Lihat ke Halaman Asli

Ninoy N Karundeng

TERVERIFIKASI

Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Diego Michiels, Gegar Budaya dan Peringatan bagi Pemain (Naturalisasi)

Diperbarui: 24 Juni 2015   21:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Keributan dan penganiayaan oleh Diego Michiels sungguh patut disayangkan. Harapan digantungkan pada sosok pemain belakang ini. Timnas Indonesia membutuhkan tenaganya. Namun demikian keributan dan penganiayaan dan perbuatan kriminal yang dilakukan olehnya tak patut ditiru. Perbuatan tindak kekerasan di tempat hiburan malam yang dilakukannya sungguh memberikan catatan dan perhatian.

Pertama, Dieogo Michiels jelas tidak disiplin selama menjalani pemusatan latihan. PSSI wajib mengenakan sanksi tegas kepadanya. Sikap tegas ini penting tanpa PSSI merasa rendah diri kepada pemain naturalisasi. Hilangkan sifat dan sikap mendewakan pemain naturalisasi dan membela hal yang buruk. Hilangkan membutakan mata dan telinga dan silau oleh orang setengah asing. Sama dengan silaunya cewek-cewek lokal kampungan kepada para pria bule (tua, miskin, bodoh tak penting yang penting bule, hehehe). PSSI harus tegas mencoret pemain yang tidak disiplin.

Kedua, PSSI harus berbenah dan membuat peraturan yang dapat ditaati oleh para pemain. Kedisiplinan dan tindakan tegas bagi pelanggar aturan harus dirumuskan. PSSI harus menjalankan sportivitas dan menjadi contoh bagi banyak pihak, pemain, pengurus untuk bertindak sportif dan menegakkan disiplin agar menjadi contoh bagi banyak pemain lain baik hasil naturalisasi maupun pemain asal Indonesia.

Ketiga, Diego Michiels mengalami culture shock, gegar budaya begitu berada di Indonesia. Di Indonesia sebagai setengah bule, Diego dianggap setengah dewa dan bisa berbuat apa saja, mentang-mentang tenaganya dibutuhkan Timnas Indonesia. Padahal Diego tak lebih dari ‘belum menjadi superstar'. Kehidupan malam menjadi ciri khas pemain ini. Maka bisa jadi Diego Michiels akan layu sebelum berkembang. Kehidupan malam dan mabuk-mabukan akan menjadi penghambat peningkatan prestasinya.

Kalau Diego masih di Negara Belanda sana, Diego akan lebih disiplin. Di Belanda Diego bukan pula selebritas. Bukan siapa-siapa selain pemain sepakbola biasa saja. Diego kaget budaya karena merasa hebat dan diperhatikan banyak orang - bentuk lain kampungan gaya bule dan orang kulit hitam.

Keempat, para pemain naturalisasi atau calon pemain naturalisasi sebaiknya berpikir ulang untuk menjadi warga Negara Indonesia dengan menjadi pemain sepakbola. Situasi PSSI yang kisruh dan mengakibatkan kompetisi tidak jalan sebagaimana diharapkan juga akan menghambat karir pemain naturalisasi.

Jadi, Diego Michiels tak perlu dibela dan biarkan saja dia menghadapi hukum. Jika dibela nanti Diego Michiels akan berkembang menjadi Kurniawan Dwi Yulianto yang gagal menjadi bintang besar akibat narkoba. Berikanlah pelajaran kepada Diego agar belajar menjadi manusia sportif dan bijaksana. Semua ini demi kepentingan Diego dan kepentingan untuk memberikan pelajaran kepada semua pemain agar disiplin. Kejadian ini juga perlu dijadikan pelajaran dan perhatian bagi semua pemain naturalisasi, dan juga calon pemain naturalisasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline