"Om Niko, bagaimana melihat sisi psikologi kasus La Nyalla dengan KPSI-nya yang mengobrak-abrik persepakbolaan nasional?" tanya Monahara si jelita anak gadis Sabung tukang sabung ayam tetangga saya.
Kegilaan dan ketidakgilaan itu sebelas dua belas kata orang. Beda tipis. Namun kalau kita menilik langkah-langkah KPSI dengan motor La Nyalla Mattalitti, pengikut sekaligus hamba sahaya Nurdin Halid alias pembantu dan suruhan Golkar alias Aburizal Bakrie yang punya kepentingan dukungan menjadi presiden RI. Memang menurut perhitungan secara politis, jika bisa menguningkan pemuda pecinta sepakbola, dengan menguasai klub-klub sepakbola, Golkar dan Bakrie akan lebih mudah menjadi presiden RI.
Melihat langkah-langkah konyol dari mulai pergerakan KPSI sungguh menarik. Awalnya soal jumlah klub LIga Indonesia, lalu Statuta Bali. Dualisme liga Indonesia; LSI dan LPI. Lalu pemecatan Djohar Arifin. Lalu berdiri double kepengurusan PSSI dan PSSI-KPSI. Lalu double Timnas Indonesia; Timnas PSSI di bawah Nil Maizar dan Timnas KPSI di bawah komando Alfred Riedl.
Banyak ulasan telah dilontarkan terhadap PSSI dan KPSI. Namun saya sebagai orang yang paham psikologi akan mengulas sisi psikologi La Nyalla Mattalitti.
"Lalu termasuk dalam jenis manusia apa La Nyalla Mattalitti?" tanya Pingkan si jelita salah satu istri Dai.
"Wah secara spesifik susah deh mengenali orang semacam La Nyalla. Nyerah deh lihat kelakuannya. Namun aku mau mengulas secara umum saja ya secara psikologis tentang tindakan dan fenomena tindakan seseorang. Itu saja!"
Mari kita tengok. Secara umum dalam dunia psikologi ada yang dikenal sebagai (1) mental badak (rhinoceous mentality), ini untuk menunjuk pada orang yang tidak tahu malu dan maju terus tanpa menengok kanan-kiri. Ada juga istilah (2) mental tembok besar China (Chinese great wall mentality), ini digunakan untuk menunjuk pada sifat seseorang yang kuat tabah dan tidak lekang oleh waktu meskipun tantangan menghadang berupa kecaman, cacian dan himpitan.
Untuk kasus orang yang suka melihat keburukan misalnya akan tertawa melihat prestasi Timnas dihajar 10-0 dan menyalahkan orang lain, itu dikenal sebagai (3) ash burnt mentality alias mentalitas menghancurkan semuanya jika dia tak mendapatkan apa yang diinginkan. Lebih baik semuanya hancur dan semua tidak mendapatkan apa-apa daripada kalah.
Selain itu ada yang dikenal sebagai (4) rhino-like face alias bermuka badak. Biasanya orang seperti ini selalu nekat dan dilandasi oleh mental badak. Muka badak belum tentu mukanya seperti badak, bisa saja orang ganteng dan cantik. Namun biasanya jika orang bermental badak mukanya juga tergambar seperti badak. Biar cantik atau ganteng, jika mental dan muka badak dimiliki seseorang, maka muka tersebut tidak akan mengeluarkan cahaya atau aura positif. Muka itu akan kusut dan senyumnya pun senyum sinis.
Selain itu ada yang disebut (5) slave mentality alias mental budak. Orang yang bermental budak paling senang disuruh-suruh orang. Ciri orang bermental budak adalah disuruh apa saja mau. Ngepel, ngelap dan menyapu rumah tuannya biarpun dia seorang jenderal akan dilakukan. Yang penting si Tuan dan Nyonya puas. Mental budak ini akan bertindak sesuai suruhan tanpa reserve. Tak ada pertimbangan apapun selain smikna waatoqna (yes and yes)! Biarpun jadi pemimpin, pemimpin model begini akan selalu tunduk pada atasanya siapapun itu orangnya.
Karakter lainnya adalah (6) wildly mad mentality alias mentalitas ugal-ugalan dan gila-gilaan. Orang yang bermental seperti ini akan sangat senang sekali melalukan langkah-langkah ugal-ugalan, gila-gilaan yang memicu orang berkernyit.