Nino Zayat Salfandha
Mahasiswa Universitas Siber Asia -- Prodi Sistem Informasi
Surel : n1n0z4y4t@gmail.com
Pandemi Covid-19 di tahun 2021 tak kunjung usai. Angka penambahan kasus Covid-19 di Indonesia justru masih terus bertambah hingga kini telah mencapai angka 2 juta kasus positif Covid-19. Penambahan setiap harinya terus bertambah, bahkan kini mencapai 50 ribu jiwa setiap harinya. Oleh sebab itu, pemerintah telah menyiapkan skenario kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat berlangsung selama 4-6 pekan. Kebijakan tersebut diumumkan langsung oleh presiden RI Joko Widodo saat konferensi pers di Instana Merdeka, Jakarta.
Namun kebijakan pemerintah untuk mengatasi pandemi ini ditanggapi dengan demo besar -- besaran di seluruh Indonesia seolah -- olah mereka lupa dengan kondisi pandemi. Masyarakat yang mayoritas adalah buruh melakukan aksi turun ke jalan demi menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah untuk protes terhadap kebijakan PPKM yang diperpanjang hingga 6 pekan kedepan.
Mereka mengolok -- olok menganggap bahwa isi dari kebijakan PPKM ini tidak sesuai dengan harapan yang di inginkan. Mereka menganggap kebijakan sekarang merugikan para buruh dan masyarakat yang ingin memperoleh uang seperti usaha warung makan, tempat wisata, bahkan banyak karyawan yang dirumahkan akibat dari PPKM ini sehingga masyarakat kini mengalami keterpurukan ekonomi.
Padahal faktanya kebijakan PPKM ini tidaklah merugikan para masyarakat melainkan memberikan manfaat jangka panjang pada masyarakat, Jika mereka tetap membuka usaha di tengah situasi pandemi yang kian merajalela, maka pandemi tak akan kunjung usai dan usaha mereka akan surut seiring berjalannya waktu akibat masih terus berdampingan dengan pandemi ini. Demo besar -- besaran ini juga terjadi karena disebabkan oleh sebagian orang yang termakan provokasi pihak lain.
Selama masa pandemi, beberapa aktivitas masyarakat mengacu pada teknologi atau sistem daring. Kondisi tersebut perlu untuk diperhatikan oleh masyarakat untuk menerapkan sistem bekerja dari rumah agar tidak menyebabkan penyebaran virus. Saat ini, adanya penyebaran informasi melalui media sosial justru tidak efektif karena ada beberapa pemegang akun yang tidak bertanggung jawab atas konten yang diunggah.
Salah satunya adalah penyebaran informasi provokatif terhadap kebijakan PPKM. Ada beberapa akun yang mengunggah kejanggalan serta berita buruk mengenai kebijakan PPKM dan langsung menghakimi kebijakan PPKM.
Hal tersebut menyebabkan beberapa kalangan sempat terprovokasi lalu meluapkan emosi dengan aksi dan membagikan story tanpa sebelumnya memikirkan jangka panjang dari kebijakan PPKM tersebut. Apalagi media sosial saat ini penggunanya merupakan kalangan milenial dan generasi Z, sehingga menyebabkan kalangan milenial dan generasi Z terpengaruh berita buruk.
Sangat disayangkan, pemerintah telah menngelontorkan banyak anggaran serta mengeluarkan berbagai kebijakan terkait virus Covid-19 ini. Pemerintah mencoba menaikkan angka kesehatan dan berupaya menaikkan berbagai sektor namun rakyatnya tidak mendukung kebijakan negara.