Lihat ke Halaman Asli

Ninoy N Karundeng

TERVERIFIKASI

Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Absen 10 Tahun, Pengibar Bendera Megawati Ikut Upacara HUT RI ke-70

Diperbarui: 17 Agustus 2015   10:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Megawati Pengibar Bendera I Sumber Wordpress.com"][/caption]

Megawati Soekarnoputri adalah pengibar Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih beneran – bukan dupliklat Sang Saka Merah Putih – pada tahun 1964. Kini, pengibar bendera pusaka itu hadir kembali setelah 10 tahun mangkir dari upacara di Istana Negara. Selain Ibu Megawati hadir seluruh politikus penting selain – Prabowo yang mengadakan upacara sendiri. Presiden Jokowi menjadi inspektur upacara HUT Republik Indonesia ke-70. Mari kita ikuti laporan upacara HUT RI ke-70 dengan hati gembira ria senang sentosa bahagia suka-cita riang suka-suka pesta-pora selamanya senantiasa merayakan kemerdekaan Indonesia.

Catatan tentang Megawati sebagi pengibar bendera Pusaka dan sejak SD Megawati pada tahun 1955 sudah magang menjadi pengibar bendera pusaka. Maka tak dapat diragukan lagi Ibu Megawati meliki darah yang menggelegak urusan nasionalisme karena sejak masih kecil Presiden Soekarno telah mengajari dan mengajak Megawati kecil terlibat dalam acara kebangsaan.

[caption caption="Megawati magang 1955 dan Megawati 1964 I Sumber Wordpress.com"]

[/caption]

Yang menarik, selain Megawati, pembawa bendera bendera adalah Maria Felicia Gunawan. Siswi BPK Penabur Serpong Banten. Pemilihan Maria Felicia Gunawan membuat angin segar bagi pluralisme bangsa Indonesia. Sungguh membanggakan bagi Banten dan Tangerang Selatan.

Kehadiran Megawati juga diikuti oleh berbagai politikus yang menggambarkan konstelasi politik. Cairnya hubungan antara Megawati dengan Jokowi – dengan masuknya Pramono Anung ke Istana – sangat menarik untuk diikuti. Juga hadirnya dan tidak hadirnya politikus juga gambaran konsolidasi politik. Setya Novanto Ketua DPR menjadi pembaca Teks Proklamasi. Untuk menggambarkan konstelasi politik di tengah kemeriahan kemerdekaan Republik Indonesia, maka dipastikan orang semacam SBY tidak hadir. Kenapa? Megawati sudah hadir.

Ini sama dengan ketika Pidato di DPR pada tanggal 14 Agustus 2015, ketika Presiden ke-5 hadir dan juga Presiden ke-3 Indonesia hadir, SBY tidak hadir. Ketidakhadiran SBY ini sudah dapat diduga: di mana ada Mega tak akan ada SBY. Itu terjadi di berbagai kesempatan.

Sejak kasus penelikungan tahun 2004 oleh SBY, Presiden ke-5 Megawati, akhirnya hadir kembali di Istana Negara: ikut upacara HUT RI ke-70 Kemerdekaan Republik Indonesia. Paling kurang dalam 5 tahun ke depan, akan dipastikan Presiden ke-5 Ibu Megawati akan hadir dan SBY tidak akan hadir. Rakyat akan tertawa melihat drama politik kayak anak TK antara Presiden ke-5 Mega dan SBY. Diharapkan Presiden Jokowi mendamaikan mereka: jika SBY sudah move on.

Selain acara kenegaraan, mimpi anak Indonesia, juga dibacakan yang anti korupsi dan minum air keran. Mimpi juga Indonesia juara olimpiade. Itu dibacakan oleh dua anak Indonesia siswa kelas 6 SD.

Jadi, upacara kemerdekaan RI ke-70 mengingatkan Megawati muda tahun 1964 menjadi pengibar bendera pusaka. Tahun ini juga ditandai oleh Maria Felicia Gunawan menjadi pembawa bendera pusaka Sang Saka Merah Putih. Juga tampak konstelasi politik persaingan antara Presiden ke-5 Megawati dengan SBY yang abadi. Merdeka!!!

Salam bahagia ala saya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline