Lihat ke Halaman Asli

Ninoy N Karundeng

TERVERIFIKASI

Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Megawati Bangkitkan Kenegarawanan Prabowo di Habitat Suryadharma Ali Cs

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Megawati mengubah kenegarawanan Prabowo. Selain itu, kisruh Golkar dan PPP menyadarkan Prabowo. Bahwa koalisi Jokowi perlu diselamatkan. Pertemuan fenomenal Prabowo di Istana Bogor dengan Presiden Jokowi mengubah segalanya. Pidato Mega di Bali menunjukkan betapa Mega ingin mendominasi Presiden Jokowi. Pertemuan Bogor adalah kunci perubahan arah Prabowo mendukung Jokowi. Mari kita tengok faktor penyebab munculnya fenomena kenegarawanan Prabowo yang akhir-akhir ini muncul dengan hati riang gembira senang sentosa bahagia suka cita ceria selamanya.

Tarik-menarik Golkar dan PPP - di tengah serakahnya lingkaran Megawati - menyadarkan Prabowo untuk mendukung Presiden Jokowi. Permintaan dukungan oleh Presiden Jokowi kepada Prabowo disambut baik. Pun hasilnya, kini dengan tegas Prabowo mendukung pemerintahan Presiden Jokowi.

Publik dibuat terperangah akibat pernyataan Prabowo yang tegas mendukung Pemerintahan Presiden Jokowi. Publik pun curiga. Namun, jika ditilik dengan cermat, pernyataan Prabowo itu dipastikan memiliki nilai kepentingan yang tinggi dari sisi politik.

Terlebih lagi kenegarawanan Prabowo kembali muncul. Berbagai peristiwa politik (kekalahan pilpres, keserakahan koalisi Jokowi) telah menyadarkan tentang pentingnya bekerja untuk rakyat. Prabowo pun dengan jelas menyampaikan dukungan kepada pemerintahan Jokowi-JK. Apa faktor penyebabnya?

Faktor pertama, Prabowo tidak cocok berada di lingkungan korup Suryadharma Ali Cs. Publik semua tahu bahwa penyebab kekalahan Prabowo adalah menggandeng Suryadharma Ali (tersangka korupsi). Lalu dekat dengan PKS yang tercitrakan sebagai pengikut Wahabi dan Ikhwanul Muslimin dan koruptor sapi lewat Luthfi Hasan Ishaaq. Ical lekat dengan kasus Lapindo. Amien Rais melukai warga Nahdliyin akibat menurunkan Gus Dur. Fadli Zon dan Fahri Hamzah terlalu nyinyir dalam kampanye yang merugikan Prabowo.

Pun ditahannya Suryadharma Ali - bahkan ditetapkannya SDA ketika masih ramai kampanye pilpres - meruntuhkan kenegarawanan Prabowo. Kekalahan mantan Danjen Kopassus yang gagah perkasa Pilpres 2014 atas lelaki kurus tukang mebel Jokowi menyentak nurani. Didukung oleh 67% suara partai di DPR, Prabowo kalah. Penyebabnya, orang semacam SDA dan PKS.

Dalam jangka panjang pileg 2019, kepentingan Gerindra akan terganggu jika Prabowo tetap bersekutu dengan orang semacam Ical, Suryadharma Ali, PAN, dan tentu PKS yang tujuan ideoologinya bertentangan dengan perjuangan Prabowo.

Faktor kedua. Kini, kisruh Golkar dan PPP menyadarkan Prabowo kembali ke kenegarawanannya. Bahwa koalisi Jokowi tidak akan tinggal diam untuk membiarkan koalisi Prabowo menguasai parlemen. Perang kepentingan di lingkungan Istana - dengan menguasai sumber proyek bernilai triliunan - yang disebut oleh Bamsoet sebagai upaya menguasai Presiden Jokowi.

Upaya memecah-belah Golkar dan PPP menyadarkan Prabowo bahwa dengan kekuatan koalisi Prabowo pun, tidak bisa digunakan sebagai penekan kekuatan di luar parlemen. Kenyataan politik adalah bahwa kekuasaan anggaran dan uang serta proyek ada di tangan Presiden Jokowi - bukan di tangan koalisi Prabowo meskipun menguasai parlemen.

Dalam hal kepentingan rakyat, Presiden Jokowi menyampaikan kepada Prabowo di Istana Bogor tentang pentingnya perlindungan dari lingkaran yang ingin menguasai Presiden Jokowi - dan tentu proyek bernilai ratusan triliun di sampaing kedudukan di berbagai kementerian, BUMN, dirjen, duta besar, dll.

Melihat ‘perampokan' seperti itu, di tengah upaya Presiden Jokowi membenahi carut-marut Indonesia, maka kenegarawanan Prabowo kembali muncul. Prabowo akan membela Presiden Jokowi dari berbagai perampokan asset negara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline