Lihat ke Halaman Asli

Ninoy N Karundeng

TERVERIFIKASI

Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Kisah Sukses Shahrini, Sheikh Siti Jenar, dan Kisah Gunung Kemukus

Diperbarui: 4 April 2017   17:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya. Gunung Kemukus. Namun ini bukan hanya cerita tentang wisata ziarah seks. Bukan. Memang, Malam Jum'at Pon dan Jum'at Kliwon adalah malam keramat ritual seks di Gunung Kemukus. Ratusan orang peziarah memadati lokasi makam Pangeran Samudra dan Dewi Purboayu (bukan Nyai Ontrowulan). Ini kisah tentang Shahrini, bukan nama sebenarnya, sejak tujuh tahun lalu berkunjung ke Gunung Kemukus sebelum menjadi selebritas. Juga tentang kisah Pangeran Samudro dan Dewi Purboayu. Mari kita ikuti kisah melalui penerawangan Ki Sabdonpanditoratu tentang versi ketiga kisah Pangeran Samudro dan ibu tirinya Dewi Purboayu.

Shahrini adalah fenomena di Gunung Kemukus. Perempuan itu mengaku bernama Shahrini. Publik tahu tentang Gunung Kemukus di Sragen, tempat ritual ziarah wisata seks terkenal. Gubernur Ganjar Pranowo pun mengakui adanya ziarah menyimpang di makan legendaris Pangeran Samudro. Siapakah Pangeran Samudro yang sebenarnya.

Kisah Pangeran Samudro dan ibu tirinya Dewi Purboayu yang dimakamkan di Gunung Kemukus harus diluruskan. Pangeran Samudro sebenarnya adalah murid Sheikh Siti Jenar. Mendengar Pangeran Samudro yang merupakan keturunan Brawijaya ke-5, yang nama aslinya Pangeran Bhurwanata. Di kemudian hari Pangeran Bhurnawata menjadi murid Siti Jenar. Hal ini membuat marah Sunan Kalijaga. Maka Sunan Kalijaga mengirimkan utusannya untuk mengembalikan keyakinan Islam Pangeran Samudro yang dianggap sesat.

Pangeran Samudra pun menolak meninggalkan keyakinan hakikat dan menjadi murid setia Sheikh Siti Jenar. Mendengar penolakan itu, Sunan Kalijaga pun murka. Maka para utusan diperintahkan untuk menghukum Pangeran Bhurwanata, alias Pangeran Samudra. Dikejarlah Pangeran yang dilindungi oleh Dewi Purboayu yang tinggal di dusun sisi kanan dekat Gunung Kemukus. Pangeran Samudro terdesak dan lari ke Gunung Kemukus. Utusan Sunan Kalijaga mengejar dan berhasil membunuh Pangeran dan sekaligus juga Dewi Purbaayu.

Dikisahkan, sebelum meninggal Pangeran Samudro mengucapkan wasiat berupa mantra. Mantra itu berbunyi,"mengko sak lawase manjing dino wengi Jum'at Pon lan Kliwon, pas sukmoku ilang marang sangkaraning dumadi, para cantrik lan murid Kanjeng Sunan Kalijaga ngger nglakoni ritual pasomahan kafitnahan sing katrap ning kawulo lan sesepuh kuwalon Dewi Purboayu'. Artinya. Nanti, selamanya setiap datang malam Jum'at Pond an Kliwon, ketika jiwaku hilang menuju ke keabadian, para pengikut Kanjeng Sunan Kalijaga akan mengalami laku ritual hubungan seks yang dituduhkan kepada saya dan ibu tiri saya Dewi Purboayu.

Jadi sebenarnya, Pangeran Samudro dan ibu tirinya Dewi Purboayu tak memiliki hubungan asmara dan cinta terlarang. Yang sebenarnya, karena mereka pengikut Sheikh Siti Jenar, maka para pengikut Sunan Kalijaga menghembuskan fitnah dan menuduh mereka melakukan cinta terlarang. Maka yang benar adalah akibat kutukan mantra itu, tak ada satu pun pengikut Sheikh Siti Jenar yang melakukan ritual seks di Gunung Kemukus. Justru pengikut Sunan Kalijaga sejak abad ke-19 melakukan ritual seks di Gunung Kemukus. Itulah awalnya banyak orang mengunjungi Gunung Kemukus karena tarikan mantra orang suci Pangeran Samudro dan Dewi Purboayu.

Dan, di zaman modern ini, salah satu orang yang percaya mistis Gunung Kemukus adalah Shahrini. Catatan harian Shahrini di Gunung Kemukus adalah catatan tentang nilai. Tentang inspirasi. Tentang keindahan contoh hidup. Kita angkat kisah catatan harian yang gemerlap. Shahrini. Dia adalah artis alias seniman. Namun belakangan lebih dikenal sebagai sosok selebritas.

Mari kita tengok kisah Shahrini, selebritas asli Bogor yang membuat para anak gadis remaja dan ibu-ibu muda yang keranjingan menjadikan anak-anak mereka sebagai selebritas. Orang terkenal. Kaya. Dan dipermak menjadi cantik jelita sepanjang masa. Kisah sukses Shahrini pun tak lepas dari Gunung Kemukus.

Di seluruh dunia American Idols tetap menjadi magnet. Di berbagai negara ada wabah idol. Kekuatan internet membuat kontes menjadi semakin marak. Mimpi meraih prestasi cepat dan instan merasuki banyak orang. Sifat sabar dan proses telah digantikan dengan cepat dan instan. Sabar menjadi pilihan kata kuno. Diksi yang membuang waktu. Kesabaran menjadi identik dengan kekalahan dan kemunduran. Itu pula sejalan dengan kisah pencari kekayaan jalan pintas: pesugihan alias pencarian kekayaan secara mistis di Gunung Kemukus masih berlangsung.

Gunung Kemukus sejak dulu adalah gambaran hedonisme dunia yang semakin menjadi. Tentang gemerlap kekayaan. Semua orang takjub. Semua orang terkesiap. Para remaja putri pun ingin mengikuti gaya hidup Shahrini. Para ibu yang punya anak perempuan memimpikan suatu saat anak mereka seperti Shahrini. Perempuan muda bermoral mana yang tak suka dengan gaya hidup Shahrini. Para ibu bermoral mana yang tak setuju dengan gaya urakan, sok pamer, sok cantik, dan tak memiliki rasa malu sama sekali. Maka Gunung Kemukus serasa menjanjikan kisah sukses seperti kisah Shahrini.

Ya, Shahrini adalah kisah hidup perempuan muda dari pelosok kampung yang tiba-tiba menjadi selebritas dunia-akhirat. Tak tanggung-tanggung Shahrini ini katanya berteman dengan Lady Gaga - kalau Syahrini bertemanan dengan Paris Hilton. Semua itu berkat Gunung Kemukus.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline