Kanye West melakukan pidato pertama dalam deklarasi kampanyenya sebagai calon presiden Amerika Serikat pada hari Minggu (19/7/2020). Dilansir Aljazeera, Senin (20/7) Kanye berpidato sambil menangis dengan menceritakan tentang bahwa dirinya ingin istrinya, Kim Kardhasian melakukan aborsi pada saat mengandung putri tertua mereka, North. Ia juga mengatakan jika ayahnya dulu juga pernah ingin mengaborsi dirinya, namun ibunya tidak setuju. Selain itu Kanye West juga berbicara tentang Harriet Tubman, seseorang yang terkenal mendukung penghapusan perbudakan di Amerika Serikat. Kanye Mengatakan "Tubman tidak benar-benar membebaskan pera budak, dia hanya meminta para budak pergi bekerja untuk orang kulit putih lainnya".
Dalam peluncuran kampanye tersebut Kanye West mengenakan rompi anti peluru yang bertuliskan "security". Hal tersebut mungkin dapat diartikan sebagai simbol melawan rasialisme terhadap orang kulit hitam di Amerika Serikat yang sedang memanas akhir-akhir ini.
Sementara itu, calon presiden Donald Trump selama ini terkenal dengan sikap rasialnya yang tinggi dengan jargon "White Supremacy". Walaupun pencalonan Kanye West masih diragukan oleh banyak pihak, namun jika benar terjadi apakah pemilihan presiden Amerika Serikat pada November mendatang adalah pertarungan etnis ? Kanye West sebagai representasi kulit hitam dan Donald Trump sebagai representasi kulit putih.
Memang isu ini sudah lama dan sering terjadi. Akan tetapi mengingat pasca memanasnya isu "Black Lives Matter", hal ini menjadi perdebatan menarik lagi. Terlebih terjadi di negara yang disebut paling menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H