Lihat ke Halaman Asli

Ninoy N Karundeng

TERVERIFIKASI

Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Jokowi dan Prabowo dalam Ramalan Jayabaya Ulasan Ki Sabdopanditoratu

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ramalan Jayabaya tentang NOTONOGORO selalu menarik di tengah persaingan Joko Widodo dan Prabowo Subianto Djojohadikusumo Lumban Tobing. Jelang dua bulan pilpres 9 Juli 2014 Ki Sabdopanditoratu mengeluarkan ramalan. Ramalan itu terkait dengan pemenang jabatan Presiden Republik Indonesia. Ramalan Jangka Jayabaya terkait dengan NOTONOGORO telah banyak diulas. NO pertama untuk Soekarno, TO untuk Soeharto, NO yang lain untuk Yudhoyono. Nah, GO dan RO untuk siapa? Jokowi atau Prabowo?

Ki Sabdopanditoratu menyebutkan peluang hanya ada pada dua nama. Joko WIdodo dan Prabowo Subianto Djoyohadikusumo Lumban Tobing. Kehilangan GO dan RO menurut Ki Sabdopandotoratu harus kembali ke belakang rumus NOTONOGORO. Yakni NO dan TO. Lalu siapa yang lebih cocok bisa kembali ke belakang yang mirip Soekarno (NO) dan Soeharto (TO).

Dari dua calon, Joko Widodo dan Prabowo Subianto, unsur O O O O (4) (Jo) (ko) Wi (do) (do) melebihi O O O (3) Pra(bo) (wo) Subian (to). Dari unsur O dalam ramalan Jayabaya, ternyata Joko Widodo melebihi Prabowo Subianto. Jokowi menang 4 O dalam nama Joko Widodo, sementara Prabowo mendapat 3 O dalam nama Prabowo Subianto.

Dalam unsur nama Pra (Bowo) memiliki makna (Pra-sebelum) Bowo alias Wibowo, yang berarti menjelang ‘kewibawaan' dan subiyanto memiliki makna ‘baik budi'. Jadi makna Prabowo Subianto adalah ‘sebelum berwibawa dan berbaik budi', arti kata lain ‘prabowo' adalah prajurit atau tentara. Jadi Prabowo Subianto cocok menjadi ‘prajurit yang baik budi'.

Bagaimana untuk Jokowi? Arti nama Joko Widodo. Namun catatan yang didapatkan Ki Sabdopanditoratu mengejutkan. Joko Widodo. Joko memiliki arti ‘ksatria, berjiwa besar dan tidak takut'. Widodo artinya ‘kebaikan, kesantunan, kesederhanaan, kebenaran, kebahagiaan sejati dalam kehidupan. Jadi Joko Widodo adalah ksatria yang berjiwa besar dan tidak takut memiliki ‘kebaikan, kesantunan, kesederhanaan, kebenaran, kebahagiaan sejati dalam kehidupan'.

Sebagai tambahan Jokowi memiliki nama kecil Mulyono artinya memang cocok dalam ramalan alias jangka Jayabaya kembali ke NO atau TO sebelum GO dan RO. Nah, Jokowi memiliki nama kecil Mulyono yang bermakna ‘bahagia atau terhormat', sekaligus kembali memiliki kedekatan dengan NOTONOGORO, kembali ke NO.

Prabowo tidak memiliki nama kecil. Namun Prabowo sebenarnya adalah memiliki keturunan darah Batak. Prabowo Subianto Djojohadikusumo Lumban Tobing. Dari catatan tentang NOTONOGORO Prabowo Subianto membawa arah baru dengan memiliki darah luar Jawa yakni Batak. Nama lengkapnya seperti tersebut di atas. Untuk memenuhi syarat pemenuhan jangka Jayabaya Prabowo lebih dekat kepada TO yakni Soeharto - Prabowo pernah menjadi menantu Soeharto. Namun kedekatan pulung itu hilang sejalan dengan berakhirnya hubungan pernikahan dengan putri Presiden Soeharto. Artinya kedekatan ‘pulung mendekati kemuliaan TO' hilang dengan berakhirnya pernikahan dengan putri Soeharto.

Dari Shio Joko Widodo bershio Kerbau lahir 21 Juni 1961. Prabowo lahir 17 Oktober 1951 bershio Kelinci. Shio Kerbau dikenal rajin terbukti Jokowi ketika sekolah bekerja sebagai tukang ojek payung, kuli panggul, dan pekerjaan serabutan lainnya untuk mencari uang jajan. Penuh keprihatinan. Sementara Prabowo bershio Kelinci memiliki kehidupan gemerlap karena ayahnya adalah pengusaha besar yang malang-melintang di berbagai negara. Hidup mewah.

Ada satu hal lagi yang menurut Ki Sabdopanditoratu,Shio Jokowi sama dengan Shio Bung Karno: Kerbau. Bung Karno dan Jokowi memiliki zodiak yang sama: Gemini. Shio merka pun sama. Selain itu tanda kembalinya Jangka Jayabaya ke NO awal - karena di antara keduanya tak memiliki nama akhir NO seperti jangka nama NOTONOGORO - dan Joko Widodo ternyata memiliki nama keci Mulyono (NO) awal lagi dalam NOtonogoro Jayabaya. Yang paling dahsyat adalah tanggal 21 Juni adalah hari kematian Bung Karno dan tanggal 21 adalah hari kelahiran Joko Widodo. Maknanya menurut Ki Sabdopanditoratu, bahwa dalam ranah kekuasaan ‘pulung roh Bung Karno' menaungi dan mendorong Jokowi menjadi pengganti pelanjut ‘Bung Karno'.

Dengan demikian, silakan simpulkan sendiri siapa yang akan menjadi Presiden RI. Ki Sabdopanditoratu hanya memaparkan sesuai dengan kenyataan tentang ilmu dunia perhitungan alias ‘petung' Jawa terkait ‘pulung kamulyan' alias kemuliaan. Pikirkan menurut uraian di atas siapa yang lebih dekat dengan perhitungan Jangka Jayabaya kembali ke NOTONOGORO. Joko Widodo atau Prabowo Subianto Djojohadikusumo Lumban Tobing yang akan memenuhi ramalan Jayabaya yang kembali ke NO awal dalam NOtonegoro?

Salam bahagia ala saya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline