Lihat ke Halaman Asli

Ninoy N Karundeng

TERVERIFIKASI

Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

(100 Puisi) Nikita, Kelewatan Ya, Manusia Sebut “Kau, -Mu, Dia, -Nya” untuk Tuhan

Diperbarui: 19 Februari 2016   14:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Milane Fernandez I Sumber www.artis-indonesia.blogspot.com"][/caption]Nikita, dengerin, betapa manusia dirasa begitu kurang ajar menyebut Tuhan
dengan Kau,-Mu, Engkau, Dia -Nya gantikan kata tuhan
kita sepakat Tuhan penguasa terhormat seru sekalian
yang wajib diberi tingkat penghormatan untuk kepuasan

Nikita, dengerin, betapa manusia suka kurang ajar pada tuhan beneran
padahal untuk manusia dihormati dengan Anda sebagai sebutan
atau untuk dia diganti dengan beliau diucapkan
Anda dan beliau lebih pantas untuk sebutan Tuhan

Nikita, tahukah, orang telah lama terjebak kata Anda di Melayu dan Sie di Jerman
untuk menyebut Anda dan Sie menghormati manusia bukan tuhan
rasa Kau dan Dia dan Engkau dan –Mu serasa Tuhan lebih didekatkan
hingga tak ada jarak dan sekat antara manusia dan tuhan

Maka sesungguhnya penyebutan Dia, Kau, Engkau –Mu -Nya pada Tuhan
dan bukan Anda atau beliau untuk menyebut tuhan
sesungguhnya itulah friski ketuhanan antara manusia dan tuhan
fakta urat nadi dan leher lambang manusia dan tuhan dalam kedekatan

Nikita, bener kan, pun manusia membutuhkan tuhan dalam kedekatan
sebagai upaya penghiburan dan penngaduan
dan penyebutan kedekatan bukan Anda dan beliau untuk tuhan
lebih dekat dengan Dia Engkau dan -Mu -Nya bahkan

Jadi, Nikita, pun manusia ingin semua persoalan terpecahkan
dengan mengadu kepada tuhan penuh kedekatan
bukan menjaga jarak jauh antara manusia dan tuhan
maka sebutan Dia Engkau Kau menjadi tepat nian

Nikita, ternyata untuk menggambarkan kedekatan dan penyatuan
manunggaling kawulo lan gusti antara manusia dan tuhan
tuhan sebagai Omnipotent
dan manusia sebagai potent
namun tetap dimaknai kehormatan

 

Salam bahagia ala saya tetap menyebut tuhan.

*) Dalam rangka 100 Puisi bersama Orang-orang Kecil di Kompasiana bersama Desol.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline