Lihat ke Halaman Asli

Ninoy N Karundeng

TERVERIFIKASI

Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Israel, Palestina dan Pan-Arabisme Baru: Sejarah Tanah Berdarah

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Keyakinan agama Allah, Yahudi, Kristen dan Islam ternyata menjadi lambang bagi suatu bangsa yang disebut Yahudi dan Arab. Di Timur Tengah, Yahudi, Kristen, Islam dan agama-agama pagan lahir dan tumbuh silih berganti. Namun simbol agama berupa tanah, sekali lagi tanah dan tempat menjadi hal penting di atas kepentingan terhadap Allah sendiri.

Yahudi meyakini bahwa Yerusalem adalah Kota Suci yang harus direbut kembali. Di situlah terdapat the Temple of Solomon dan the most sacred shrine for the Jews - tempat paling sakral bagi agama Yahudi - yang kini tinggal berupa Tembok Ratapan. Tempat ini sebagai wujud kesedihan bangsa Yahudi yang kehilangan Bait Allah untuk kedua kalinya ketika Yerusalem dihancurkan oleh Romawi. Yahudi memandang seluruh wilayah Israel sekarang adalah tanah yang dijanjikan kepada bangsa Israel. Untuk itu, tanah yang dijanjikan harus direbut, dipertahankan, dan diperjuangkan demi kejayaan Israel Raya.

Kristen tidak pernah mengidentifikasi diri sebagai pemilik sah tanah yang sama-sama diklaim oleh Yahudi dan Islam; atau tepatnya kemudian disebut Israel dan Arab. Hanya 2% jumlah bangsa Yahudi yang meninggali apa yang sekarang disebut Israel dan Palestina ketika Israel dideklarasikan sebagai negara merdeka tahun 1948. Sementara 98% semua tanah didiami oleh orang Arab. Orang asli Palestina sendiri hanya berkisar sekitar 8% yang tinggal di dan sekitar Yerusalem serta di Tepi Barat. Selebihnya yang 92% adalah memang orang-orang Arab yang berasal dari Yordania, Mesir, Syria, dan beberapa negara Arab lain.

Suku-suku asli yang berjumlah 12 suku itu sejak zaman dahulu mendiami sebagian wilayah yang disebut sebagai Israel, namun bukan keseluruhan wilayah itu. Di antara wilayah-wilayah itu terdapat tanah yang secara turun-temurun sejak zaman Solomon memang menjadi tanah orang Palestina - Filistin. Wilayah dari Laut Mati sampai sekitar Jericho menjadi tempat kediaman suku-suku Felistin - bukan orang Arab.

Sejak diaspora dan perpindahan suku-suku Israel, Yahudi keluar dari tanah atau wilayah yang sekarang disebut Palestina dan Israel ke seluruh penjuru dunia. Mereka tersebar ke Ethiopia, Eropa Barat, Russia dan belakangan ke Amerika Utara dan Amerika Latin. Disadari akan pentingnya tanah air bagi bangsa Yahudi, maka atas prakarsa para petinggi negara Barat, Inggris, dan gerakan Zionist pun dibentuk untuk bertujuan mendirikan negara Israel. Berbagai macam pilihan diambil, opsi untuk membangun negara di Ethiopia gagal. Juga kondisi Russia tak memungkinkan dibentuknya negara Yahudi di sebagian negara bagian Russia yang mayoritas berdarah Yahudi.

Nah, gerakan Zionist yang dibentuk pada tahun 1897 dengan tujuan mendirikan negara Israel mendapat angin dari Inggris yang saat itu menguasai wilayah yang sekarang disebut Israel dan Palestina. Gerakan Zionist ini yang mengawali pendirian 20 pemukiman Yahudi di wilayah Palestina pada tahun 1870 sampai tahun 1897. Kebijakan membangun pemukiman dan mengusir penduduk yang mendiami wilayah Palestina, sejak kemerdekaan Israel. Pada awalnya Dana Bangsa Yahudi (Jewish National Fund) dibentuk untuk membeli tanah di wilayah Palestina, yang bertujuan untuk mendirikan negara Israel. Penguasa Imperium Turki yang menguasai Palestina pada abad ke-19, Sultan Hamid II berperan memberikan izin pemukiman bagi bangsa Yahudi yang akan kembali ke Israel.

Bangsa Yahudi yang telah berdiaspora dan tercerai-berai akhirnya memiliki identitas bangsanya kembali dengan berdirinya negara Israel. Kini 40% orang Yahudi telah kembali ke Israel. Tidak ada dalam sejarah kemanusian dan umat manusia yang mampu menghidupkan kembali kebangsaannya setelah tercerai-berai selama ribuan tahun. Hanya bangsa Yahudi yang mampu menyatukan sumber daya sehingga mampu membentuk negara Israel, dengan mayoritas penduduknya bangsa Yahudi.

Sejak berdirinya Israel tahun 1948, Israel sudah tidak melakukan kebijakan membeli tanah rakyat Palestina. Israel melakukan pengusiran dan merebut tanah-tanah Palestina secara sepihak. Giliran ratusan ribu rakyat Palestina mengungsi dan terusir dari tanah mereka. Mereka tersebar di Lebanon, Yordania, Mesir, Syria, negara-negara Teluk, Irak, Turki, Afrika Utara dan bahkan ke Eropa.

Kini giliran rakyat Palestina yang sebagian mendiami suatu wilayah (Gaza dan Tepi Barat) namun tidak diakui sebagai bangsa. Mereka tidak memiliki negara, sehingga mereka mengalami kesulitan dalam membangun bangsa Palestina. Keadaan yang nyaris sama dengan kondisi bangsa Yahudi yang terusir dari tanah mereka selama ribuan tahun, sampai berdirinya Israel.

PLO (Palestine Liberation Organization - Organisasi Pembabasan Palestina) sebagai organisasi terbesar memimpin pembebasan Palestina sejak 1967. PLO berdiri setelah semua kemungkinan penghapusan Israel, sebagaimana diyakini oleh bangsa Arab, menjadi hal yang mustahil. Rakyat Palestina mendirikan organisasi karena ketidakyakinan mereka terhadap negara-negara Arab. PLO dan faksi Fatah-nya menandatangani perjanjian yang membuka jalan bagi pemerintahan otonomi bagi Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Di tengah-tengah upaya merayu Israel dengan negosiasi itu, kalangan pemuda Palestina merasa tidak puas. Faksi ekstrim Hamas yang sejak lama memiliki gaya pembebasan garis keras semakin mendapat tempat di hati Rakyat Palestina. Agenda Hamas sendiri sejak lama adalah ‘penghapusan negara Israel dari peta bumi'. Posisi tegas terhadap Israel ini diulangi lagi oleh pemimpin Hamas Khaled Meshaal yang mengunjungi Gaza untuk kali pertama sejak 45 tahun lalu pada Jumat (07/12/2012). Hamas akan membebaskan tanah Palestina mulai dengan satu inci sampai akhirnya semua tanah Palestina dibebaskan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline