkungan kerja yang nyaman membantu karyawan lebih mudah berkonsentrasi.
- Mengurangi Burnout: Postur yang benar dan pengaturan alat kerja yang baik mengurangi kelelahan fisik, sehingga energi karyawan tidak terkuras hanya untuk bertahan menghadapi rasa tidak nyaman.
- Meningkatkan Kepuasan Kerja: Karyawan merasa diperhatikan ketika perusahaan menyediakan fasilitas ergonomis, yang meningkatkan loyalitas mereka terhadap perusahaan.
Referensi yang digunakan
Hutabarat, I. J. (2021). Dasar-dasar pengetahuan ergonomi. Media Nusa Creative (MNC Publishing).
Indonesia Safety Center. (n.d.). Cara penerapan ergonomi di tempat kerja untuk kesehatan dan keselamatan. Diakses pada 6 Desember 2024, dari https://indonesiasafetycenter.org
Fivanda, F., & Ismanto, A. (2021). Analisis pengaruh konsep interior ruang kerja di rumah tinggal pasca pandemi Covid-19. Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni, 5(1), 251-260.
Human Factors and Ergonomics Society. (n.d.). What is ergonomics? Human Factors and Ergonomics Society. Diakses pada 6 Desember 2024, dari https://www.hfes.org
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H