Lihat ke Halaman Asli

Ninoy N Karundeng

TERVERIFIKASI

Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Hancurkan Inggris, Islandia Terinspirasi Leicester, Dihadang Prancis

Diperbarui: 28 Juni 2016   09:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perayaan kemenangan di Islandia I Sumber ajc.com

Kemenangan Islandia atas Inggris membuat publik dunia teringat Leicester dengan kisah fairy tale yang menjadi juara EPL – LIga Primer Inggris. Namun, sejatinya mimpi Islandia dan publik dunia itu akan sulit terwujud. Pasalnya, EPL bukanlah bandingan Euro. Pun kekuatan Islandia tak sebanding dengan Prancis dan Jerman. Inggris yang ditaklukkan oleh Islandia hanyalah timnas memble dan papan bawah di Eropa, tidak seperti Timnas papan atas Jerman, Prancis atau Italia.

Mari kita telaah mimpi Islandia, dan banyak orang lain, yang ingin menjadikan Islandia sebagai Leicester II dengan hati gembira ria riang senang sentosa menertawai kehancuran Inggris dan hadangan Prancis dan Jerman di Euro 2016 dengan menari menyanyi salto ngakak selamanya senantiasa.

Para pemain  Timnas Inggris bukanlah tim berisi para bintang yang dibayangkan di EPL. Tak ada pemain hebat di sana. Menyebut Wayne Rooney, Rooney bukanlah bintang lapangan semacam Mueller atau Oezil di Timnas Jerman. Rooney tidak pernah bisa menunjukkan prestasi di Eropa dan Dunia. Pun secara rata-rata Timnas Inggris tidak memiliki kreativitas karena tidak ada pemain sekelas Mueller atau Boateng atau Radja Nainggolan di Belgia, bahkan Ronaldo di Portugal. Inggris mirip dengan Italia yang mengandalkan keberuntungan semata, minus kemampuan kerjasama seperti Italia yang memainkan sepakbola negatif dengan bertahan untuk meraih kemenangan.

Kemenangan Islandia atas Inggris bukan hal yang mengejutkan. Inggris sejak tahun 195o juga dikalahkan oleh Amerika Serikat yang saat itu seperti Islandia – bukan negara sepakbola. Catatan memble Inggris terus berlanjut di Piala Eropa dengan tidak pernah menjuarainya.

Inggris hanyalah Timnas yang besar di atas kertas dan dikabarkan oleh media massa yang  menorehkan catatan buruk selama mengikuti Piala Eropa – tidak pernah berhasil masuk ke fase semifinal selain tahun 1968 dan 1996 dan hanya kebetulan menjadi Juara Piala Dunia 1966 hanya karena adanya Bobby Charlton saja. Prestasi besar setelah itu adalah semifinal Piala Dunia 1990 di Italia.

Selain itu, Inggris selalu kalah di babak penyisihan atau babak knock-out dan sedikit di perempat final. Sungguh catatan yang sama sekali tak membanggakan baik di Piala Dunia maupun di Kejuaraan EUFA alias Piala Eropa. Tak kalah mencengangkan Inggris juga gagal masuk ke putaran Piala Eropa sebanyak 5 kali dari 14 kali gelaran Piala Eropa. Catatan lainnya, Inggris masuk semifinal dua kali dan dua kali quarter final, lainnya sebanyak 5 kali rontok di babak penyisihan.  

Maka kemenangan Islandia atas Inggris tak mengejutkan sama sekali karena Inggris sejatinya bukanlah timnas besar di Eropa dan di Bumi. Kini, ketika keterkejutan itu muncul, warga Islandia yang berpenduduk 223,000 orang mulai bermimpi menjadi Leicester II dengan mimpi lebih jauh: menjuarai Euro 2016 alias  Piala Eropa 2016.

Mimpi Leicester itu sah-sah saja, namun senyatanya di depan Islandia menghadang Prancis. Timnas Prancis juga timnas labil yang bisa saja dikalahkan oleh Islandia. Timnas Prancis saat ini memiliki kesamaan dengan Inggris dengan sedikit lebih baik – Prancis dan Inggris tidak memiliki pemain hebat seperti generasi Michel Platini dan Zenedine Zidane. Prancis memiliki kesamaan dengan Italia yang tak memiliki bintang dan hanya mengandalkan kerjasama tim.

Maka di situlah Islandia akan terhenti. Pun jika lolos, kemungkinan hampir mustahil mengalahkan Prancis, Islandia di semifinal pun akan dihadang Jerman yang dipastikan akan menghantam Italia. Italia lolos ke perempat final juga karena mengalahkan Timnas loyo yang tidak bertenaga: Spanyol. Dengan catatan hanya menang melawan tim loyo, Italia akan dilibas dengan mudah oleh Jerman.

Maka, catatan hebat Islandia sebenarnya hanya mengalahkan tim ayam sayur Eropa yang sudah sepantasnya kalah – seperti kebiasaan kalah Timnas PSSI melawan Singapura, Laos, Brunei juga kalah. Timnas Inggris hanyalah timnas berita koran dan online – hanya besar karena berita bukan karena prestasi. Namun diakui EPL, bukan Timnas Inggris, adalah gelaran kompetisi tahunan terhebat kedua di Bumi setelah La Liga Spanyol.

Jadi mimpi Islandia untuk mengikuti jejak Leicester menjadi juara dan menciptakan fairy tale alias kisah perperian tak akan terjadi karena adanya hadangan Prancis dan Jerman. Pun kemenangan Islandia atas Inggris bukanlah kejutan karena Inggris memang Timnas yang memble dan tak berprestasi seperti PSSI di Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline