Lihat ke Halaman Asli

nino indrianto

Dosen IAIN Jember

Mendekatkan Diri kepada Allah Melalui Kurban

Diperbarui: 10 Juli 2022   13:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

oleh: Dr. Nino Indrianto, M.Pd.

Ibadah kurban merupakan ibadah yang diperintahkan Allah sejak jaman Nabi Adam AS. Bahkan setiap Nabi yang diutus Allah memiliki perintah kurban. Ibadah kurban yang diikuti Nabi Muhammad tidak terlepas dari peristiwa historis Nabi Ibrahim As. Rasulullah . suatu saat Rasulullah ditanya oleh sahabatnya mengenai apa udhiyah (penyembelihan kurban) itu? Beliau menegaskan: (ini adalah sunnah bapakmu, Nabi Ibrahim As).

Nabi Ibrahim As hidup pada abad 18 SM. Dimana pada zaman itu terjadi kesesatan yaitu orang tua mengorbankan anaknya atau manusia lainnya untuk dipersembahkan kepada dewa-dewa atau tuhan-tuhan mereka. Maka perintah kurban salah satunya adalah untuk menghapus kesesatan tersebut.

Perintah kurban kepada Nabiyullah Ibrahim As untuk menyembelih anaknya, Nabi Ismail adalah perintah Allah yang disampaikan melalui mimpi sebagaimana dikisahkan dalam Al-Quran (As-Shaaffat: 102) 

"Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkan apa pendapatmu!" Ia (Ismail) menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insyaallah Engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang bersabar".

Siapapun yang mengaku beriman pasti akan diuji oleh Allah . Sebagai bapak akan diuji, sebagai Ibu dan istri akan diuji dan juga sebagai anak juga akan diuji. Ujian tersebut untuk membuktikan kebenaran iman kepada Allah .

Disebutkan juga dalam akhir kisah tersebut, Allah memberikan pengganti seekor domba besar atas keberhasilan Ibrahim dan Ismail dalam melaksanakan perintah dan ujian yang amat berat itu, seperti diungkap Al-Quran (As-Shaaffat: 107)

"Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar".

Para mufassir menyatakan, perintah Allah kepada Ibrahim agar menyembelih putranya adalah untuk menyampaikan pesan kepada kita, bahwa betapapun besarnya cinta seseorang kepada anak atau apapun yang dimiliki, tidak boleh mengalahkan kecintaan kita kepada Allah. Karena Ridlo Allah dan cinta Allah lah yang sejatinya paling berarti dalam hidup ini.

Allah berfirman dalam surat Ali-Imron ayat 92

"Sekali-kali kalian tidak akan meraih kebaikan sehingga menginfakkan dari apa yang kalian cintai, dan apa saja yang kalian infakkan maka Allah Maha Mengetahui"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline