Lihat ke Halaman Asli

Ninoy N Karundeng

TERVERIFIKASI

Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Tiga Nasihat buat Luthfi Hasan Ishaaq

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ustadz Luthfi - begitu kami biasa memanggil Luthfi Hasan Ishaaq, berdasarkan ajaran dan ceramah ustadz sejak Ustadz pulang dari Saudi, saya terkesan dengan semua ajaran Ustadz. Ustadz mengajarkan kebaikan. Ustadz mengajarkan agar kita belajar dari siapapun juga. Ustadz memberikan wejangan agar kita belajar dari siapapun. Mari Ustdaz, kali ini gantian saya akan memberi nasihat kebajikan kepada Ustadz Luthfi - sebagaimana Ustadz ajarkan bahwa seberapa kecil kita harus ajarkan kebaikan kepada banyak orang. Namun kali ini saya hanya akan ajarkan kepada satu orang: nasihat kepada Ustadz Luthfi Hasan Ishaaq.

Ustadz, ini nasihat dari saya. Namanya sesama manusia, sesama umat manusia, sesama umat beragama, sesama penganut agama dan kepercayaan, kita harus saling asih asah asuh dan saling menjaga agar kita tak masuk ke dalam api neraka: jagalah diri dan keluargamu dari dahsyatnya api neraka. Kita sama-sama saling menasihati. Kini waktunya saya menasihati Ustadz dan nasihat ini sebagai buah ajaran ustadz LHI sendiri yang mengajarkan kebaikan kepada kami. Terima kasih banyak saya banyak belajar dari Ustadz. Sekarang gantian setelah belajar dari Ustadz, saya ajarkan nasihat untuk Ustadz.

Pengalaman adalah guru terbaik. Ustadz pernah mengajarkan bahwa ‘pengalaman adalah guru terbaik'. Untuk ajaran ini ternyata tak sepenuhnya benar. Yang benar ‘ pengalaman yang baik adalah guru terbaik'. Kenapa? Karena berdasarkan keyakinan ajaran itu, Ustadz mencari pengalaman berbuat korupsi. Menurut saya pengalaman korupsi bukan guru terbaik. Korupsi adalah perbuatan buruk, bejat, biadab, dan buruk di mata Allah SWT dan di mata hukum manusia dan sunnatullah.

Jadi menurut saya ajaran bahwa ‘pengalaman adalah guru terbaik' tidak sepenuhnya benar. Dilihat pengalamannya apa. Kalau pengalaman melanggar hukum sebaiknya dihindari. Kenapa? Karena pengalaman melanggar hukum jelas tak enak. Buktinya, Ustadz melakukan korupsi dan hasilnya menyengsarakan banyak orang. Keluarga, teman, anak, istri terbawa-bawa nama buruk Ustadz sebagai koruptor.

Ya, Ustadz. Meski itu pengalaman berharga, namun akibat perbuatan Ustadz Luthfi Hasan Ishaaq, banyak menimbulkan mudhorat: ketidakbaikan bagi partai agama PKS yang Ustadz pernah pimpin. Elektabilitas PKS merosot tajam. Bahkan gara-gara ustadz mencari pengalaman seperti itu sesuai dengan survei PKS bisa tidak lolos ke Senayan bersama partai semacam PAN, PBB, PKPI dan bahkan PKB.

Tobatun nasuha. Ustadz juga mengajarkan bahwa kita harus bertobat. Nah, kini waktunya ustadz bertobat kepada Allah SWT dengan tujuan tobatunnasuha - bukan tobat cabe atau tobat encit. Tobat yang benar. Banyak-banyaklah berdzikir, sholat malam, sholat sunnah baik ba'diah maupun lainnya, dan juga sholat dhuha ya Ustadz. Kan waktunya banyak. Allah SWT memberi waktu yang longgar buat Ustadz sekarang sampai 16 tahun mendatang. Ya sekitar 5,600 hari Ustadz bisa bermunajad.

Al waqtu kassaifi. Waktu adalah pedang. Itu pernah diajarkan Ustadz ketika ustadz ceramah. Isinya mirip dengan Time Is Money. Ustdaz memahami waktu adalah uang. Namun kini Ustadz cukuplah berhenti mencari uang secara duniawi. Gunakan waktu di penjara Sukamiskin untuk mengajarkan kebaikan - meski ustadz sendiri seorang koruptor, karena prinsipnya semua orang bisa mengajarkan kebaikan. Berikan ceramah kepada M. Nazaruddin, kepada Gayus Tambunan, kepada Jaksa Urip, kepada Djoko Susilo dan kepada semua rekan-rekan Ustadz. Pimpinlah dan bimbinglah mereka ke jalan yang lurus. Jalan yang diridhoi oleh Allah SWT ya Ustadz.

Itu saja ustadz nasihat dari saya. Oh ya ada yang lupa. Ustadz harus jaga kesehatan dengan berolah raga. Ustadz tak usah banyak memikirkan keluarga anak dan istri. Ustadz tenang saja. Ustadz tak perlu risau siapa yang antarkan Darin Mumtaza ke mall. Ustadz juga tak usah memikirkan siapa yang mendampingi menantu yang dari Russia nanti. Tenang cucu Ustdaz juga bisa menjenguk ustadz di dalam bui. Juga kami semua tengah berjuang memmbangun bilik asmara bersama istri sohib Ustadz, Septi istri Ahmad Fathanah yang Ustadz anggap menjerumuskan Ustadz. Ini penting sekali karena hak azasi manusia ya Ustadz.

Kurang lebihnya saya yakin nasihat ini bermanfaat buat Ustadz dan sekalian bangsa Indonesia Raya.

Salam bahagia ala saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline