Lina paham bahwa Presiden Jokowi ditemui oleh Eka Tjandranegara dan kerabat Joko S Tjandra di Papua Nuigini pada 11 Mei 2015 lalu. Joko Tjandra memiliki saudara kandung Hilda Tjandra, Lady Eleana Tjandranegara MBE, Lily Benner, dan Wei Wei Hanafi. Pertemuan itu sungguh tak mengenakkan bagi Presiden Jokowi dan di luar rencana, karena pada acara itu adalah acara pertemuan dengan warga negara Indonesia.
Kini Joko S Tjandra sebagai bos Mulia Group malang-melintang dalam bisnis di dalam dan di luar negeri. Hotel Mulia di Jakarta dan Bali serta bisnis property dan industri tetap mentereng dan berkibar-kibar dengan gagahnya. Semua itu berkat tangan dingin taipan Joko Tjandra dan Eka Tjandranegara dan juga saudarinya Eleana Tjandra.
Sejak beberapa lalu Kejaksaan Agung dan Polri tengah berusaha untuk mencari celah untuk menangkap Joko S Tjandra yang telah berkewarganegaraan Papua Nuigini. Berbagai cara dilakukan namun masih mengalami kendala yang luar biasa – baik internal Indonesia maupun juga internal Papua Nuigini.
Di internal Papuan Nuigini sendiri penuh dengan skandal seperti Seabed Mining, SABLs, Joko S Tjandra, Naima Rice Project, Singapore Scandal, Taiwan Scam, dan banyak lainnya.
“Plus kecerdasan dan kelihaian Joko S Tjandra dalam menghadapi kasus hukumnya di Indonesia,” pungkas Lina.
“Dan jaringan hukum dan politik di Indonesia dan PNG,” kataku.
Itu pembicaraanku dengan Lina pekan lalu.
Gadis itu berperawakan tinggi sedang semampai. Kulitnya putih bersih. Berambut sebahu dan tubuh dibalut celana bahan dan hem putih dengan sepatu high heel, Lina, gadis itu, bergegas menuju pesawat Garuda yang akan bertolak ke Singapura dari Terminal 2E Bandara Soekarno-Hatta.
Di usia 27-an Lina justru tampak seperti remaja biasa, jauh lebih muda dari usianya. Buku adalah teman mainnya setiap saat. Tak ada waktu jeda memelototi buku dan sekelilingnya – di balik kacamata hitamnya. Bukan hanya satu, namun beberapa buah buku dibawanya di tas jinjing noken Papua. Tas itu dibeli di Bandara Domine Eduard Osok yang terbuat dari anyaman kulit kayu dari Papua. Beberapa buku yang tampak di tas yang ditenteng adalah novel karya Sidney Sheldon dan Daniel Steel.
Tak tampak gadget atau smart-phone dalam tas anyaman itu. Head-set yang menjadi trend gadis muda seusianya pun tidak menyangkut di kedua telinganya. Justru gagang kacamata hitam Oaklay terbaru bertengger di kedua telinga gadis itu, menutupi wajahnya yang oval.
Justru yang dibawanya adalah hape jadul ala Hotman Paris Hutapea. Katanya, model hape jadul begitu gampang mengoperasikannya dan tidak panas dipakai di telinga.