Lihat ke Halaman Asli

Nira Nawastiti

Guru/SMP Hasbunallah

Visi Guru Penggerak untuk Pembelajaran Kontekstual dan Meningkatkan Pojok Baca di dalam Kelas

Diperbarui: 17 Januari 2023   10:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Pada gambar di atas terlihat situasi murid yang sedang bermain. Dalam bermainnya murid tersebut belajar matematika. Ada yang belajar hubungan koordinat dengan pola barisan bilangan memanfaatkan lantai kelas, ada yang belajar aljabar memanfaatkan buah - buahan, ada yang belajar pesamaan linear dua variabel memanfaatkan jajanan. Dalam gambar peran guru yaitu menjelaskan sistem pembelajaran sebelum dimulainya pembelajaran kemudian mengawasi jalannya pembelajaran yang berpusat pada murid serta membimbing murid jika murid membutuhkannya.

Lingkungan belajar yang bermakna dan berpihak pada murid itu harus ditumbuhkan. Gambar di atas merupakan lukisan mimpi dan narasi visi mengenai murid dan lingkungan belajar di masa depan yang diimpikan. Pembahsan selanjutnya mengenai visi, bagaimana mewujudkannya dengan sebuah pendekatan Inkuiri Apresiatif. 

Inkuiri Apresiatif (IA) adalah suatu filosofi, suatu landasan berpikir yang berfokus pada upaya kolaboratif untuk menemukan hal positif dalam diri seseorang, dalam suatu organisasi dan dunia di sekitarnya baik di masa lalu, masa kini maupun masa depan (Cooperrider & Whitney, 2005). Di sekolah, pendekatan IA dapat dimulai dengan mengidentifikasi hal baik apa yang telah ada di sekolah, mencari cara bagaimana hal tersebut dapat dipertahankan, dan memunculkan strategi untuk mewujudkan perubahan ke arah lebih baik. Nantinya, kelemahan, kekurangan, dan ketiadaan menjadi tidak relevan lagi. Berpijak dari hal positif yang telah ada, sekolah kemudian menyelaraskan kekuatan tersebut dengan visi sekolah impian dan visi setiap warga sekolah. 

Tahapan dalam IA yang di dalam bahasa Indonesia disebut dengan BAGJA (Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi). Buat Pertanyaan Utama (Define), merumuskan pertanyaan sebagai penentu arah penelusuran terkait perubahan yang diinginkan atau diimpikan. Tahap kedua, Ambil Pelajaran (Discover), mengumpulkan berbagai pengalaman positif yang telah dicapai di kelas maupun sekolah serta pelajaran apa yang dapat diambil dari hal-hal positif tersebut. Tahap ketiga, Gali Mimpi (Dream), menyusun narasi tentang kondisi ideal apa yang diimpikan dan diharapkan terjadi di lingkungan pembelajaran. Disinilah visi benar-benar dirumuskan dengan jelas. Tahap ketiga, Jabarkan Rencana (Design), merumuskan rencana tindakan tentang hal-hal penting apa yang perlu dilakukan untuk mewujudkan visi. Tahapan terakhir, Atur Eksekusi (Deliver), memutuskan langkah-langkah yang akan diambil, siapa yang akan Bapak/Ibu ajak dan pasti mau untuk terlibat, bagaimana strateginya, dan aksi lainnya demi mewujudkan visi perlahan-lahan.   

Tahapan BAGJA (Dok. pribadi)

Kekuatan BAGJA ada pada proses penggalian jawaban pertanyaan yang didasari oleh rasa ingin tahu, kebaikan, dan kebersamaan. BAGJA mewujud menjadi pengalaman kolaboratif yang apresiatif dan bermakna bagi peningkatan kualitas belajar murid di sekolah. Pertanyaan itu akan membawa komunitas sekolah untuk berefleksi, menggali lebih dalam hal-hal yang bermakna, untuk kemudian diinternalisasi dan dijadikan sebagai bahan perbaikan-peningkatan dalam menjalankan perubahan demi perubahan. 

Proses Inkuiri Apresiatif - BAGJA (Dok. pribadi)

Gambar proses IA-BAGJA berupaya menggambarkan proses BAGJA, yang harus dimulai dengan filosofi dan visi yang berpusat pada kepentingan murid. Dari sana kemudian diturunkan menjadi tujuan-tujuan rinci berupa prakarsa perubahan. Boleh jadi, karena telah memiliki visi yang kuat maka prakarsa perubahan muncul dari keresahan. Dari sana kemudian pertanyaan-pertanyaan dan rencana-tindakan yang perlu-dilakukan disusun. Tahap demi tahapnya kemudian direalisasikan, rencana-tindakan yang perlu-dilakukan dijalankan, pertanyaan-pertanyaan yang ada digali bersama tim dan anggota komunitas sekolah hingga membuahkan temuan (data, cerita, fakta). Temuan itulah yang kemudian menjadi dasar untuk menelaah kembali rancangan pertanyaan dan tindakan yang telah dibuat. Barulah kemudian, rencana (sebagai dokumen resmi) dapat dibuat hingga akhirnya di-eksekusi, di-monitoring, serta di-evaluasi keselarasannya dengan visi. Amati Sekolah untuk melakukan perubahan . Tiru dan modifikasi BAGJA terdahulu yang sepemikiran. 

BAGJA Prakarsa Perubahan : Meningkatkan minat belajar peserta didik pada pelajaran Matematika.

Buat Pertanyaan Utama (Dok. pribadi)

Ambil Pelajaran (Dok. pribadi)

Gali Mimpi (Dok. pribadi)

Jabarkan Rencana (Dok. pribadi)

Atur Eksekusi (Dok. pribadi)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline